.: ARSEN TRIKLORIDA :.
[ARSENIC TRICHLORIDE]
Arsenic Trichloride
Rumus Molekul : AsCl3
Massa Molekul : 181,28 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
7784-34-1
NOMOR HS : 2812.10.0000 NOMOR UN : 1560
Sinonim dan nama dagang
Arsenic Chloride; Arsenic butter; Butter of arsenic; Fuming liquid arsenic; Arsenic(III) Chloride; Arsenous Chloride; Arsenous Trichloride; Trichloroarsine
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Cairan bertekstur seperti minyak, tidak berwarna atau kuning, berbau tajam, rasa logam yang manis
Titik beku
:
- 19°C
Titik didih
:
130°C
Suhu kritis
:
927°C
Tekanan uap
:
10 mmHg pada 24°C
Kerapatan uap
:
6,25 (udara = 1)
Berat jenis
:
2.1450 pada 25°C (air = 1)
Panas penguapan
:
35.01 kJ/mol
Indeks refraksi
:
1.6006 pada 20°C/D
Tegangan permukaan
:
20 dynes/cm = 0.020 N/m pada 20°C
Kelarutan
:
1 mol arsen triklorida dapat larut dalam 9 mol air; bercampur dengan karbon tetraklorida, kloroform, sulfur, iod, larutan alkali iodida, minyak, dan lemak; larut dalam eter asam hidrobromat, asam hidroklorat, alkohol, dan fosfor triklorida.
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Cairan dan uap sangat mudah menyala
Berbahaya jika tertelan dan terhirup
Dapat berbahaya jika terkena kulit
Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah
Dapat menyebabkan kerusakan genetik
Dapat merusak fertilitas atau janin
Berbahaya bagi kehidupan akuatik
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Lakukan tindakan pencegahan untuk mengantisipasi lucutan statis (static discharge)
Dilarang makan, minum, atau merokok sewaktu menggunakan produk ini
Gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik
Hindari menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya
Hindarkan emisi ke lingkungan – jika itu bukan merupakan peruntukan penggunaan
PENYIMPANAN
Penyimpanan di tempat gelap, sejuk, kering dan berventilasi baik dalam kemasan yang tertutup rapat. Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan, asam dan alkali.
PENGGUNAAN
Digunakan dalam industri pembuatan keramik; sintesis senyawa klor yang mengandung arsen (misalnya derivat klor dari arsin).
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal. Terurai dalam air
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida arsen, dan senyawa-senyawa terhalogenasi, terutama arsen trioksida, arsin dan hidrogen klorida.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Dapat menyala atau meledak jika kontak dengan bahan mudah terbakar
Inkompatibilitas
Arsen Triklorida dengan :
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan basa, logam, bahan mudah terbakar, amina, bahan pengoksidasi
Alkali : Bereaksi dengan dahsyat.
Aluminium (serbuk) : Dapat menyala dalam bentuk uapnya.
Amonia : Bereaksi dengan dashyat.
Heksafluoroisopropilideneaminolitium : Kemungkinan dapat meledak.
Kalium : Dapat meledak jika bertumbukan.
Minyak : Dapat mengalami kerusakan.
Natrium : Dapat meledak jika bertumbukan.
Oksidator (kuat) : Bereaksi dengan dahsyat.
Pelumas : Dapat mengalami kerusakan.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LCLo mencit – terhirup 338 bpj/10 menit ; 200 mg/m3/20 menit
Pada hewan uji, paparan terhadap arsen triklorida pada konsentrasi sebesar 40.000 bpj selama 5 menit menyebabkan kematian akibat spasme laring. Penelanan arsen trioksida sebesar 1 mg/kg dapat menyebabkan kematian pada anak. Dosis sebesar 120 mg arsen trioksida melalui oral dapat menjadi fatal.
Jika tertelan dengan dosis sebesar 20 miligram dpaat menyebabkan toksisitas yang mengancam kehidupan. Perkiraan dosis oral akut berbagai senyawaan arsen berkisar antara 1 mg hingga 10 gram.
