RAKSA (II) NITRAT

 [ MERCURY NITRATE ]

 

Hg(NO3)2

 

Mercury (II) Nitrate

 

Rumus Molekul : Hg(NO3)2

Massa Molekul : 324,61 Dalton

 

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

10045-94-0

NOMOR HS

:

2834.29.00.00

NOMOR UN           

:

1625

 

Sinonim dan nama dagang

Mercury (II) nitrate; Mercury pernitrate; Nitric acid, Mercury(2+) salt; Mercury dinitrate; Mercury (2+) nitrate

 

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

Padatan, bentuk serbuk kristal, higroskopis, putih hingga kuning, bau seperti asam nitrat

  1. Titik lebur

:

79 °C

  1. Berat Jenis

:

4,39 pada 20°C (air = 1)

  1. Kelarutan

:

Larut dalam air, aseton, amonia, asam nitrat, asam encer dan tidak larut dalam alkohol

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun bahan dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

:

(mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)

  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Fatal jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernafasan.

  • Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah

  • Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.

  • Dapat menyebabkan gejala alergi atau gejala asma atau sulit bernafas jika terhirup.

  • Dapat merusak fertilitas atau janin.

  • Menyebabkan kerusakan pada ginjal dan susunan syaraf pusat pada paparan berulang.

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Jangan lakukan apapun sebelum membaca dan memahami petunjuk keselamatan.

  • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya

  • Kenakan sarung tangan, pakaian pelindung, pelindung mata/ wajah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten.

  • Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini.

  • Pakaian kerja yang terkontaminasi tidak diperbolehkan dibawa keluar dari tempat kerja.

  1. PENYIMPANAN

Simpan dalam kemasan yang tertutup rapat dan berwarna gelap. Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.

 

  1. PENGGUNAAN

Digunakan dalam pembuatan bulu kempa (felt); ’mercury fulminate’; sebagai bahan pembasmi phylloxera, antiseptik (topikal), mencegah iritasi (counter irritant) , vericant

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Stabil pada suhu dan tekanan normal.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Hasil urai pada pemanasan menghasilkan uap Hg yang sangat beracun dan oksida nitrogen.

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindarkan kontak dengan bahan mudah terbakar dan cahaya.

  1. Inkompatibilitas

    Merkuri(II) nitrat dengan :

:

Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan bahan mudah terbakar, sianida, asam, garam-garam logam dan bahan pereduksi.

  • Asetilena : Membentuk senyawa yang sensitif mudah meledak karena guncangan dan panas.

  • Alkohol : Membentuk senyawa yang sensitif mudah meledak karena guncangan dan panas.

  • Etanol : Membentuk senyawa yang sensitif mudah meledak karena guncangan  dan panas.

  • Fosfin : Membentuk senyawa yang sensitif mudah meledak karena guncangan.

  • Isobutana : Membentuk   senyawa  yang  tidak  stabil dan mudah meledak terhadap guncangan pada 80°C.

  • Kalium sianida : Kemungkinan meledak jika dipanaskan dibawah kondisi tertutup.

  • Sulfur : Reaksi yang dapat meledak.

  • Bahan organik : Bahaya ledakan.

  • Hidrokarbon (aromatik) : Reaksi eksotermik yang hebat.

  • Hidrokarbon (jenuh) : Reaksi eksotermik yang hebat.

  • Hidrokarbon petroleum : Kemungkinan dapat terjadi reaksi hebat.

  • Bahan mudah terbakar : Bahaya kebakaran dan ledakan.

  • Asam fosfinat : Reaksi reduksi yang hebat.

Logam nitrat dengan :

  • Asam sitrat : Kemungkinan terjadi bahaya ledakan.

  • Bahan pereduksi : Kemungkinan terjadi bahaya ledakan.

  • Ester : kemungkinan terjadi bahaya ledakan.

  • Fosfor : Kemungkinan terjadi bahaya ledakan.

  • Kalium Heksanitro-cobaltat (3-) : Dapat meledak hebat.

  • Timah(II) Klorida : Kemungkinan terjadi bahaya ledakan.

  • Aluminum + air : Logam nitrat dapat meledak.

  • Fosfinat : Dapat meledak saat dipanaskan.

 

 

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50     tikus – oral         26 mg/kg

    LD50     tikus – kulit         75 mg/kg

    LD50     mencit – oral      25 mg/kg

  1. Data Mutagenik :

    tidak tersedia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS        :  Tidak karsinogenik

    IARC       :  Tidak karsinogenik

    OSHA      :  Tidak karsinogenik

    NTP         :  Tidak karsinogenik

  1. Data Iritasi/Korosi :

    tidak tersedia

     

  2. Data Teratogenik :

    tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik :

    tidak tersedia

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    tidak tersedia

     

  5. Data Tambahan :

    Dapat melintasi plasenta. Dapat diekskresikan melalui air susu ibu. Reaksi sensitisasi-silang dapat terjadi antara logam merkuri dengan senyawa merkuri organik dan anorganik.

