.: BERILIUM :.
[BERYLLIUM]
___Be ___
Beryllium
Rumus Molekul : Be
Massa Molekul : 9,01 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
7440-41-7
NOMOR HS : 8112.11.00.00 NOMOR UN : 1567
Sinonim dan nama dagang
Beryllium; Glucinium; Glucinum, Beryllium element
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Logam ringan yang keras, berwarna abu-abu dengan struktur heksagonal tertutup atau berbentuk serbuk.
Titik lebur
:
1278 °C
Titik didih
:
2970 °C
Tekanan uap
:
7,6 mmHg pada 1910 °C
Berat jenis
:
1,848 pada 20°C (air = 1)
Kelarutan
:
Larut dalam asam encer dan alkali; larut sedikit dalam air panas; tidak larut dalam air dingin, merkuri, asam nitrit
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
menyebabkan kerusakan genetik
Dapat menyebabkan kanker
Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah
Dapat berakibat fatal jika tertelan dan masuk dalam saluran pernafasan
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Jika tertelan : basuh mulut. Jangan merangsang muntah
Basuh dengan saksama sesudah menangani bahan ini
Jangan menghirup debu atau kabut - jika selama penggunaan bahan, terbentuk partikel yang dapat terhirup
Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai kembali
Bila terpapar atau diduga terpapar : dapatkan nasihat medis
PENYIMPANAN
Simpan di tempat terkunci, tempat yang sejuk, kering dan berventilasi cukup. Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan, makanan dan pakan hewan.
PENGGUNAAN
Sebagai sumber neutron, x-ray window, reflektor neutron dan moderator neutron dalam reaktor nuklir. Digunakan dalam industri kuningan, pesawat terbang, suku cadang rudal, bahan bakar roket, komputer, sistem navigasi, tameng panas dan kaca.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal. Resisten terhadap oksidasi pada suhu kamar
Peruraian yang berbahaya
:
Oksida berilium
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain dan bahan yang tidak boleh dicampurkan
Inkompatibilitas
Berilium dengan :
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan asam, alkali, bahan pengoksidasi, halogen
Asam kuat : bereaksi membentuk gas hidrogen yang mudah menyala.
Basa kuat : menimbulkan gas hidrogen yang mudah menyala.
Karbondioksida : bereaksi sangat hebat
Karbondioksida + nitrogen : dapat menyala dengan pemanasan
Karbon tetraklorida : membentuk campuran yang sensitif terhadap goncangan
Klorin : berpijar bila dipanaskan
Fluorin : berpijar jika dipanaskan
Halida : bereaksi
Larutan hidrokarbon : membentuk campuran yang sensitif terhadap goncangan
Asam HCl : bereaksi dengan sempurna atau bercampur menjadi satu dengan berilium
Logam (alkali) : bereaksi menjadi gas
Asam nitrat : bereaksi dengan sempurna atau bercampur menjadi satu dengan berilium
Trikloroetilen : membentuk campuran yang sensitif terhadap goncangan
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – intravena 0,5 mg/kg
Data Mutagenik :
DNA adduct Escherichia coli 30 μmol/l
DNA inhibitation non mamalia 30 μmol/kg
DNA adduct human HeLa cell 30 μmol/l
DNA adduct mencit Ascites tumor 30 μmol/l
Data Karsinogenik :
GHS : kategori 1
IARC : Grup 1. (Bukti pada manusia dan hewan cukup)
ACGIH : Grup A2. Diduga menyebabkan kanker pada manusia.
EU : kategori 1
Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik :
TDLo tikus intratraceal 13mg/kg
Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia
Efek Lokal :
Iritasi : melalui paparan terhirup, kulit, mata
Organ Sasaran :
Sistim kekebalan (sensitisasi)
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :
Pernafasan
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Dapat mengiritasi paru, menyebabkan pneumonia parah. Gejala meliputi kejang paru, radang nasofaring, trakeo bronkitis, batuk, dahak berdarah, sesak nafas, sianosis, nasal discharge, demam, anoreksia, rasa lelah. Radang paru atau pneumothorax menyebabkan kematian. Studi indikasi kuat pada tikus menyebabkan pneumonitis kemudian diikuti dengan terjadinya keadaan fibrosis ringan selanjutnya diamati terjadi pneumonitis semakin aktif dengan paparan sedikit saja menimbulkan efek sebagaimana pada paparan kronis
Paparan Jangka Panjang
:
Pada paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan beryliosis, suatu gangguan yang biasanya mengenai gangguan pernafasan bagian atas dan bawah tanpa gejala awal, kelelahan, dan penurunan berat badan disertai dengan dispnea. Gejala dapat tertunda dari 1 – 25 tahun paparan dan dapat terjadi penumpukan dengan bertambahnya stres secara fisik tanda kekurangan fungsi paru dan efek sistemis, meliputi dispnea dalam keadaan beraktifitas/ istirahat, rasa terbakar pada dada, batuk, bersin, tekanan darah rendah, pembesaran hati, osteoartopalti meliputi hematokrip, kelebihan kalsium urea dengan/ tanpa batu, kelebihan kalsium kulit menjadi pucat langsung, pneumonale dengan bertambahan fibrosis dan kekebalan paru. Efek langsung meliputi hemoktisis, cacat berat pada manusia, jantung sebelah kanan lemah dengan batuk yang tidak produktif, pneumothorax dan demam pada anak. Sesak nafas atau sakit jantung menyebabkan kematian atau kerusakan ginjal.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Data tidak tersedia
Paparan Jangka Panjang
:
Data tidak tersedia
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Iritasi, kemerahan, nyeri.
Paparan Jangka Panjang
:
Iritasi, kemerahan, nyeri.
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Iritasi, kemerahan, luka, bisul bernanah dan tukak (akibat kontaminasi luka), luka bakar, dermatitis, sensitisasi kulit. Implantasi ke dalam kulit menyebabkan pembentukan tukak serta granuloma lokal dan distal.
Paparan Jangka Panjang
:
Granulotomatous skin ulceration dan dermatitis
ANTIDOTUM
Data tidak tersedia
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia
Data Ekotoksisitas : Data tidak tersedia
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
0,002 mg/m3 OSHA TWA
0,005 mg/m3 OSHA ceiling
0,002 mg/m3 ACGIH TWA
25 μg/m3 OSHA puncak 30 menit
≤ 0,0005 mg/m3 NIOSH batas paparan yang direkomendasikan (REL)
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia.
Metode/ prosedur pengukuran paparan : Data tidak tersedia.
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator :
Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau terus menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan.
Jenis respirator yang digunakan :
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Segera bawa ke dokter.
Jika tertelan
:
Paparan melalui penelanan jarang terjadi.
Jika terkena mata
:
Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci area yang terkontaminasi bahan dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15 menit). Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Jika terbakar, partikel berilium yang halus dapat mengemisikan cahaya yang terang benderang dan panas yang intensif (4500°C dalam oksigen). Serbuk berilium bereaksi dengan klor, fluor, brom, iod atau fosfor membentuk gas atau uap yang mudah terbakar, dan bereaksi dengan asam menghasilkan gas atau uap yang beracun. Partikel berilium sangat halus dan mudah meledak.
Media pemadam
: Dolomit, bahan kimia kering, pasir, busa, grafit, soda abu, sodium klorida. Jangan gunakan karbon dioksida atau air.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air yang banyak hingga api padam. Jaga agar air tidak memasuki kemasan. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Untuk kebakaran dalam tempat penyimpanan : dinginkan kemasan dengan air selang dengan penyangga tanpa awak/ pipa semprot hingga api padam. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan maka lakukan tindakan pencegahan : isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Biarkan api menyala. Hindari penghirupan bahan atau produk hasil pembakaran. Tumpahan banyak : kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan. Hindari debu yang terbentuk. Bersihkan residu dengan vakum penyaring partikel efisiensi tinggi
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Hindari panas, nyala api, percikan atau sumber nyala lainnya. Jangan sentuh bahan yang tumpah. Kenakan pakaian pelindung dan peralatan pernafasan serba lengkap. Evakuasi area yang berbahaya. Hubungi orang yang ahli dalam menangani bahan ini. Secara hati-hati kumpulkan tumpahan dengan menggunakan penghisap debu industri yang dilengkapi dengan filter berefisiensi tinggi atau dengan membasahi tumpahan tersebut dengan air sebelum dikumpulkan ke dalam botol bermulut lebar bersumbat
Ke udara
: Data tidak tersedia
Ke air
:
Data tidak tersedia
Ke tanah
:
Data tidak tersedia
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : Data tidak tersedia
Pengangkutan Laut IMDG :
Kode instruksi kemasan : P 200 (IMDG Code)
Kelompok Kemasan : II
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : DS1750000
Nomor EINECS : --
PUSTAKA
---------------, (1989), NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards, vol. 1 & 2, US Department of Health and Human Services, Washington D.C
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 752
Budavari, S., et. al. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 198
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta
ICSC : 0226, Beryllium, International Chemical Safety Cards, 2001
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 428
Proctor, N.H. and J.P. Hughes., (1978), Chemical Hazards of the Workplace, J.B. Lippincott, Philadelphia, p. 123
Ramali, Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1998), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta
Sax, N. Irving and Lewis, Richard J., Sr, (1987), Hazardous Chemicals Desk Reference, Van Nostrand Reinhold, New York, p. 223
The Dutch Institute for the Working Environment and the Dutch Chemical Industry Association, (1991), Chemical Safety Sheets, Samson Chemical Publishers, Netherland, p. 114
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
Urben, P.G., (1999), Bretherick’s Handbook of Reactive Chemical Hazards, 6th ed., vol.1, Butterworth – Heinemann Ltd., Oxford, p. 90
PENYUSUN