Pada hewan, arsen trivalen (arsenit) bersifat lebih toksik dibandingkan bentuk pentavalen (arsenat). Bagaimanapun, toksisitas signifikan pada manusia dapat terjadi jika tertelan garam-garam arsen pentavalen dalam dosis besar. Arsen pentavalen dapat dikonversi secara in vivo menjadi arsen trivalen.
Data Mutagenik :
Uji reparasi DNA – Bacillus subtilis 50 mmol/L
Analisis sitogenetik – limfosit manusia 600 nmol/L
Uji mikronukleus – mencit, intraperitoneal, 5500 µg/kg
Uji transformasi morfologis – embrio tupai, 3 µmol/L
Arsen triklorida bersifat mutagenik pada bakteri, sel embrio tupai dan leukosit manusia.
Data Karsinogenik :
GHS : Kategori 1
IARC : Grup 1. Bukti pada manusia cukup. Bukti pada hewan terbatas. (Senyawaan arsen anorganik).
OSHA : Karsinogen.
NTP : Dinyatakan sebagai karsinogen pada manusia.
ACGIH : A1 – Ditetapkan sebagai karsinogen pada manusia (senyawaan arsen anorganik).
EPA : A – Karsinogen pada manusia. Bukti pada manusia cukup. Bukti pada hewan terbatas. (Senyawaan arsen anorganik).
EC : Kategori 1.
Adanya peningkatan dalam kejadian kanker kulit dan paru berhubungan dengan paparan senyawa arsen melalui pengobatan medis, air minum yang terkontaminasi, atau paparan di tempat kerja. Timbulnya kanker pada bagian tubuh lainnya juga telah dilaporkan, namun belum dipastikan adanya hubungan yang jelas.
Adanya peningkatan angka kematian akibat kanker paru dilaporkan teramati pada populasi manusia yang sebelumnya telah terpapar arsen anorganik melalui inhalasi. Peningkatan angka kematian akibat kanker organ tubuh bagian dalam (hati, ginjal, paru dan usus) dan timbulnya kanker kulit dilaporkan teramati pada populasi yang mengkonsumsi air minum yang mengandung arsen anorganik dalam konsentrasi tinggi.
Data Iritasi/Korosi :
Menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan sistem pernafasan.
Senyawa arsen trivalen bersifat korosif terhadap kulit.
Debu arsen menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan bagian atas dan mata. Radang selaput ikat mata yang disebabkan oleh bahan kimia ini dikarakterisasi dengan timbulnya rasa gatal, luka bakar pada mata dan keluarnya air mata.
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik : Data tidak tersedia
Data Efek Reproduktif :
Fetotoksisitas dan kematian janin dapat terjadi, namun arsen tidak memberikan risiko secara signifikan terhadap reproduksi manusia pada batas paparan yang diiperbolehkan di tempat kerja.
Arsen diekskresikan dalam air susu manusia dan hewan percobaan.
Dalam studi terhadap hewan, arsen triklorida menyebabkan efek reproduktif yang merugikan pada mencit dan terakumulasi dalam plasenta dan seluruh organ janin, khususnya dalam hati, jika arsen diberikan kepada tikus hamil.
Dilaporkan tidak menyebabkan efek merugikan apapun terhadap kesuburan, berdasarkan studi pada hewan. Toksisitas sistemik terjadi sebelum teramati adanya efek pada testis.
Efek Lokal :
Korosif : melalui paparan terhirup, kulit, mata, tertelan
Organ Sasaran :
Saluran lambung dan usus, jantung, otak dan ginjal, kulit, dan sumsum tulang, susunan syaraf periferal.
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Diabetes; gangguan pada jantung atau kardiovaskular; sistem kekebalan atau alergi; ginjal; hati; sistem syaraf; penyakit kulit dan alergi.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Arsenik triklorida dapat menyebabkan kerusakan parah pada saluran pernafasan disertai batuk, dahak berbusa, nyeri dada, sesak nafas dan edema paru. Gejala lain keracunan senyawa arsen anorganik meliputi sianosis pada muka, rasa gamang, rasa gelisah, kelemahan, sakit kepala, rasa sangat lemah, kenaikan suhu tubuh pada awalnya dan akhirnya turun, hipertensi, sakit pada tungkai dan lengan, dan leukositosis. Gejala gastrointestinal yang tertunda dapat meliputi mual, muntah, kolik dan diare. Keracunan sistemik akut yang parah melalui inhalasi umumnya tidak terjadi, namun jika bahan terabsorbsi dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek. Satu kasus dari paparan tunggal yang berkelanjutan terhadap arsen yang terkandung dalam penyemprot tembakau menyebabkan anemia megaloblas.
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan berulang terhadap senyawa arsen anorganik dapat menyebabkan keletihan, sakit kepala yang persisten, anoreksia, penurunan berat badan, kelelahan, muka pucat, rasa tidak enak badan yang tidak jelas, demam ringan, pengeluaran air liur, dan gangguan gastrointestinal disertai mual, terkadang muntah, rasa berat pada perut, kolik dan diare yang berselang dengan sembelit. Efek pada selaput mukosa dapat berupa radang selaput ikat mata disertai rasa iritasi dan lakrimasi, kondisi radang selaput lendir disertai pengeluaran getah radang pada hidung, laring dan saluran pernafasan, selesma, serak/ parau, trakeobronkitis ringan dan stomatitis. Perforasi pada sekat hidung dapat terjadi. Dapat timbul beberapa bentuk lesi kulit meliputi melanosis, eritema, eksim, keratosis pada telapak tangan dan tapak kaki, edema subkutan yang terlokalisasi, terutama pada kelopak mata, kulit bersisik dan pengelupasan kulit, serta kuku rapuh, garis Mees, alopesia dan balak. Radang syaraf periferal dapat timbul, mulanya pada tangan dan kaki, biasanya berkaitan dengan pancaindera dan disertai kelumpuhan, hiperestesia, nyeri, rasa terbakar dan rasa sakit. Pada kasus yang berat, kelumpuhan syaraf motorik dan atrofia otot dapat terjadi disertai penurunan fungsi kaki dan pergelangan tangan. Efek pada hati, ginjal, sistem hematopoietik dan kardiovaskuler dapat terjadi, tetapi lebih umum terjadi pada paparan tertelan jangka panjang. Senyawa arsen anorganik dapat menimbulkan kanker paru dan kulit pada manusia. Periode laten antara awal mula paparan hingga timbulnya kanker umumnya berkisar antara 15-30 tahun.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Kontak dapat menyebabkan kerusakan berupa korosi pada saluran lambung dan usus. Dosis besar arsen atau senyawa arsen anorganik dapat menimbulkan bahaya sistemik dengan gejala yang umumnya timbul dalam waktu setengah hingga empat jam setelah tertelan. Gejalanya meliputi rasa terbakar dan nyeri pada dada, esofagus, lambung dan usus besar, rasa sesak pada kerongkongan, disfagia, keletihan dan rasa logam yang agak manis. Radang lambung dan usus yang parah dapat terjadi disertai muntah, diare berair atau berdarah yang berlebihan dan mengandung percikan lendir, dan dehidrasi disertai rasa haus yang berlebihan dan kram otot. Dapat juga timbul bau bawang putih pada nafas, muntahan dan feses. Vertigo, sakit kepala bagian depan, demam, pengeluaran keringat berlebihan, rasa lelah, bingung, deliria dan bahkan gangguan jiwa dapat terjadi. Penelanan dosis yang lebih rendah dari dosis letal, menyebabkan timbulnya beberapa gejala tanpa adanya tanda-tanda jelas pada lambung dan usus. Gejala akhir dapat meliputi rasa kedinginan, kulit kering, sianosis, denyut nadi cepat dan lemah, hipertensi, syok, gangguan jantung, termasuk fibrilasi ventrikular dan kelumpuhan. Kematian terjadi dalam waktu 1 – 48 jam dikarenakan kegagalan fungsi sirkulasi; koma dan kejang dapat terjadi belakangan. Kematian yang tertunda hingga 3 – 14 hari umumnya terjadi karena dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan hipotensi bertahap. Dapat terjadi perubahan degeneratif pada hati dan ginjal. Jika dapat bertahan dari gejala akut, beberapa gejala lanjut meliputi lesi kulit yang bervariasi, alopesia, garis putih pada kuku, pembengkakan pada muka dan kelopak mata serta konjungtivitis; penyakit syaraf dengan keterlibatan syaraf sensorik dan motorik, enselofati, kerusakan hati dengan berbagai bentuk abnormalitas, penyakit kuning dan pembesaran hati; kegagalan fungsi ginjal disertai hematuria, albuminuria, glukosuria dan oliguria atau anuria; serta anemia dan leukopenia, terutama neutropenia. Keletihan dan diare dapat bertahan hingga beberapa minggu. Pada ibu yang keracunan selama masa kehamilan, arsen anorganik dapat melintasi plasenta dan dapat menyebabkan kematian janin sebelum lahir.
Paparan Jangka Panjang
:
Jika tertelan arsen dan senyawa arsen anorganik secara berulang dalam jumlah kecil dapat menimbulkan efek serupa sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang. Gejala lain dapat meliputi timbulnya rasa logam, rasa haus, bau bawang putih pada nafas dan pengeluaran keringat, kegelisahan, rasa panas, ataksia, kebingungan mental, pembengkakan pada pergelangan kaki dan kelopak mata bawah, pendarahan pada hidung dan pendarahan gusi. Efek pada hati meliputi penyakit kuning, pembesaran hati, sirosis, busung, hipertensi portal non-sirotik, infiltrasi lemak dan nekrosis sentral. Ginjal dapat mengalami kerusakan parah dan dapat terjadi oliguria, proteinuria, hematuria dan torak. Efek hematologik meliputi anemia, leukopenia, terutama neutropenia, trombositopenia tanpa pendarahan yang parah, gangguan pada eritropoiesis dan gangguan atau depresi pada mielopoiesis. Dilaporkan terjadi anemia aplastik disertai leukemia mielogenus fatal sesudahnya. Juga dilaporkan adanya efek kardiovaskular yang meliputi pembengkakan periferal jantung yang parah, kegagalan fungsi bagian kiri jantung, gangren pada ekstremitas sebagai akibat dari perubahan pembuluh periferal. Peningkatan kejadian timbulnya aberasi kromosom telah diamati terjadi pada individu yang diberi senyawa arsen. Kanker pada manusia telah dihubungkan dengan penghirupan arsen jangka panjang.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Uap arsen triklorida merupakan iritan sangat kuat. Kontak langsung menyebabkan blefarospasme, fotofobia, lakrimasi dan eritema pada selaput ikat mata. Pada kasus yang parah, dapat terjadi luka bakar dan kemungkinan kebutaan.
Paparan Jangka Panjang
:
Efek bergantung pada lamanya kontak dan konsentrasi bahan, paparan berulang atau jangka panjang menimbulkan radang selaput ikat mata atau efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Arsen triklorida dapat menyebabkan pelepuhan, luka bakar parah dan secara cepat terabsorpsi melalui kulit, dan kemungkinan berakibat fatal. Beberapa senyawa arsenik merupakan bahan penyebab sensitisasi dan dapat menyebabkan dermatitis sensitisasi pada individu yang terpapar sebelumnya.
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan arsen dari udara di lingkungan kerja dapat menyebabkan luka bakar dan rasa gatal dengan dua tipe dermatitis yang diakibatkan iritasi lokal atau sensitisasi : eksim disertai eritema, pembengkakan dan papula atau vesikel, dan tipe folikular disertai eritema dan pembengkakan folikel atau pustula. Dermatitis umumnya terlokalisasi pada bagian yang terpapar paling banyak seperti wajah, tengkuk, lengan, pergelangan tangan dan tangan. Lesi kronis pada kulit dapat menyertai respons awal, namun biasanya terjadi setelah beberapa tahun terpapar. Hiperkeratosis, kutil dan melanosis pada kulit merupakan tanda yang menyolok. Lesi kronis pada kulit tersebut, khususnya hiperkeratosis, dapat berkembang menjadi lesi pre-kanker dan kanker.
ANTIDOTUM
Dimercaprol (intramuskular); Penisilamin (oral).
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia
Data Ekotoksisitas : Data tidak tersedia
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
0,002 mg/kg WHO ADI (Asupan harian yang dapat diterima) (1988)
10 µg As/m3 OSHA TWA 8 jam (2001)
0,5 mg As/m3 OSHA PEL TWA 8 jam (2001)
0,01 mg As/m3 ACGIH TLV TWA 8 jam (2001)
35 mg As/L urin ACGIH BEI (waktu pengambilan sampel : akhir minggu kerja) (2001)
5 mg As/m3 NIOSH (1997)
2 µg As/m3 NIOSH ceiling 15 menit batas paparan yang direkomendasikan (1997)
10 µg As/l air EPA (standar dalam air minum) (1993)
NAB yang diterapkan di negara lain (ACGIH, 1986) :
0,5 mg As/m3 NAB yang diterapkan di Austria, Belgia, Finlandia, Jepang dan Belanda
0,3 mg As/m3 NAB yang diterapkan di Ceko, Jerman, Hungaria, Polandia, dan Rusia
0,2 mg As/m3 NAB yang diterapkan di Swiss dan Rumania
0,05 mg As/m3 NAB yang diterapkan di Swedia
0,25 mg As/m3 NAB yang diterapkan di Italia
0,1 µg As/m3 UK OES TWA
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan :
Filter partikulat; Asam; Spektrometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrometry); NIOSH III # 7900
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan
Alat pelindung diri :
Respirator :
Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA.
Jenis respirator yang digunakan :
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Tindakan penyelamatan :
Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong untuk gas asam serta filter partikel berefisiensi tinggi.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang sesuai.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai.
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai. Merupakan bahan yang diatur oleh OSHA menurut U.S. OSHA 29
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen.
Jika tertelan
:
Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung, pemberian obat pencahar, dan pemberian oksigen. Hindarkan pemberian obat perangsang muntah.
Jika terkena mata
:
Basuh mata segera dengan air mengalir yang banyak atau larutan garam fisiologis, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan pemberian larutan garam fisiologis hingga korban siap dibawa ke rumah sakit. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci area yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Untuk luka bakar, lindungi dengan perban steril. Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
Media pemadam
: Bahan kimia kering, busa, air.
Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi terlindungi atau jarak yang aman. Jaga agar posisi berdiri searah dengan arah angin. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.
Tumpahan sedikit : Absorbsi dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
Ke udara
: Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Kumpulkan cairan hasil penyemprotan untuk dibuang sebagai limbah berbahaya.
Ke air
:
Netralisasi. Tambahkan bahan alkali (kapur, batu kapur, natrium bikarbonat atau soda abu). Tambahkan Besi(III)klorida (FeCl3). Kumpulkan bahan yang tumpah menggunakan peralatan mekanis. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.
Ke tanah
:
Gali tempat penampungan seperti lagoon, kolam atau lubang. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Absorbsi dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar.
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Nama teknis yang benar : Arsen triklorida
Nomor UN/ID : 1560
Kelas IATA/ICAO : 6.1
Pengangkutan Laut IMDG :
Kode instruksi kemasan : P602 (IMDG Code)
Nama teknis yang benar : Arsen triklorida
Nomor UN/ID : 1560
Kelas IMDG : 6.1
Kelompok kemasan : I
Nomor EmS : 6.1-02
Nomor MFAG Table : 100
Polutan laut : Ya
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : CG1750000
Nomor EINECS : 232-059-5
PUSTAKA
Budavari (ed.), (2001), The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. 13th Ed, Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 137
IMO (International Maritime Organization), (2000), International Maritime Dangerous Goods Codes 2000, Volume 1 dan 2, IMO Publication, London
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki
OHS02050, Arsenic Trichloride, MDL Infomation Systems, Inc. 1994, pp. 1-10.
The Dutch Institute for the Working Environment and the Dutch Chemical Industry Association, (1991), Chemical Safety Sheets, Samson Chemical Publishers, Netherland, p. 675
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Department of Health & Human Services, Chem ID Plus, 2004, http:\\toxnet.nlm.sis.gov
Urben, P.G., (1999), Bretherick’s Handbook of Reactive Chemical Hazards, 6th ed., vol.1, Butterworth – Heinemann Ltd., Oxford, p. 54
PENYUSUN