  1. Organ Sasaran :

    susunan syaraf pusat dan ginjal

     

  2. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :

    Gangguan pada ginjal, sistem syaraf, pernafasan, penyakit kulit dan alergi

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Menghirup senyawa merkuri dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan sesak nafas mendadak, batuk, demam, mual, muntah, diare, sakit kepala, radang perut, pengeluaran air liur, radang gusi, menimbulkan rasa logam pada mulut, dan ketidak normalan jantung. Iritasi saluran pernafasan dapat terjadi disertai nyeri dada dan sesak. Gejala dapat berubah atau berkembang menjadi nekrosis bronkiolitis, radang paru, edema paru, pneumotorak, dan fibrosis interstisial. Dapat terjadi asidosis, kerusakan ginjal dan kematian.  

  • Paparan Jangka Panjang

:

Menghirup senyawa merkuri secara berulang dapat menyebabkan keracunan merkuri, yang ditandai dengan tremor ringan, dan eretisme. Tremor pada mulanya dapat mempengaruhi tangan, namun dapat juga menjadi terlihat jelas pada muka, lengan dan kaki. Eretisme dapat ditunjukkan dengan rasa malu yang tidak normal, muka merah karena malu, tidak sadarkan diri, depresi atau putus asa, tersinggung karena menerima kritikan, cepat marah atau perasaan gembira, sakit kepala, keletihan, dan insomnia. Dalam kasus yang parah, dapat terjadi halusinasi, penurunan daya ingat, dan kemunduran mental. Konsentrasi 0,03 mg/m3 dapat menginduksi gejala psikiatrik pada manusia. Kerusakan ginjal dapat ditandai dengan terjadinya proteinuria, enzimuria, dan anuria. Efek lainnya meliputi, pengeluaran air liur, radang gusi, radang mulut, lepasnya gigi, garis biru pada gusi, diare, penurunan berat badan, anoreksia, gangguan dalam kemampuan berbicara dan pada indera perasa, cara berjalan yang tidak stabil, penyempitan jarak pandang, radang paru kronik dan anemia ringan. Paparan berulang oleh merkuri dan senyawanya dapat mengakibatkan sensitisasi. Merkuri diekskresikan melalui air susu. Beberapa studi telah menyatakan bahwa merkuri nitrat dapat menyebabkan efek reproduktif seperti penyimpangan (aberrations) kromosomal pada manusia dan hewan, dapat melalui plasenta pada wanita dan hewan betina, penurunan ovulasi, perpanjangan siklus birahi (estrus), peningkatan kematian bayi, dan malformasi kongenital hewan pengerat. Aborsi spontan, berat kelahiran yang rendah dan perkembangan abnormal pada sistem syaraf juga telah dilaporkan.
 

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Jika tertelan senyawa merkuri anorganik dapat menyebabkan rasa terbakar pada mulut, sakit tenggorokan, rasa logam, mual dan muntah, diare berdarah, rasa haus, radang gusi yang parah, radang mulut, dan nekrosis pada selaput lendir usus. Dapat terjadi radang usus besar, nyeri perut, lemah, letih, pucat, muntah darah, syok, dan kolaps pada pembuluh darah. Jika tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan anuria tertunda dan gagal ginjal akut. Jika merkuri terakumulasi di dalam tubuh hingga jumlah yang cukup setelah satu kali  tertelan dalam dosis yang besar, gejala keracunan merkuri kronik dapat terjadi, sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang. Nitrat anorganik dapat diubah menjadi nitrit dengan adanya bakteri pereduksi nitrat dalam saluran pencernaan, yang menyebabkan methemoglobinemia.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Jika tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang. Paparan berulang atau terus-menerus oleh merkuri nitrat dapat menyebabkan anemia, radang ginjal, dan kemungkinan terjadi methemoglobinemia.

  1. kontak dengan mata

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Larutan dapat bersifat korosif dan dapat menyebabkan kemerahan, nyeri dan penglihatan kabur.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Merkuri melalui paparan terhirup, tertelan atau kontak dengan kulit dapat diindikasikan dengan terjadinya keracunan merkuri pada lensa mata (merkurialentis), perubahan warna pada lensa mata, pada percobaan celah lampu terhadap mata. 
 

  1. Kontak dengan kulit

 

Absorpsi melalui kulit berlangsung sangat cepat sehingga dilaporkan kematian terjadi pada hewan 1-2 jam setelah kontak.

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Larutan dapat bersifat korosif dan dapat menyebabkan kemerahan, nyeri dan luka bakar pada kulit. Sejumlah kecil merkuri dapat terserap melalui kulit yang utuh.
 

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Paparan berulang atau terus-menerus oleh senyawa merkuri dapat menyebabkan kulit menjadi peka dan efek sistemik sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang. Penggunaan salep yang mengandung merkuri untuk jangka panjang dilaporkan telah menyebabkan gejala nefrotik dan asidosis pada tubulus ginjal, eythema dan hiperpigmentasi pada kulit.
 

 

 

  1. ANTIDOTUM

     

    Dimercaprol/minyak, intramuscular; hemodialisis; penicillamine, oral; bahan pengkelat (chelating agent).

     

     

  1. INFORMASI EKOLOGI

  1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :

    Biokonsentrasi :   104000 mCi 24 jam BCF (Residu) – Calanoid copepod (Eurytemora affinis)

    1,0 mCi

     

  2. Data Ekotoksisitas :

    Toksisitas pada Ikan :

    MATC (Efek berganda) 0,89 mg/L 32 jam – Fathead minnow (Pimephales promelas)

    Toksistas pada Invertebrata :

    MATC (Reproduksi) 12 mg/L 7 jam – Kutu air (Ceriodaphnia dubia)

    Toksisitas pada Alga :

    LETH (Mortalitas) 300 mg/L 9 bulan – Alga hijau (Chlorella vulgaris)

     

     

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

Merkuri, semua bentuk kecuali alkil (sebagai Hg) :

0,1           mg/m3      OSHA TWA batas tertinggi

0,05         mg/m3      OSHA TWA (uap) (kulit)

0,1           mg/m3      ACGIH TWA (aryl) (kulit)

0,025       mg/m3      ACGIH TWA (logam dan senyawa anorganik) (kulit)

0,05         mg/m3      NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan (uap) (kulit)

0,1           mg/m3      NIOSH STEL batas tertinggi yang direkomendasikan (kulit)

  1. Metode Pengambilan Sampel :

    data tidak tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    data tidak tersedia

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Peralatan ventilasi harus tahan terhadap guncangan jika terdapat bahan dalam konsentrasi yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

    Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/ atau OSHA. Peralatan pelindung penafasan harus disertifikasi oleh NIOSH/ MSHA.

    Unsur yang diukur : Merkuri (Hg)

    • Paparan 1 mg/m3

      • Respirator selongsong kimia jenis apa saja dengan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

        Diperlukan End of Service Life Indicator (ESLI).

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja.

    • Paparan 2,5 mg/m3

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja.

      • Respirator pemurnian udara bertenaga jenis apa saja dengan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

        Diperlukan End of Service Life Indicator (ESLI).

    • Paparan 5 mg/m3

      • Respirator selongsong kimia jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

        Diperlukan End of Service Life Indicator (ESLI).

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

        Diperlukan End of Service Life Indicator (ESLI).

      • Respirator pemurnian udara bertenaga jenis apa saja pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang dilengkapi pelindung wajah penuh.

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

    • Paparan 10 mg/m3

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.

    • Tindakan penyelamatan :

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia ini.

      • Alat pernafasan serba lengkap dengan jenis apa saja yang sesuai.

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung menimbulkan bahaya terhadap kehidupan atau kesehatan:

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air penbasuh mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

 

 

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Jika diperlukan gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan). Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : Jika terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen

  1. Jika tertelan

     

:

Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : Jika tertelan, pertimbangkan pembilasan lambung dan pemberian obat pencahar.

 

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan pemberian larutan garam fisiologis hingga korban siap dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkena dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Untuk luka bakar tutup dengan baju yang steril, kering dan longgar. Segera bawa ke dokter.

     

 

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Merupakan bahan pengoksidasi. Dapat menyala atau meledak jika kontak dengan bahan mudah terbakar.

  1. Media pemadam

:

Air.

Jangan menggunakan bahan kimia kering, karbon dioksida, atau bahan pemadam mengandung halogen.

Bila terjadi kebakaran besar : Semprotkan air yang banyak. Semprotkan air dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman.

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air hingga api benar-benar padam. Jaga agar posisi api jauh dari ujung tangki pemadam.

Untuk kebakaran di dalam kargo atau area penyimpanan :

Dinginkan kemasan dengan air dari selang ditambah dengan penyangga tanpa awak atau pipa semprot pemantau hingga api benar-benar padam.

 

 

 

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

 

 

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko.

  • Tumpahan sedikit dan kering : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan. Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.

  • Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

 

  1. Ke udara

:

Data tidak tersedia

  1. Ke air

:

Tambahkan bahan alkali (kapur, batu kapur/ gamping, natrium bikarbonat atau soda abu). Serap tumpahan dengan karbon aktif. Kumpulkan tumpahan dengan menggunakan peralatan mekanis.

Jika bahan terlarut, gunakan larutan natrium sulfida untuk mengendapkan logam berat. Biarkan bahan yang tumpah mengalami aerasi (aerate).

 

  1. Ke tanah

:

Gali tempat penampungan seperti lagoon, kolam atau lubang. Tutupi tumpahan dengan lembaran plastik untuk mengurangi penyebaran dan melindungi dari kontak terhadap air.

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

 

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :

    data tidak tersedia

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    Kode instruksi kemasan    :  P002 (IMDG Code)

 

 

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  OW8225000

Nomor EINECS : 233-152-3

 

 

  1. PUSTAKA

 

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM