NATRIUM SIANIDA

 [ SODIUM CYANIDE ]

 

 NaCN

 

Natrium Cyanide

 

Rumus Molekul :  NaCN                                                                                     

Massa Molekul : 49,01 Dalton

 

 

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

143-33-9

NOMOR HS

:

2837.11.00.00

NOMOR UN           

:

1689

 

Sinonim dan nama dagang

Sodium cyanide; White cyanide; Cyanobrik ®/Cyanogram® (E.I. Du Pont de Nemours and Co.); M-44 cyanide capsules; Caswell No 758; Cianuro di sodio (Italian); Cyanide of Sodium; Cyanogran; Cyanure de Sodium (French); Cymag; Hydrocyanic acid, sodium salt; Kyanid Sodny (Czech)

 

 

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

PPadatan berbentuk kristal kubus atau serbuk, granul, serpihan yang dapat menyerap uap air sehingga menjadi cairan, tidak berwarna hingga putih, berbau seperti almond. Jika kering tidak berbau, tetapi jika menyerap air berbau sianida. Higroskopis.

  1. Titik lebur

:

564°C

  1. Titik didih

:

1496°C

  1. Tekanan uap

:

1 mmHg pada 817°C; 10 mm Hg pada 983°

  1. Berat Jenis

:

1,595 pada 20°C (air = 1)

  1. pH

:

Dalam larutan bersifat alkali kuat

  1. Indeks refraksi

:

1,452

  1. Viskositas

 

4 cP pada 30°C  (larutan 26% dalam air)

  1. Kelarutan

 

Dalam air, 58% pada 20°C dan 82% pada 35°C; larut dalam ammonia; sedikit larut dalam alkohol

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun bahan dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

:

(mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)

  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Fatal jika tertelan

  • Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah

  • Diduga merusak fertilitas atau janin

  • Sangat toksik bagi kehidupan akuatik

 

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Jangan lakukan apapun sebelum membaca dan memahami petunjuk keselamatan

  • Basuh bagian yang terkena bahan dengan saksama sesudah menangani bahan ini

  • Jangan menghirup debu atau kabutnya

  • Kenakan sarung tangan, pakaian pelindung, dan pelindung mata/ wajah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten

  • Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan

  • Hindari emisi ke lingkungan

  • Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai kembali

  • Jika tertelan : basuh mulut , jangan merangsang muntah dan segera hubungi pusat penanggulangan keracunan atau dokter/ tenaga medis

  • Jika terkena mata : bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika mudah dilakukan. Lanjutkan membilas.

  • Jika terhirup : pindahkan korban ke udara segar dan istirahatkan pada posisi yang nyaman untuk bernafas

  • Jika terkena kulit/ rambut : segera tanggalkan seluruh pakaian yang terkontaminasi, cuci kulit dengan air/ pancuran

  1. PENYIMPANAN

Simpan di tempat yang sejuk dan kering, lindungi dari kerusakan fisik dan pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.

 

  1. PENGGUNAAN

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Stabil pada suhu dan tekanan normal. Menyerap air dari udara membentuk sirup. Ketika dipanaskan dengan karbon dioksida dari atmosfer, NaCN akan melebur tanpa diikuti peruraian.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Tidak mudah terbakar. Jika terbakar akan terurai dan menghasilkan hidrogen sianida dan oksida nitrogen. Disosiasi termal pada 600-1050°C dalam atmosfer helium dan pada 1050-1255°C dalam atmosfer nitrogen menunjukkan bahwa fase uap yang lewat leleh mengandung hasil urai.

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain.

  1. Inkompatibilitas

    NatriumFluoroasetat  dengan :

:

Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan asam, bahan pengoksidasi, bahan mudah terbakar, peroksida, halogen dan logam. Segera membentuk larutan bersama emas dan perak dengan adanya udara.

  • Asam : Membentuk gas hidrogen sianida yang beracun dan mudah terbakar.

  • Garam asam : Membentuk gas hidrogen sianida yang beracun dan mudah terbakar.

  • Klorat : Kemungkinan dapat meledak pada pemanasan.

  • Etil kloroasetat : Kemungkinan bereaksi dengan hebat.

  • Nitrat (lelehan) : Dapat meledak.

  • Asam nitrat : Dapat bereaksi disertai ledakan.

  • Nitrit (lelehan) : Dapat meledak pada pemanasan.

  • Oksidator (kuat) : Bahaya kebakaran dan ledakan.

  • Peroksida : Dapat bereaksi hebat.

  • Air/uap air : Melepaskan gas yang toksis, korosif dan mudah terbakar, serta menimbulkan panas yang akan meningkatkan penguapan.

Garam sianida dengan :

  • Fluor : Bereaksi dasyat.

  • Magnesium : Kemungkinan terjadi reaksi pijar.

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50     tikus – oral 6440 µg/kg

    LD50     tikus – intraperitoneal 4300 µg/kg

    LD50     mencit – intraperitoneal 5881 µg/kg

    LD50     mencit – subkutan 3600 µg/kg

    LD50     kelinci – intramuskular 1666 µg/kg

    LD50     kelinci – okular 5048 µg/kg

  1. Data Mutagenik :

    Uji Kehilangan kromosom seksual dan ‘non disjunction’ – terhirup, Drosophila melanogaster 200 bpj

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS : Tidak karsinogenik
    IARC : Tidak karsinogenik
    OSHA : Tidak karsinogenik
    NTP : Tidak karsinogenik

  1. Data Iritasi/Korosi :

    tidak tersedia

     

  2. Data Teratogenik :

    tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik :

    tidak tersedia

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    TDLo tikus jantan – oral 2148 mg/kg selama 13 minggu

    TDLo mencit jantan – oral 4177 mg/kg selama 13 minggu

    TDLo mencit betina – implantasi 5999 mg/kg selama 6 – 9 hari selama masa kehamilan, secara kontinyu

     

  5. Efek Lokal :

    tidak tersedia

     

  6. Organ Sasaran :

    Darah

     

  7. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :

    Gangguan jantung atau kardiovaskular, penyakit jantung, gangguan pernafasan, penyakit kulit dan alergi.

     

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan selaput lendir. Dalam konsentrasi yang sedikit lebih dari 5 mg/m3, kabut sianida alkali dilaporkan dapat menyebabkan luka dan pendarahan pada hidung. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi efek sistemik, sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.

 

  • Paparan Jangka Panjang

:

Paparan oleh senyawa sianida dalam konsentrasi yang rendah dengan jangka waktu yang lama dilaporkan dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual, pusing dan gejala iritasi pada saluran pernafasan bagian atas.
 

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Dosis yang sangat besar dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, seringkali disertai kejang dan kematian, umumnya dalam jangka waktu 1 – 15 menit. Konsentrasi yang lebih rendah dapat mengakibatkan korosi pada selaput lendir lambung, bau amandel yang tidak enak pada nafas, rasa terbakar, rasa tercekik pada tenggorokan, erupsi noda bintik pada wajah, pengeluaran air liur, mual dengan atau tanpa disertai muntah, kegelisahan, rasa bingung, pusing, perasaan gamang, rasa lemah, sakit kepala, denyut nadi cepat, palpitasi, kekakuan pada rahang bagian bawah, dan opisthotonos, Laju dan kedalaman pernafasan umumnya meningkat pada awalnya, dan kemudian menjadi lambat dan terengah-engah. Dapat terjadi pengeluaran urin diluar kemauan serta diare. Pada tahapan kejang-kejang, dapat diikuti dengan kelumpuhan. Bola mata dapat menonjol keluar dan manik mata dapat menjadi tidak reaktif. Kerusakan terhadap saraf optik dan retina, serta kebutaan kemungkinan dapat terjadi. Mulut dapat berbusa, yang terkadang disertai darah, merupakan indikasi terjadinya edema paru. Jika kematian terjadi, biasanya dalam jangka waktu 4 jam dan dapat disebabkan karena terhentinya fungsi sistem pernafasan atau anoreksia pada jaringan. Gejala lain dapat meliputi nyeri dada, bicara tidak teratur, dan tahapan stimulasi pada susunan saraf pusat yang bersifat sementara yang disertai hypernea dan sakit kepala.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Paparan oleh senyawa sianida dalam konsentrasi yang rendah dengan jangka waktu yang lama dilaporkan dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual dan pusing.

  1. kontak dengan mata

   
  • Paparan Jangka Pendek

:

Debunya dapat menyebabkan iritasi. Larutan bersifat korosif dan dapat menyebabkan kemerahan, rasa nyeri, penglihatan kabur, dan luka pada kornea yang serius. Dengan adanya air mata, dapat terjadi toksisitas sistemik, menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.
 

  • Paparan Jangka Panjang

:

Efek bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Kontak berulang atau terus-menerus dengan senyawa korosif dapat menyebabkan radang selaput ikat mata atau efek sebagaimana yang halnya pada paparan jangka pendek.
 

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Kontak langsung dengan larutan natrium sianida dalam air atau bentuk padatan pada kulit yang lembab dapat menyebabkan kemerahan, rasa nyeri, luka bakar, dermatitis kontak dan tukak yang penyembuhannya bersifat lambat. Natrium sianida dapat terserap melalui kulit, khususnya bila terdapat luka yang terbuka. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi efek sistemik, sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.
 

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Paparan berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan dermatitis dan “ruam sianida“, dengan gejala gatal-gatal, erupsi berupa makula, papula, dan vesikula. Paparan oleh senyawa sianida dalam konsentrasi yang rendah dengan jangka waktu yang lama dilaporkan dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual dan pusing.


 

  1. ANTIDOTUM

 
  1. INFORMASI EKOLOGI

  1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :

    Data tidak tersedia

     

  2. Data Ekotoksisitas :

    • Toksisitas pada Ikan :

      LC50(mortalitas)  120 µg/L selama 96 jam - Perca flavescens (Yellow perch)        
    • Toksisitas pada Invertebrata :

      EC50 (pelepasan) 426 µg/L selama 48 jam - Pteronarcys dorsata (Stonefly)

 

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

     

    SIANIDA (CN)

    5 mg/m3 OSHA TWA

    5 mg/m3 ACGIH TWA (kulit)

    4,7 bpj (5 mg/m3) REL-NIOSH , 10 min ceiling value

    25 mg/m3 IDLH-OSHA

    5 mg/m3 MAK-Germany

    0,3 mg/m3 USSR

    Dosis fatal garam sianida diperkirakan 200-300 mg untuk dewasa, tetapi sejumlah 180 mg juga berakibat fatal, jika menghirup atau kadar di udara 200 - 300 bpj juga berakibat fatal.

     

    NATRIUM SIANIDA (NACN)

    5 mg (CN)/m3 ACGIH ceiling (kulit)

     

    HIDROGEN SIANIDA (HCN)

    10 ppm (11 mg/m3) OSHA TWA (kulit)

    4,7 ppm (5 mg/m3) OSHA STEL (kulit)

    4,7 ppm (5 mg/m3) ACGIH ceiling (kulit)

    4,7 ppm (5 mg/m3) NIOSH STEL yang direkomendasikan (kulit)

  1. Metode Pengambilan Sampel :

    data tidak tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    • Reaksi warna : oksidasikan Hb menjadi methemoglobin, selanjutkan reaksikan dengan sianida akan terbentuk sianomethemoglobin. Senyawa ini berwarna merah dan mempunyai spektra yang spesifik.

    • Metode EPA 9010 : Secara kolorimetri, untuk menetapkan kadar sianida anorganik dalam limbah berair atau leachate. Metode ini menetapkan sianida anorganik dalam bentuk garam sederhana yang larut atau kompleks radikal. Metode ini digunakan untuk menetapkan sianida total dan sianida yang mungkin terklorinasi. Sianida dalam bentuk HCN, dilepaskan dengan merefluks sampel dengan asam kuat dan didestilasi ke dalam penyerap yang mengandung NaOH, ion sianida dalam penyerap secara manual ditetapkan secara kolorimetri  setelah diubah menjadi sianogen klorida dengan mereaksikannya dengan kloramin-T pada pH < 8 tanpa menghidrolisa sianat. Warna akan terbentuk setelah penambahan reagen piridin-asam barbiturat. Sampel limbah domestik dan industri yang ditetapkan pada kadar 0,06; 0,13; 0,28 dan 0,62 mg cyanide/l, standard deviasi  berturut-turut + atau – 0,005, + atau – 0,007, + atau – 0,031 dan  + atau – 0,094. Sedangkan untuk kadar 0,28 dan 0,62 mg cyanide, rekoveri  berturut-turut 85% dan 102%.

    • Secara Spektrofotometri serapan atom (2 metode) :

      (1)   Kompleks disiani-bis-(1,10-fenantrolin)-besi(II) yang terbentuk diekstraksi dengan kloroform. Kloroform diuapkan dan residunya dilarutkan etanol, kemudian diaspirasikan langsung pada nyala dan jumlah besi yang terdeteksi ekivalen dengan sianida yang akan ditetapkan.

      (2)   Mengendapkannya sebagai Ag-sianida dan kelebihan Ag-ion dalam supernatant.

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan

  1. Alat pelindung diri :

  1. Respirator :

  2. Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA.

    • Jenis respirator yang digunakan :

      • Paparan 25 mg/m3

        • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja.

        • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

    • Tindakan penyelamatan :

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan ini dan filter partikel berefisiensi tinggi.

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan ini dan filter partikel berefisiensi tinggi.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang sesuai.

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau dengan segera berbahaya terhadap kehidupan kesehatan :

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : Pertimbangkan pemberian amil nitrit melalui dihirup, 1 ampul (0,2 mL) setiap 5 menit dan pemberian oksigen.

 

 

  1. Jika tertelan

     

:

Segera hubungi dokter. Jangan merangsang terjadinya muntah atau meminumkan cairan kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika terjadi muntah, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : Jika tertelan, pertimbangkan pembilasan lambung dan pemberian oksigen.

 

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sambil sesekali buka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan pemberian larutan garam fisiologis hingga korban siap dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Segera bawa ke dokter.

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Bahan tunggal tidak mudah terbakar tetapi mungkin terurai menjadi gas yang beracun dan korosif jika terkena panas. Uapnya mungkin berkumpul di tempat tertentu seperti basement, tanki, hopper/ mobil tanki dan lain-lain

  1. Media pemadam

:

Sebagian besar busa bereaksi dengan bahan ini dan melepaskan gas yang beracun/ toksik.

Jika terjadi kebakaran kecil : gunakan CO2 (kecuali untuk sianida), bahan kimia kering, pasir kering, busa alkohol yang resisten.

Jika terjadi kebakaran besar : Semprot dengan air, kabut atau busa alkohol yang resisten.

 


 

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan aliran air bertekanan tinggi.

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.

  • Tumpahan sedikit : serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.

  • Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.

  • Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area

 

  1. Ke udara

:

Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Kumpulkan cairan hasil penyemprotan untuk pembuangan sebagai limbah berbahaya yang potensial. Jangan meletakkan air di dekat kemasan.

  1. Ke air

:

Tambahkan bahan alkali (kapur, batu kapur/ gamping. Natrium bikarbonat atau soda abu). Tambahkan bahan pengoksidasi (Ca hipoklorit). Tepatkan hingga pH netral  (pH 7).

  1. Ke tanah

:

Gali tempat penampungan seperti lagoon, kolam atau lubang. Tutupi dengan lembaran plastik untuk mengurangi penyebaran dan melindungi dari kontak terhadap air.

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI


 

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :

    data tidak tersedia
     

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    Kode instruksi kemasan : P002 (IMDG Code)
     

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  V2752500

Nomor EINECS : 205-599-4

  1. PUSTAKA

 

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM