.: FENAMIFOS :.

[FENAMIPHOS]

 

 

 Ethyl 4-(methylthio)-m-tolyl  isopropylphosphoramidate

 

Rumus Molekul :  C13H22NO3PS                                                                                 

Massa Molekul : 303,39 Dalton

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

22224-92-6

NOMOR HS : 2835.29.00.00
NOMOR UN : 2783

 

Sinonim dan nama dagang

 

Phosphoramidic acid, (1-methylethyl)-, ethyl 3-methyl-4-(methylthio) phenyl ester ; Phosphoramidic acid, isopropyl- ; (1-Methylethyl) phosphoramidic acid ; Isopropylphosphoramidic acid ethyl 4-(methylthio)-m-tolyl ester ; Nemacur ; Phenamiphos

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

Padatan berwarna putih,  berbentuk kristal atau padatan seperti lilin

  1. Titik lebur

:

49 °C

  1. Titik didih

:

49,2 °C

  1. Tekanan uap

:

0,12 mPa ( 20 °C); 4,8 mPa ( 50 °C)

  1. Berat jenis

:

1,14 pada ( 20 °C) (air = 1)

  1. pKa

:

10,50 pada 25 °C

  1. Log Kow

:

3,30

  1. Kelarutan

:

Dalam air 700 bpj pada 20°C, larut dalam diklorometana, isopropanol, pelarut organik, tidak larut dalam pelarut alifatik.

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Fatal jika tertelan

  • Fatal jika terkena kulit

  • Fatal jika terhirup

  • Menyebabkan iritasi pada kulit

  • Menyebabkan iritasi pada mata

  • Dapat menyebabkan reaksi alergi ringan pada kulit

  • Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk kedalam saluran pernafasan.

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Dilarang makan minum, atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini

  • Basuh tangan dengan seksama sesudah menangani bahan ini

  • Jangan sampai kena mata, kulit dan pakaian

  • Kenakan sarung tangan pelindung, pelindung mata/ wajah dan pelindung pernafasan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten

  • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya

  • Gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik

  • Hindarkan emisi kelingkungan, jika bukan merupakan peruntukan penggunaan.

  1. PENYIMPANAN

Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak boleh dicampurkan

 

  1. PENGGUNAAN

Sebagai nematosida

 

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Stabil pada suhu dan tekanan normal. Data titik nyala tidak tersedia meskipun kemungkinan mudah terbakar. Dalam kondisi laboratorium pada pH 5-7 bahan tersebut stabil. Dalam campuran propanol-air pada pH 2 setelah 14 hari terdegradasi 40%. Dalam pH 7, selama 50 hari, tidak terjadi degradasi. Pada pH 11,3 selama 31,5 hari terdegradasi 50%.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Pada pemanasan melepaskan gas yang sangat beracun dan korosif. Hasil urai pada pemanasan berupa oksida fosfor, nitrat dan sulfur oksida

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Hindari pembentukan debu. Jauhkan dari persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.

  1. Inkompatibilitas

    Fenamifos  dengan :

:

Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan oksidator dan alkali.

  • Oksidator kuat : menimbulkan  bahaya kebakaran dan ledakan
  • Alkali : kemungkinan terdegradasi

 

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50     tikus – oral 8 mg/kg

    LD50     tikus – kulit 80 mg/kg

    LD50     mencit – oral 22700 µg/kg

    LD50     anjing – oral 10 mg/kg

    LD50     kucing – oral 10 mg/kg

    LD50     kelinci – oral 10 mg/kg

    LD50     kelinci – kulit 178 mg/kg

    LC50     tikus – terhirup 91 mg/m3/4 jam

  1. Data Mutagenik :

    Dosis 5,0 - 80 ug/ml menggunakan indikator pertukaran pasangan kromatid (sister chromatid exchange), tidak menunjukkan efek yang signifikan

    Pada uji Ames menggunakan S. typhimurium dengan dan tanpa aksivasi metabolik menunjukkan hasil negatif pada uji mutasi

    Pada uji mikronukleus tidak menunjukkan efek mutasi

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS : Tidak karsionegenik

    IARC : Tidak karsionegenik

    OSHA : Tidak karsinogenik

    NTP : Tidak karsinogenik

    ACGIH :  A4 – Tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia Dosis 3, 10 atau 30 bpj dalam diet selama 2 tahun tidak menunjukkan efek

    karsinogen pada tikus

  1. Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia

     

  2. Data Teratogenik : Data tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik : Data tidak tersedia

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    Tidak menunjukkan penyimpangan pertumbuhan pada tikus offsping yang diberi dosis 0; 0,3; 1,0 dan 3,0 mg/kg secara gavage pada hari 6-15 masa menyusui.

    Tidak menunjukkan toksisitas pada fetus dan embryo kelinci yang diberi dosis 0,1; 0,3 atau 1,0 mg/kg/hari secara oral pada hari 6-18 masa menyusui

     

  5. Efek Lokal : Data tidak tersedia

     

  6. Organ Sasaran : Data tidak tersedia

     

  7. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :

    Gangguan hati,  sistem syaraf dan  pernafasan

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Ketika terhirup, efek penghambat kolinesterase mula – mula umumnya terjadi pada pernafasan, dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi bronkial dan penyempitan bronkhial. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal, midriasis, lakrimasi, pengeluaran air liur dan keringat, dan rasa bingung. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi ataksia, bicara yang tertelan, arefleksia, kelemahan, keletihan, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil di luar kemauan (tanpa sengaja), sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan denyut jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian denyut jantung dapat juga terjadi. Akibat jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan penyakit pada otot dengan pelunakan otot. Beberapa senyawa organofosfat dapat menyebabkan neuropati yang tertunda dimulai 1 – 4 minggu setelah paparan akut dimana dapat atau tidak dapat menyebabkan efek kolinergik akut. Kematian rasa, rasa gelitik, kelemahan dan kejang yang dimulai secara simetrik pada tungkai dan lengan bawah yang dapat berkembang menjadi ataksia dan kelumpuhan. Dalam kasus berat, kemungkinan efek-efek tersebut dapat terjadi pada tungkai dan lengan bagian atas dan paralisis lemah yang dapat berkembang menjadi paralisis yang disertai kejang dengan refleks yang berlebihan. Perbaikan dapat terjadi dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian, namun biasanya beberapa gangguan fungsi masih dapat dirasakan.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Sama seperti paparan organofosfat

Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan efek yang serupa terjadi pada paparan jangka pendek, termasuk neuropati yang tertunda. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi kerusakan daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, rasa bingung, kelesuan, ketidakstabilan emosi, suka menyendiri (menarik diri dari lingkungan sosial), sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respon tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, perasaan mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan terjadi efek seperti kondisi sakit flu dengan sakit kepala, mual, kelemahan, anoreksia dan perasaan tidak enak badan yang tidak jelas.

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Ketika tertelan, efek mula-mula dapat berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambat kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam. Efek tertunda seperti neuropati dapat muncul.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek

  1. kontak dengan mata

   
  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Sama seperti paparan organofosfat.

Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang-kadang midriasis dapat terjadi sebagai pengganti miosis. Dengan paparan yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari efek penghambat kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Beberapa campuran dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal jika digunakan sebagai tetes mata miotik.

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup banyak, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju absorbsi meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu sekitar yang tinggi. Neuropati yang tertunda juga mungkin terjadi.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Beberapa organofosfat kemungkinan dapat menyebabkan sensitisasi kulit.

  1. ANTIDOTUM

 

 

  1. INFORMASI EKOLOGI

  1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia

     

  2. Data Ekotoksisitas :

    • Toksisitas pada ikan 

      LC50  Bluesill sunfish (Lepamis macrochirus 0,5-1 g) = 9,5 bpm/ 96 jam 

      EC50 Daphnia magna : 1,9 bpm/ 48 jam

    • Toksisitas pada Invertebrata

      LC50 (mortalitas) 3000 μg/kg selama 24 jam – Brachionus plicatilis (Rotifier)        

      LC50 (mortalitas) 490 mg/L selama 48 jam - Brine shrimp (Udang)

    • Biokonsentrasi dan degradasi

      BCF pada ikan berkisar antara 21 s/d 89

      Fenamiphos tidak mengalami bioakumulasi dalam ikan. Harga BCF rata-rata 21 pada fillet ikan  dan 61  pada seluruh bagian ikan. Harga BCF maksimum residu 89 pada seluruh bagian ikan dan 24 pada fillet ikan.

       

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

    0,1       mg/m3          OSHA TWA

    0,1       mg/m3          ACGIH TWA

    0,1       mg/m3          NIOSH TWA yang direkomendasikan

    0,00025 mg/kg/hari Oral RfD (UF: 100, MF: 1)

  1. Metode Pengambilan Sampel : Data Tidak Tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan : Data Tidak Tersedia

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

    Dalam kondisi dimana penggunaan berulang – ulang atau terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk  peringatan sebelum penggunaan.

    • Jenis respirator yang digunakan

      • Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau dengan seketika/ langsung  berbahaya terhadap kehidupan atau  kesehatan

      • Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian :

    Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan :

    Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan). Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk Dokter :

Pertimbangkan pemberian oksigen.

 

  1. Jika tertelan

     

:

Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan jika diperlukan. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk Dokter :

Pertimbangkan pembilasan lambung dan pemberian oksigen. Hindari pemberian obat anti depresi, suksinilkolin dan bahan kolinergik lainnya

 

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Petugas tanggap darurat  harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan mungkin diperlukan. Cuci area yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran tinggi. Uapnya dengan udara membentuk campuran yang mudah meledak. Uapnya bergerak ke arah sumber api dan dapat berbalik. Sebagian besar uapnya lebih berat dari udara. Uapnya menyebar di bagian dasar dan berkumpul di tempat rendah atau tempat tertentu seperti pipa pembuangan, lantai dasar dan tangki. Uapnya meledak dan berbahaya di dalam ruangan, di luar atau dalam saluran. Mengalirkan ke dalam pipa mungkin akan menimbulkan bahaya api atau ledakan.

  1. Media pemadam

:

Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa.

Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Gunakan media pemadam yang sesuai. Hindari penghirupan bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah. Jika bahan terbakar atau dalam ruangan yang terbakar, gunakan air dalam jumlah banyak atau kabut. Semprotan kuat mungkin tidak efektif. Dinginkan semua kemasan dengan membanjirinya dengan air. Gunakan busa alkohol tahan bahan kimia atau karbon dioksida. Untuk kebakaran pada tangki, kereta rel atau truk tanki pindahkan sampai 800 m. Jika terjadi kebocoran, pertimbangkan untuk melakukan evakuasi jauh dari sumber kebakaran. Hasil pembakaran mempunyai titik nyala rendah.

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

 

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Pakaian pelindung untuk uap harus dikenakan sewaktu menangani tumpahan meskipun tidak ada api. Hilangkan semua sumber nyala (rokok, percikan atau nyala api). Semua peralatan yang digunakan untuk produksi harus di bumikan (menggunakan aarde). Jangan berbicara atau berjalan-jalan di area tumpahan.

  • Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.

  • Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.

  • Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut, isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.

 

  1. Ke udara

: Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.
  1. Ke air

:

Serap dengan karbon aktif. Kumpulkan bahan yang tumpah menggunakan peralatan mekanis. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.

  1. Ke tanah

:

Gali tempat penampungan seperti lagoon, kolam atau lubang. Tutupi dengan lembaran plastik untuk mengurangi penyebaran dan lindungi dari kontak terhadap air

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI


 

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :

    Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, padatan, beracun

    Nomor UN/ID : 2783

    Kelas IATA/ICAO : 6.1

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    Kode instruksi kemasan :   P002 (IMDG Code)

    Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, padatan, beracun

    Nomor UN/ID :   2783

    Kelas IMDG : 6.1

    Kelompok kemasan : I

    Nomor EmS : 6.1-04

    Nomor MFAG Table : 505

    Polutan laut : Ya

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  TB3675000

Nomor EINECS : 244-848-1

  1. PUSTAKA

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM