.:  HIDROGEN FLUORIDA :.

[HYDROGEN FLUORIDE]

 

 H – F

 

 

Hydrofluoric acid

 

 

Rumus Molekul : HF                                                                            

Massa Molekul : 20,01 Dalton

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

7664-39-3

NOMOR HS : 2811.11.00.00
NOMOR UN : 1052

 

Sinonim dan nama dagang

 

Hydrofluoric acid; Fluorhydric acid; Anhydrous hydrofluoric acid; hydrofluoric acid gas; Antisal 2B; Hydrogen fluoride anhydrous

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

Cairan berasap atau gas pada suhu < 19oC, tidak berwarna, baunya mengiritasi sangat kuat.

  1. Titik lebur

:

- 83 °C

  1. Titik didih

:

20 °C

  1. Suhu kritis

:

188 °C, pada 64 atm

  1. Tekanan uap

:

917 mmHg pada 25 °C;  760 mmHg pada 20 °C

  1. Kerapatan uap

:

0,7 (udara = 1)

  1. Berat jenis

:

0,987 – 0,991(air = 1)

  1. pKa

:

3,19 ; bersifat asam lemah

  1. Indeks refraksi

:

1,1574 pada 25 °C

  1. Ambang bau

:

Di udara terdeteksi pada 0,5 – 3 bpj. Ambang bau terendah 0,0333 mg/m3; tertinggi 0,1333 mg/m3; kadar yang mengiritasi 4,17 mg/m3

  1. Kelarutan

:

Larut dalam air dan etanol, larut sedikit dalam eter, benzena, toluen, m-ksilen dan tetrahidronaftalen.

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Kemungkinan korosif pada logam

  • Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah

  • Menyebabkan kerusakan parah pada mata

  • Jika kontak dengan melepaskan gas mudah menyala

  • Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk kedalam saluran pernafasan

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Dilarang makan, minum atau merokok  sewaktu menggunakan bahan ini

  • Basuh tangan dengan seksama ketika menangani bahan ini

  • Jika terhirup pindahkan korban ke udara segar dan istirahatkan pada posisi yang nyaman untuk bernafas

  • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya

  • Gunakan hanya diluar ruangan atau di area yang berventilasi baik

  • Jika tertelan, basuh mulut jangan merangsang muntah

  • Kenakan  sarung tangan pelindung dan pelindung mata/ wajah, pelindung pernafasan serta pakaian pelindung yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten

  1. PENYIMPANAN

Lindungi dari kerusakan fisik. Ventilasi diperlukan. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak boleh dicampurkan. Simpan ditempat dingin, kering, berventilasi baik, dan  jauhkan dari sinar matahari langsung.

 

  1. PENGGUNAAN

Sebagai katalisator terutama dalam industri pengilangan minyak bumi (alkilasi parafin); dalam proses fluorinasi, terutama dalam industri aluminium; pembuatan senyawa fluorida; untuk pemisahan isotop-isotop uranium; dalam pembuatan plastik yang mengandung fluor; dalam bahan pewarna kimia, industri film fotografi.

Menurut FDA, 21 CFR 175.105, hidrogen fluorida merupakan bahan tambahan tidak langsung yang digunakan hanya sebagai komponen perekat.

 

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Dapat bereaksi dengan pelepasan panas saat kontak dengan air. Membebaskan gas beracun, korosif, mudah terbakar atau mudah meledak.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Hasil urai pada pemanasan berupa senyawa-senyawa terhalogenasi.

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Dapat menyala atau meledak jika kontak dengan bahan mudah terbakar.

  1. Inkompatibilitas

    Hidrogen Fluorida  dengan :

:

--

  • 2-Aminoetanol : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Amonium hidroksida : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Anhidrida asetat : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Arsen Trioksida : Reaksi berpijar.

  • Asam nitrat : Dapat menyala.

  • Asam nitrat + gliserol : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Asam nitrat + asam laktat : Campuran yang tidak stabil.

  • Asam nitrat, propilen glikol dan perak nitrat : Campuran yang tidak stabil.

  • Asam sulfat : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Asam tetrafluorosilisat : Reaksi hebat.

  • Asam bismuth : Reaksi hebat yang membebaskan oksigen terozonisasi.

  • Asam klorosulfat : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Asam metanasulfonat : Elektrolisis campuran menghasilkan oksigen difluorida yang mudah meledak.

  • Bahan pelapis : Dapat merusak.

  • Beton : Dapat merusak.

  • Difosfor pentoksida : Reaksi hebat.

  • Etilendiamina : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Etilenimina : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Fluor : Reaksi kuat disertai nyala.

  • Fosfor(V) oksida : Reaksi dahsyat dibawah suhu 20°C

  • Gelas : Dapat merusak.

  • Kalium permanganat : Reaksi hebat dan eksotermik dengan adanya asam pekat.

  • Kalium tetrafluorsilikat : Reaksi pembebasan silikon tetrafluorida yang hebat.

  • Kalsium oksida : Reaksi sangat hebat dengan pijar.

  • Karet : Dapat merusak.

  • Kulit : Dapat merusak.

  • Logam : Dapat menimbulkan gas hidrogen yang mudah terbakar saat kontak

  • Merkuri oksida : Reaksi eksotermik kecuali jika terdapat proses pendinginan

  • Natrium : Bereaksi disertai ledakan hebat dengan adanya larutan asam.

  • Natrium Hidroksida : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup yang mencukupi sehingga suhu reaksi dibawah 0°C

  • N-Phenylazopiperidin : Reaksi hebat.

  • Oleum : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Bahan-bahan organik : Dapat merusak.

  • Plastik : Dapat merusak.

  • Propiolakton (beta) : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Propilen oksida : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

  • Sianogen fluorida : Reaksi polimerisasi yang dapat meledak.

  • Silika : Menghasilkan silika tetrafluorida.

  • Bahan mengandung silika : Dapat menyebabkan korosi.

  • Sulfida : Membebaskan hidrogen sulfida.

  • Vinil asetat : Suhu dan tekanan dapat meningkat dalam kemasan tertutup.

 

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50         tikus – oral                       661 mg/kg

    LD50         tikus – intraperitoneal      500 mg/kg

    LD50         tikus – subkutan              640 mg/kg

    LD50         mencit – oral                   900 mg/kg

    LD50         mencit – subkutan           560 mg/kg

    LD50         kelinci – kulit                  3540 mg/kg

    LD50         kelinci – subkutan          1200 mg/kg       

    LD50         kelinci – intravena           300 mg/kg     

    LD50         tupai – intratratekal            96 mg/kg     

    LC50         tikus – terhirup            13300 bpj/4 jam

    LC50         mencit – terhirup               23 g/m3

    LC50         tupai– terhirup              1700 bpj/4 jam

  1. Data Mutagenik :

    Uji Kerusakan DNA – terhirup pada Drosophila melanogaster 1300 bpt selama 6 minggu

    Kehilangan kromosom seksual dan non disjunction – terhirup pada Drosophila melanogaster 2900 bpt

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS        : Tidak karsinogenik

    IARC       : Tidak karsinogenik

    OSHA      : Tidak karsinogenik

    NTP         : Tidak karsinogenik

     

  1. Data Iritasi/Korosi :

    50 mg mata-manusia iritasi berat

     

  2. Data Teratogenik : Data tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik : Data tidak tersedia

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    TCLo        tikus betina hamil – terhirup 470 μg/m3/4 jam, 1 – 22 hari secara kontinyu

    TCLo        tikus betina hamil – terhirup 4980 μg/m3/4 jam, 1 – 22 hari secara kontinyu

     

  5. Efek Lokal :

    Iritatif bila terhirup, terkena kulit, mata dan tertelan

     

  6. Organ Sasaran : Data tidak tersedia

     

  7. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Data tidak tersedia

     

  8. Data Tambahan

    Contoh kasus :

    Satu kasus pada kerusakan mata yang serius dapat digambarkan sebagai berikut , epitel kornea secara cepat menjadi keruh, pada hari pertama, disamping terjadi stroma, konjungtiva menjadi iskemia. Karena merasa sakit pasien diberi injeksi Ca glukonat 10%, perbaikan epitel kornea memerlukan waktu 20 hari, dan selama beberapa tahun muncul problem keratitis sicca dan erosi epitel yang baru, epitel kembali normal setelah 4 tahun. 

    12 kasus kulit terbakar karena HF. Seorang pekerja terkena asam fluorida, kemudian tangan bagian depan direndam larutan bikarbonat, tetapi rasa sakit semakin bertambah dan disekitar tangan menjadi terbakar. Rasa sakit tetap ada setelah diberi Ca glukonat, setelah 2 hari bagian yang terbakar meluas, kulit menjadi normal setelah 1 bulan.

    Buruh yang tidak terlindung mengambil sehelai karbon yang diimpregnasi dengan HF 50%, setelah dua jam jari tangannya merasa sangat sakit dan kulitnya memutih dan mengeras. Dia ditangani dengan perendaman yang lama dalam larutan panas Na bikarbonat, kemudian diberi pasta MgO dan diulangi tiap 4 jam. Rasa sakit yang bertahan selama beberapa hari menunjukkan bahwa tindakan ini tidak memuaskan. Kulit mengalami nekrosi dan jaringan mati. Setelah 3 bulan, terjadi pemulihan bertahap dengan disertai pembentukan kerak.

    Jika kontak dengan kulit, mata menimbulkan iritasi parah dan rasa sakit, gejala lebih lanjut berupa gangrene.

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Dua orang yang terpapar sebesar 120 bpj mengalami iritasi saluran pernafasan. Merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat ditoleransi untuk jangka waktu lebih dari satu menit. Paparan sebesar 30 bpj menyebabkan iritasi ringan pada hidung dan dapat ditoleransi hingga beberapa menit. Konsentrasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan rasa tercekik untuk sementara, batuk, menggigil, nyeri dan sesak pada dada, dan sesak nafas. Keadaan tanpa gejala yang berlangsung dalam periode waktu 12 – 48 jam dapat diikuti dengan demam, batuk, sesak nafas, sianosis, nafas berbunyi dan  edema paru atau radang paru bronkial. Pada manusia, kerusakan ginjal hanya dilaporkan terjadi dalam kasus paparan berlebihan yang akut dan parah. Dalam empat kejadian yang terpisah, 9 pekerja tersiram dengan asam hidrofluorat; sebanyak 6 orang meninggal. Kematian terjadi 2 – 10 jam setelah paparan dan disebabkan karena edema paru, edema paru hemoragik dan trakeobronkitis uleseratif, atau terhentinya kerja jantung. Dalam satu contoh kasus, konsentrasi zat pada zona pernafasan diperkirakan diatas 10.000 bpj.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Sebanyak 5 orang yang terpapar selama 6 jam/hari, 5 hari/minggu selama 10 – 50 hari pada konsentrasi rata-rata hingga 4,7 bpj mengalami iritasi hidung yang ringan. Paparan berulang terhadap konsentrasi yang rendah dapat menyebabkan penyumbatan hidung, pendarahan pada hidung, penyakit sinus dan bronkitis. Absorbsi jumlah fluorin yang berlebih dapat menyebabkan fluorosis, suatu gejala yang dikarakterisasikan dengan perubahan tulang osteosklerotik. Kasus osteosklerosis pada tingkatan yang bervariasi telah dilaporkan terjadi pada pekerja yang terpapar hidrogen fluorida dalam hitungan waktu tahunan, biasanya 3 tahun atau lebih. Bukti awal perubahan terlihat jelas pada tulang panggul dan tulang belakang lumbal dan dapat disertai dengan nyeri punggung belakang yang ringan hingga sedang, serta kekakuan. Barangkali, gejala fluorosis lainnya mungkin terjadi, seperti penurunan berat badan, penyakit kesehatan yang umum, anemia, kerapuhan tulang dan perubahan warna pada gigi yang sedang berkembang. Studi pada hewan mengindikasikan bahwa paparan berulang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru, hati dan ginjal. Efek reproduktif telah dilaporkan terjadi pada hewan.

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Penelanan dapat menyebabkan luka bakar pada mulut, kerongkongan, perut dan usus halus disertai radang lambung, pendarahan lambung, muntah, mual, sakit perut, dan diare. Dosis besar dapat menyebabkan nekrosis yang ekstensif dengan perforasi pada perut, syok dan kematian. Keracunan sistemik dapat menyebabkan hipoglisemia, hiperkalemia, hipomagnesia, dan hipokalsemia yang parah yang terjadi dalam tetani, khususnya pada kaki dan tangan, dan parestesia. Dapat terjadi hipotensi, syok pada peredaran darah, dan aritmia jantung termasuk takikardia sinus atau fibrilasi ventrikular, terkadang didahului dengan takikardia.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Penelanan konsentrasi kecil dalam jangka panjang dapat menyebabkan fluorosis disertai penebalan osteosklerotik dengan kalsifikasi dalam pelengkap ligamen tulang kerangka, penurunan berat badan, kerapuhan tulang, pengurangan ruang sumsum tulang disertai anemia, kelemahan, penyakit kesehatan yang umum, kekakuan pada persendian, dan perubahan warna pada gigi yang sedang berkembang. Kekusutan pada susunan saraf pusat terjadi, namun jarang.

  1. kontak dengan mata

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Paparan terhadap hidrogen fluorida dengan konsentrasi rata-rata 4,7 bpj selama 6 jam atau 30 bpj selama beberapa menit menyebabkan iritasi ringan, sementara 120 bpj menyebabkan iritasi selaput ikat mata dalam waktu 1 menit pada manusia. Kontak langsung dengan cairan atau larutan dapat menyebabkan luka bakar pada kornea. Jika tidak dihilangkan dengan cepat, kerusakan penglihatan yang permanen atau kebutaan dapat terjadi. Seorang pekerja yang terpapar semprotan halus hidrogen fluorida pekat, mengalami kehilangan epitel kornea dan selaput ikat mata, dan edema kelopak mata, selaput ikat mata dan kornea; ketika itu pengobatan terhadap korban segera diberikan. Penglihatan normal diperoleh kembali dalam jangka waktu 19 hari.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Orang yang terpapar dengan konsentrasi rata-rata 2,6 – 4,7 bpj hingga 50 hari mengalami iritasi mata yang ringan. Pada hewan, paparan berulang atau terus menerus terhadap konsentrasi uap yang rendah menyebabkan lakrimasi yang ringan.

Osteosklerotik tulang terjadi setelah seorang pekerja umur 46 tahun menyiapkan larutan HF selama 16 tahun. Telah dicatat bahwa pada penambahan HF akan melepaskan debu CaF2. Setelah dianalisis secara radiologi menunjukkan tulang belakang dan pinggul menunjukkan sklerosis dan lengan depan dan bagian bawah mengalami osifikasi ligament. Contoh urin menunjukkan adanya fluorin 15,22 mg/l.

 

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Luka bakar akibat paparan hidrogen fluorida dikarakterisasikan dengan tampilan kulit yang pucat dengan rasa nyeri luar biasa yang persisten, edema dan nekrosis. Dengan konsentrasi kurang dari 20%, nyeri dan eritema dapat terjadi setelah periode laten selama 24 jam. Dengan larutan 20–50%, luka bakar dapat terlihat jelas dalam waktu 1 – 8 jam. Dengan konsentrasi lebih besar dari 50%, rasa nyeri mendadak dan kerusakan jaringan yang terlihat jelas dan cepat, terjadi pada daerah yang terkena. Konsentrasi rendah hidrogen fluorida yang tertinggal pada kulit setelah kulit dicuci, dapat menyebabkan perkembangan tukak yang tak dapat disembuhkan, yang tertunda. Kuku jari tangan dan dasar kuku dapat rusak secara menyeluruh. Penetrasi ion fluorida ke dalam bagian jaringan yang dalam dapat mengakibatkan nekrosis jaringan lunak yang sembuh secara perlahan-lahan dan dekalsifikasi tulang. Keracunan fluorida sistemik melalui absorbsi kulit dapat terjadi. Pingsan, tidak responsif terhadap rangsangan selain rasa sakit, mual yang parah, muntah dan penurunan kecepatan denyut nadi telah dilaporkan terjadi dalam satu kasus.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Paparan berulang atau kontak terus menerus dapat menyebabkan iritasi atau luka bakar. Iritasi ringan terjadi pada orang yang terpapar uap dengan konsentrasi rata-rata berkisar antara 2,6 – 4,7 bpj. Pengelupasan sedikit epitel superfisial pada wajah telah teramati setelah sepuluh hari paparan terhadap hidrogen fluorida sebesar 3,4 bpj.

  1. ANTIDOTUM

Jika tertelan segera berikan susu 1 – 1,5 gelas, tablet kunyah kalsium karbonat, suspensi magnesia / antasida cair. Jika terjadi hipokalemia berikan secara iv larutan CaCl2 10%; dewasa 2 – 4 mg/kg, infuskan perlahan; anak-anak 10 – 30 mg/kg; idealnya berikan infus sesuai dengan hilangnya ion kalsium. Jika terjadi hipomagnesia, berikan secara iv magnesium sulfat; dewasa 2 g diencerkan dengan 50-100 ml D5W, berikan setelah 5 menit; anak-anak 25 – 50 mg/kg encerkan hingga kurang dari 10 mg/ml, infuskan selama 5 – 10 menit.

Jika terjadi hiperkalemia, pasien dengan perubahan ECG atau kadar kalium dalam serum labih besar dari 7,5 diperlukan terapi yang agresif : berikan iv CaCl2 atau Ca glukonat, dewasa 5-10 ml/dosis selama 1-5 menit, ulangi tiap 5 menit; anak-anak 0,2-0,3 ml/kg/dosis maksimum 5 ml/dosis.

Pemberian Na bikarbonat intraseluler bergantian dengan kalium : gunakan larutan 8,4% ( 1 mEq/ml); dewasa 50 ml/dosis selama lebih dari 5 menit, ulangi tiap 20-30 menit; anak-anak 1-2 ml/kg/dosis tiap 2-4 jam.

Pemberian glukosa dan insulin yang difasilitasi dengan kalium intraseluler; dewasa 50 ml larutan 50% bersama 5-10 insulin regular iv lebih dari 5 menit; dosis anak 0,25 – 0,5 ml/kg/dosis iv beserta 1 unit insulin glukosa iv untuk tiap 4 g infus glukosa, perlu diulang 10 – 30 menit.

Ca glukonat atau gel karbonat atau suspensi, yang diletakkan pada area yang terpapar, ini lebih baik karena mengurangi rasa sakit karena infiltrasi.

Infus iv regional Ca glukonas adalah pilihan terapi jika terbakar HF pada telapak tangan, tangan atau untuk terapi topikal. Infus intra arteri pada terbakarnya kulit oleh HF juga menjadi pilihan, jika iv tidak efektif.

Infiltrasi Ca glukonat, destruksi jaringan dan rasa sakit dapat diminimalisasi dengan Ca glukonat subkutan. Infiltrasi lokal dimungkinkan jika paparan mengenai jaringan tengah atau munculnya eritema dan rasa sakit permanen, tetapi lebih disukai irigasi. Infiltrasikan 0,5 ml Ca glukonat 10% menggunakan gauge no 30. Masukkan tiap cm2 kulit yang terpapar.

Jangan menggunakan CaCl2, karena mengiritasi jaringan dan mungkin menimbulkan luka.

 

  1. INFORMASI EKOLOGI

    1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :

      Kadar fluorida untuk air tanah berfluktuasi dari < 1 – 25 mg atau lebih per liter. Kadar fluorida di laut lebih tinggi dari pada air tanah, rata-rata 1,3 mg/l.

       

    2. Data Ekotoksisitas : Data tidak tersedia

 

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

    3 bpj OSHA TWA

    6 bpj OSHA STEL

    3 bpj (2,5 mg/m3)    ACGIH ceiling

    3 bpj (2,5 mg/m3)    NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan

    6 bpj (5 mg/m3)       NIOSH ceiling 15 menit yang direkomendasikan

    3 bpj (2 mg/m3)       DFG MAK TWA

    6 bpj (4 mg/m3)       DFG MAK peak 5 menit (nilai sesaat 8 kali/shift)

    30 bpj  IDLH NIOSH

  1. Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    Tabung silika gel (dengan bahan pelapis khusus); Natrium bikarbonat/Natrium karbonat; Kromatografi Ion; NIOSH II # 7903, Asam Anorganik; serta # 7902.

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

    Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Peralatan pelindung penafasan harus disertifikasi oleh NIOSH/MSHA.

    Unsur yang diukur : F

    Paparan 30 bpj

    • Jenis respirator yang digunakan :

      • Respirator selongsong  (chemical catridge respirator) jenis apa saja yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

      • Respirator pemurnian udara bertenaga mesin jenis apa saja dengan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja.

    • Tindakan penyelamatan

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang sesuai.

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara penyelamatan yang terpisah.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan  kacamata  keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian :

    Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan :

    Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker kantong berkatup atau peralatan sejenis untuk pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Jaga agar korban tetap hangat dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika tertelan

     

:

 Jangan pernah merangsang korban yang pingsan untuk muntah atau   meminum cairan. Berikan air atau susu yang banyak. Agar dibolehkan untuk muntah. Ketika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban pingsan, posisi kepala palingkan ke samping. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak, dan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan dengan mengalirkan larutan garam fisiologis hingga siap dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke dokter

  1. Jika terkena kulit

     

:

Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkena dengan sabun atau deterjen lunak dengan jumlah air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Untuk luka bakar, tutup daerah yang terkena hingga aman terlindung dengan pembalut yang longgar, steril dan kering. Segera bawa ke dokter

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran dapat diabaikan.

  1. Media pemadam

:

Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa.

Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air hingga api benar-benar padam. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

 

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.

  • Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain  yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.

  • Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

  1. Ke udara

: Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Kumpulkan cairan hasil penyemprotan untuk pembuangan sebagai limbah berbahaya yang potensial, uap yang jatuh bersifat korosif/ beracun.
  1. Ke air

:

Tambahkan bahan alkali (kapur, batu kapur/ gamping. Natrium bikarbonat atau soda abu). Netralisasikan. Kumpulkan bahan yang tumpah menggunakan peralatan mekanis

  1. Ke tanah

:

Gali tempat penampungan seperti lagoon, kolam atau lubang. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Absorbsi dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Tambahkan bahan alkali (kapur, batu kapur/ gamping, natrium bikarbonat atau soda abu).

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI


 

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : Data tidak tersedia

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    Kode instruksi kemasan : P001 (IMDG Code)

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  MW7875000

Nomor EINECS : 231-634-8

  1. PUSTAKA

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM