PENTAKLOROFENOL  

 [PENTACHLOROPHENOL]

 

 

 

 

Pentachlorophenol

 

 

Rumus Molekul : C6Cl5OH                                                                

Massa Molekul : 266,34 Dalton

 

 

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

87-86-5

NOMOR HS

:

2908.10.00.00

NOMOR UN           

:

2020

 

Sinonim dan nama dagang

Phenol – pentachloro; Dowicide 7; Lauxtol; Liroprem; PCP; Penchlorol; Permasan; Santophen 20; Chlon;  Caswell No. 64 ; Fungifen ; Grundier arbezo; 1-hydroxypentachlorobenzene; santobrite; sodium pentachlorophenoxide; sodium pentachlorophenate

 

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

Padatan berbentuk kristal, serpih atau serbuk berwarna putih hingga hitam berbau tajam

  1. Titik lebur

:

190 - 191°C

  1. Titik didih

:

309 - 310°C

  1. Tekanan uap

:

0,00017 mmHg pada 20 °C

  1. Kerapatan uap

:

9,2 (udara = 1)

  1. Berat jenis

:

1,978 pada 22 °C  (air = 1)

  1. Kelarutan

:

dalam air 14 bpj pada 20 °C

Larut dalam alkohol, eter, benzena, karbitol, ksilen, etilen glikol, monoetil eter, dietilen glikol, minyak alifatik, alkali encer; larut sedang dalam etilen glikol, karbon tetraklorida; tidak larut dalam petroleum oil; sedikit larut dalam karbontetraklorida dan parafin

 

 

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun bahan dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

:

(mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)

  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah

  • Fatal jika tertelan dan terhirup

  • Diduga menyebabkan kerusakan genetik

  • Diduga menyebabkan kanker

  • Diduga merusak fertilitas atau janin

  • Sangat toksik bagi kehidupan akuatik


 

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Dilarang makan, minum dan merokok sewaktu menggunakan produk ini

  • Jangan sampai kena mata, kulit atau pakaian

  • Gunakan hanya di luar ruangan atau di tempat yang berventilasi baik

  • Jangan menghirup debu atau kabutnya

  • Hindarkan emisi ke lingkungan

 

 

  1. PENYIMPANAN

Hindari kondisi panas, nyala, percikan api dan sumber api lain. Hindari dari kerusakan fisik. Simpan di luar atau terpisah dari bangunan. Simpan pada suhu 40C, di tempat kering dan gelap. Jauhkan dari saluran air dan air buangan. Jauhkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.

 

 

  1. PENGGUNAAN

Insektisida untuk rayap, anai-anai, Insektisida tanaman sebelum tumbuh daun, Herbisida, Pengawet dan fungisida pada kayu, produk kayu, zat tepung, dekstrin, perekat, tekstil,cat, kulit kertas, bahan bangunan dan  pemberantas siput (molluscicide)

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Stabil pada suhu dan tekanan normal.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Hasil urai pada pemanasan berupa senyawa terhalogenasi, oksida karbon.

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Hindari pembentukan debu. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah

  1. Inkompatibilitas

    Pentaklorofenol dengan :

:

Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan bahan pengoksidasi. Bereaksi dengan asam, alkali, dan bahan-bahan organik lain

 

  • Oksidator kuat  : Bahaya kebakaran dan ledakan

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50 tikus – oral 27 mg/kg

    LC50 tikus – inhalasi 355 mg/m3

    LC50 tikus – kulit 96 mg/kg

    LD50 tikus – intraperitoneal 56 mg/kg

    LD50 mencit – oral 3 mg/kg

    LC50 mencit – inhalasi 225 mg/m3

    LD50 mencit – intraperitoneal 32 mg/kg

    LD50 anjing – rute paparan tidak dilaporkan 70 mg/kg

    LD50 marmut – rute paparan tidak dilaporkan 100 mg/kg

    LD50 tupai – oral 168 mg/kg

  1. Data Mutagenik :

    Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 40 nmol/pelat (-S9)

    Sistem pengujian mutasi lainnya – mikroorganisme lainnya 10 mg/L

    Mutasi pada mikroorganisme – Saccharomyces cerevisae 400 mg/L (-S9)

    Uji Konversi Gen dan Rekombinasi Miotik – Saccharomyces cerevisae 190 μmol/L

    Uji Lokus Spesifik – intraperitoneal mencit 50 mg/kg

    Sistem pengujian mutasi lainnya – oral mencit 30 mg/kg

    Uji Transformasi Morfologis – embrio tupai 100 mg/L

    Analisis sitogenetik – sel telur tupai 80 mg/L

    Uji Pertukaran Pasangan Kromatid (Sister Chromatid Exchange) – sel telur tupai 3 mg/L

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS            :   kategori 2

    IARC           :   Grup 2B – Kejadian yang jarang pada manusia, cukup data pada binatang.

    ACGIH         :   A3 – Karsinogen terhadap binatang.

    TRGS 905   :   K2 – Kanker sering terjadi pada kulit, bibir, mulut dan faring, juga terjadi leukemia dalam studi cohort pada pekerja penggergajian. Pentaklorofenol hanya merupakan porsi yang kecil dibanding klorofenol yang terpapar pada pekerja. Pekerja individu pada penggergajian atau perusahaan kayu menunjukkan sedikit pertambahan terhadap tumor sumsum tulang belakang. Studi tentang pengontrolan kasus yang berdasar pada populasi di Swedia menunjukkan peningkatan risiko pada sarkoma jaringan lunak. Pemberian oral dengan dua formulasi yang berbeda pada mencit menyebabkan peningkatan yang berkaitan dengan dosis dalam hal kejadian timbulnya adenoma dan karsinoma hepatoselular, juga feokromositoma adrenal pada kedua tingkatan dosis yang diberikan pada mencit jantan, sedangkan pada mencit betina hanya dosis yang tertinggi pada satu jenis formulasi yang menyebabkan adenoma dan karsinoma hepatoseluler, serta feokromositoma adrenal. Mencit betina yang terpapar dengan salah satu dosis menunjukkan peningkatan yang terkait dengan dosis pada kejadian timbulnya tumor vaskular ganas pada hati dan limpa.

  1. Data Iritasi/Korosi :

    10 mg selama 24 jam pada kelinci yang bulunya dikerik

     

  2. Data Teratogenik :

    tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik :

    TDLo mencit – oral, 8736 mg/kg selama 2 tahun, secara kontinyu

    TDLo mencit – subkutan 46 mg/kg

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    TDLo tikus betina hamil – oral, 60 mg/kg selama 9 hari, secara kontinyu

    TDLo tikus betina hamil – oral, 50 mg/kg, selama 6 – 15 hari, secara kontinyu

    TDLo tikus betina hamil – oral, 4 mg/kg selama 77 hari sebelum masa kehamilan/28 hari sesudah masa kehamilan, secara kontinyu

    TDLo tikus betina hamil – oral, 120 mg/kg selama 6 – 14 hari, secara kontinyu

    TDLo mencit betina hamil – subkutan, 450 mg/kg selama 6 – 14 hari, secara kontinyu

     

  5. Data Tambahan :

    Suhu sekitar yang tinggi dapat meningkatkan pengaruh toksik

     

  6. Efek Lokal :

    Iritasi : melalui paparan terhirup, kulit dan mata

  1. Organ Sasaran :

    Susunan syaraf pusat

     

  2. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :

    Kerusakan ginjal dan  hati

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan bagian atas, dimana konsentrasi lebih besar dari 1 mg/m3 menyebabkan nyeri  hidung dan tenggorokan, bersin keras dan batuk. Gejala keracunan sistemik dapat meliputi sakit kepala, demam, rasa haus yang hebat, keringat berlebihan, rasa lemah menyeluruh, pusing, takikardia, takipne, sesak napas, nyeri dada, nyeri kaki dan tangan, anoreksia, penurunan berat badan, asidosis metabolik, dan gangguan lambung dan usus disertai mual, muntah dan nyeri perut. Dalam kasus keracunan yang berat, efek-efek tersebut dapat berkembang menjadi kejang otot, dehidrasi, hipereksia, anestesia, leukositosis, hiperglisemia, edema dan pendarahan paru, edema serebral, stupor, kejang dan koma. Kerusakan hati dan ginjal dapat terjadi. Kematian dapat diakibatkan karena kolaps pada vaskular dan kegagalan fungsi jantung, dan dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa jam setelah timbulnya gejala, yang secara cepat diikuti dengan kekakuan mayat. Perusakan fungsi autonom dan sirkulasi, serta kerusakan mata telah teramati dalam beberapa kasus keracunan yang serius. 

  • Paparan Jangka Panjang

:

Paparan berulang dengan dosis rendah dapat menyebabkan iritasi hidung, tenggorokan dan paru, yang mengarah pada terjadinya bronkitis dan sinusitis. Sebagai tambahan terhadap efek sistemik tersebut diatas, paparan yang berulang atau terus menerus telah dihubungkan dengan perkembangan terjadinya radang pankreas akut, leukopenia, perubahan imunologik, anemia aplastik, hemolisis intravaskular dan polineuritis. 


 

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Dapat menyebabkan beberapa iritasi yang parah pada saluran pencernaan dan menimbulkan efek sistemik sebagaimana halnya pada paparan terhirup. Beberapa efek toksik yang parah dapat terjadi pada manusia jika menelan sebanyak 2 gram. 

 

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan terhirup. Pembesaran hati, perubahan dalam berbagai aktivitas enzim, serta efek hepatik lainnya, telah teramati pada tikus yang diberi pentaklorofenol dalam jangka waktu  3 – 8 bulan. Efek toksik terhadap janin, kematian janin dan resorpsi, telah dilaporkan terjadi pada rodensia. Tikus yang diberikan dosis sebesar 500 mg/kg selama 8 bulan menunjukkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan peningkatan aktivitas glukoronil transferase. Tikus yang diberi 5 – 50 mg/kg per hari dalam interval yang bervariasi selama 6 – 15 hari dalam masa kehamilan menunjukkan adanya peningkatan yang terkait dengan dosis pada resorpsi, edema subkutan, pembesaran saluran kencing dan kelainan pada tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang dan tulang ekor. Pada pemberian 5 mg/kg per hari, telah teramati adanya peningkatan yang signifikan pada kejadian osifikasi yang tertunda pada tulang tengkorak. Pada tikus yang diberikan dosis sebesar 13 mg/kg per hari selama 181 hari, menunjukkan adanya penurunan berat badan dan jarak puncak bokong serta peningkatan dalam variasi skeletal. Pemberian dua formulasi pentaklorfenol yang berbeda pada mencit menunjukkan peningkatan yang terkait dengan dosis dalam hal terjadinya tumor vaskular ganas pada hati dan limpa, adenoma dan karsinoma hepatoselular, serta feokromosito-mas adrenal.

 

  1. kontak dengan mata

   
  • Paparan Jangka Pendek

:

Jika terpapar debu halus dan percikannya dapat menyebabkan iritasi yang menyakitkan, lakrimasi, mati rasa pada kornea, midriasis ringan dan peradangan yang dapat berkembang menjadi luka permanen pada kornea
 

  • Paparan Jangka Panjang

:

Paparan yang lama atau terus menerus dapat menyebabkan radang selaput ikat mata
 

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Paparan tunggal dan singkat terhadap larutan yang mengandung sekitar 10% pentaklorofenol dapat menyebabkan iritasi. Padatan dan larutan pekat dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Bahan ini dapat terabsorbsi melalui kulit dalam jumlah yang fatal dan menimbulkan efek sistemik sebagaimana halnya pada paparan terhirup akut.
 

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Paparan yang berulang atau terus menerus dapat menyebabkan dermatitis dan respon alergi kulit yang jarang; larutan yang mengandung konsentrasi yang kecil misalnya 1% dapat menyebabkan iritasi. Absorbsi terus menerus dapat mengakibatkan efek sistemik sebagaimana halnya pada paparan terhirup. Kontak langsung dapat menyebabkan klorakne. Gangguan pada sistem syaraf, hati dan porfiria dapat terjadi  akibat adanya dibenzodioksin terklorinasi.
 

  1. ANTIDOTUM

     

    Tidak ada antidotum spesifik, diberikan pengobatan simptomatik dan pendukung.

     

     

  1. INFORMASI EKOLOGI

  1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :

    Biokonsentrasi : 1100 µg/L selama 72 jam BCF (Residu) – Silver and golden orfe (Leuciscus idus) 42 µg/L

     

  2. Data Ekotoksisitas :

    Toksisitas terhadap Ikan :

    LC50 (mortalitas) 54cg/L selama 96 jam, Channel catfish (Ictalurus punctatus)

    Toksisitas terhadap Invertebrata :

    EC50 (immobilisasi) 510 µg/L selama 48 jam, Water flea (Daphnia galeata mendotae)

    Toksisitas Katak :

    Kematian pada 32 µg/L selama 100 hari, Clawed toad (Xenopus leevis)

    Toksisitas terhadap Alga :

    LOec (pertumbuhan) 200 µg/L selama 96 jam, Alga hijau (Selenastrum caprocornutum)

 

 

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

0,1 mg/m3   OSHA TWA (kulit)

0,1 mg/m3   ACGIH TWA (kulit)

0,05 mg/m3   NIOSH TWA yang direkomendasikan (kulit)

0,1 mg/m3      DFG MAK (total partikel, Kulit)

  1. Metode Pengambilan Sampel :

    data tidak tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    Filter partikulat; Isooktan; Kromatografi Gas dengan sistem deteksi fotometrik nyala api untuk fosfor.

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

  • Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Peralatan pelindung penafasan harus disertifikasi oleh NIOSH/OSHA.

    • Jenis respirator yang digunakan :

      • Paparan 2,5 mg/m3

        • Respirator selongsong kimia jenis apa saja dengan selongsong uap organik dan filter debu dan kabut.

        • Respirator pemurnian udara bertenaga mesin jenis apa saja, dengan selongsong uap organik dan filter debu dan kabut.

        • Respirator pasokan udara jenis apa saja.

          Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang dilengkapi pelindung wajah penuh.

    • Tindakan penyelamatan :

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja yang dilengkapi pelindung wajah penuh, selongsong uap organik serta filter partikel berefisiensi tinggi.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang sesuai.

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan :

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang dilengkapi pelindung wajah penuh

  • Pelindung Mata :

    Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan). Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter :

Pertimbangkan pemberian oksigen.

  1. Jika tertelan

     

:

Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung, pemberian suspensi karbon aktif dan obat pencahar.

Kejang: Berikan benzodiazepine IV; diazepam(dewasa: 5 - 10 mg, anak-anak: 0,2 – 0,5 mg/kg, diulang setiap  10- 15 menit jika perlu) atau lorazepam (dewasa: 2 - 4 mg; anak-anak: 0,05 – 0,1mg/kg). 

Jika kejang terus menerus setelah diberi diazepam berikan phenobarbital  30 mg (dewasa) atau 10 mg  (anak-anak > 5 tahun).

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan dapat diperlukan. Cuci area terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa    ke dokter.

     
  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran dapat diabaikan.

  1. Media pemadam

:

Bahan kimia kering , karbon dioksida, air, busa.

Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa  atau dengan menyemprotkan air yang banyak dengan semprotan yang halus


 

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko.

 

 

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko.

  • Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.

  • Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.

  • Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.

 

  1. Ke udara

:

data tidak tersedia

  1. Ke air

:

Serap dengan karbon aktif. Pindahkan bahan yang dibendung dengan selang penghisap. Kumpulkan bahan yang tumpah menggunakan peralatan mekanis.

  1. Ke tanah

:

Gali tempat penampungan seperti lagoon, kolam atau lubang. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Absorbsi dengan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar.

 

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

 

 

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :

    Nama teknis yang benar : Padatan beracun, organik, jika tidak dinyatakan lain

    Nomor UN/ID : 2811

    Kelas IATA/ICAO : 6.1

    Kelompok kemasan : II

    Penandaan : Toksik (Toxic)/Beracun (Poison)

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    Nama teknis yang benar : Padatan beracun, organik, jika tidak dinyatakan lain

    Nomor UN/ID : 2811

    Kelas IMDG : 6.1

    Kelompok kemasan : II

    Nomor EmS : 6.1-04

    Polutan laut : Ya

 

 

  1. INFORMASI LAIN

Data tidak tersedia            

 

 

  1. PUSTAKA

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM