.: DIELDRIN :.
[ DIELDRIN]
(1R,4S,4aS,5R,6R,7S,8S,8aR)–1,2,3,4,10,10–Hexachloro-1,4-4a,5,6,7,8,8a-octahydro-6,7-epoxy-1,4:5,8-dimethanonaphthalene
Rumus Molekul : C12H8Cl6O
Massa Molekul : 380,90 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
302-27-2
NOMOR HS : 2939.99.00.00 NOMOR UN : 1544
Sinonim dan nama dagang
1, 2, 3, 4, 10, 10 – Hexachloro - 6, 7 – epoxy – 1, 4, 4a, 5, 6, 7, 8, 8a – octahydro - 1, 4 – endo – exo – 5, 8 dimethanonaphtha-lene; 1,2,3,4,10,10–Hexachloro–6,7–epoxy–1,4,4a,5,6,7,8,8a–octahydro–endo–1,4–exo–5,8–dimethano-naphthalene; Endo, exo-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-6,7-epoxy-1,4,4a,5,6,7,8,8a-octahydro–1,4:5,8–dimethanonaphthalene.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Padatan berbentuk kristal, tidak berwarna hingga putih pupus, memiliki bau yang jelas/nyata
Titik lebur
:
176 - 177°C
Titik didih
:
Terurai
Tekanan uap
: 0,0000002 mmHg pada 25°C
Kerapatan uap
: 13,2 (udara = 1)
Berat jenis
: 1,70 pada 20°C (air = 1)
Ambang bau
:
0,041 bpj
Ambang bau
:
Tidak dapat larut dalam air. Larut dalam aseton, benzena, pelarut aromatik dan pelarut terhalogenasi. Larut sedikit dalam minyak mineral, alkohol, dan pelarut alifatik.
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika terhirup
Fatal jika terkena kulit
Fatal jika tertelan
Menyebabkan iritasi kulit
Menyebabkan iritasi pada mata
Diduga merusak fertilitas atau janin
Dapat membahayakan bayi yang menyusui
Di duga menyebabkan kerusakan genetik
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Jangan lakukan apapun sebelum membaca dan memahami petunjuk keselamatan
Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung dan pelindung pernafasan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten
Hindari kontak selama hamil/ menyusui
Gunakan hanya diluar ruangan atau di area yang berventilasi baik
Hindarkan emisi ke lingkungan
Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini
Basuh tangan dengan saksama sesudah menangani bahan
Jangan menghirup debu atau kabut
Jangan sampai kena mata, kulit atau pakaian
PENYIMPANAN
Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.
PENGGUNAAN
Digunakan sebagai insektisida. Penggunaan dieldrin sudah dilarang menurut Konvensi Stockholm dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil peruraian pada pemanasan berupa halida asam.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindarkan panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Kemasan dapat pecah atau meledak jika kena panas.
Inkompatibilitas
Dieldrin dengan :
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan asam, bahan pengoksidasi, logam, dan bahan mudah terbakar.
Asam mineral (pekat) :Dapat bereaksi.
Fenol : Dapat bereaksi.
Hidrogen bromida : Dapat bereaksi membentuk bromohidrin.
Katalis asam : Dapat bereaksi.
Logam aktif : Dapat bereaksi.
Oksidator asam : Dapat bereaksi.
Oksidator (kuat) : Tidak tercampurkan.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 38300 µg/kg
LC50 tikus – terhirup 13 mg/m3/4 jam
LD50 tikus – kulit 56 mg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 35 mg/kg
LD50 tikus – subkutan 49 mg/kg
LD50 tikus – intravena 9 mg/kg
LD50 mencit – oral 38 mg/kg
LD50 mencit – intravena 10500 µg/kg
LD50 mencit – intraserebral 3 mg/kg
LD50 kelinci – oral 45 mg/kg
LD50 kelinci – kulit 250 mg/kg
LD50 kelinci – subkutan 150 mg/kg
LD50 marmut – oral 49 mg/kg
LD50 tupai – oral 60 mg/kg
Data Mutagenik :
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 1 mg/pelat (+/-S9)
Uji sintesis DNA tak diatur – fibroblas manusia 1 µmol/L
Uji inhibisi DNA – limfosit manusia 100 mg/L
Uji inhibisi DNA – sel HeLa manusia 400 µmol/L
Uji transformasi morfologis – mencit, oral, 15 mg/kg
Uji inhibisi DNA – sel tikus jenis lainnya 10 mg/L
Uji lokus spesifik – limfosit mencit 10 mg/L
Sistem pengujian mutasi lainnya – mencit, oral 20 mg/kg
Uji inhibisi DNA – mencit, oral 50 mg/kg
Sistem pengujian mutasi lainnya – sel mencit jenis lainnya 1bpj/4 jam
Analisis sitogenetik – mencit, intraperitoneal, 1200 µg/kg
Uji pertukaran pasangan kromatid (Sister Chromatid Exchange) – sel telur tupai 40 mg/L
Mutasi pada sel somatik mamalia – paru tupai 10 µmol/L
Mutasi pada sel somatik mamalia – fibroblas mamalia 50 mg/L
Analisis sitogenetik – limfosit bebek 100 bpj
Data Karsinogenik :
GHS : Tidak karsinogen
IARC : Grup 3. Bukti pada manusia tidak cukup. Bukti pada hewan terbatas.
ACGIH : A4 – Tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia.
TGRS 905 : K3.
Dieldrin bersifat karsinogenik pada mencit, pemberian secara oral menyebabkan timbulnya neoplasma jinak dan ganas pada hati.
Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik :
TDLo tikus – oral 200 mg/kg/2 tahun, secara kontinyu
TDLo mencit – oral 546 mg/kg/65 minggu, secara kontinyu
Data Efek Reproduktif :
TDLo tikus – oral 14 µg/kg, multigenerasi
TDLo mencit betina – oral 30600 µg/kg, 6 – 14 hari selama masa kehamilan, secara kontinyu
TDLo mencit betina – oral 15 mg/kg, 9 hari selama masa kehamilan, secara kontinyu
TDLo mencit betina – oral 2250 µg/kg, 6 – 14 hari selama masa kehamilan, secara kontinyu
TDLo mencit jantan – oral 12500 µg/kg, 1 hari
TDLo mencit betina – oral 4500 µg/kg, 6 – 14 hari selama masa kehamilan, secara kontinyu
TDLo mencit jantan – oral 6250 µg/kg, 5 hari
TDLo tupai betina – oral 30 mg/kg, 8 hari selama masa kehamilan, secara kontinyu
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran :
Susunan syaraf pusat
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :
Gangguan pada hati, penyakit kulit dan alergi.
Data Tambahan
Dapat diekskresikan melalui air susu. Stimulan/zat perangsang seperti epinefrin dapat menginduksi terjadinya fibrilasi ventrikular. Dapat disimpan dalam jaringan adiposa. Gejala tersebut dapat terjadi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan sebelum dapat diekskresikan dari tubuh. Aktivitas yang intensif serta kelaparan dapat memobilisasi pestisida dan menyebabkan timbulnya kembali gejala-gejala keracunan. Dieldrin dapat berpindah ke janin melalui plasenta.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Konsentrasi letal pada tikus dilaporkan sebesar 13 mg/m3/4 jam. Dieldrin dapat menyebabkan rangsangan pada susunan syaraf pusat dengan gejala berupa sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, rasa tidak enak badan yang tidak jelas pengeluaran keringat secara berlebihan, sentakan mioklonik ringan, mual, dan muntah. Kejang dalam salah satu atau lebih bentuk epileptik (ayan) dapat terjadi disertai kemungkinan kehilangan kesadaran dan koma. Terkadang, kejang dapat terjadi tanpa didahului gejala apapun. Gejala tertunda dan gejala yang timbul secara mendadak kadang-kadang dapat terjadi pada waktu beberapa minggu atau bulan setelah paparan terakhir. Dalam beberapa kasus keracunan, dapat berkembang gejala-gejala lain seperti kehilangan koordinasi, hiperiritabilitas, perubahan perilaku, nistagmus dan takikardia.
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan akumulasi pestisida dalam darah, mengakibatkan perkembangan gejala yang telah disebutkan sebelumnya, atau timbulnya serangkaian gejala secara mendadak setelah paparan jangka pendek. Sebagai tambahan terhadap gejala-gejala tersebut diatas, dapat terjadi gejala seperti rasa mengantuk dan anoreksia.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Dosis letal pada tikus dilaporkan sebesar 38300 µg/kg. Dieldrin dapat menyebabkan rangsangan pada susunan syaraf pusat dengan gejala berupa sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, perasaan tidak enak badan yang tidak jelas pengeluaran keringat secara berlebihan, sentakan mioklonik ringan, mual, dan muntah. Kejang dalam salah satu atau lebih bentuk epileptik (ayan) dapat terjadi disertai kemungkinan kehilangan kesadaran dan koma. Terkadang, kejang dapat terjadi tanpa didahului gejala apapun. Gejala tertunda dan gejala yang timbul secara mendadak kadang-kadang dapat terjadi pada waktu beberapa minggu atau bulan setelah paparan terakhir. Dalam beberapa kasus keracunan, dapat berkembang gejala-gejala lain seperti kehilangan koordinasi, hiperiritabilitas, perubahan perilaku, nistagmus, takikardia, dan perubahan pada pola EEG. Luka ringan yang bersifat sementara pada ginjal dan hati dilaporkan terjadi dalam kasus keracunan subletal pada pria. Dosis letal pada manusia diperkirakan sebesar 5 gram. Kematian dapat disebabkan oleh terhentinya fungsi pernafasan. Penelanan dieldrin oleh wanita hamil menyebabkan kematian janin. Pemberian dieldrin secara oral dengan dosis sebesar 30 mg/kg kepada tupai (golden hamster) yang sedang hamil menyebabkan tingginya angka kejadian kematian, kelainan bawaan dan retardasi pertumbuhan terhadap janin; sementara pemberian dosis sebesar 15 mg/kg kepada mencit hamil menyebabkan tingginya angka kejadian kelainan bawaan pada janin.
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Penelanan secara berulang dapat menyebabkan nekrosis syaraf pada tikus dan imunosupresi pada mencit. Depresi signifikan pada siklus estrus dan peningkatan pada aktivitas esterase non-spesifik teramati pada tikus yang diberikan dieldrin dalam dosis sebesar 50 bpj dalam dietnya selama 57 minggu. Efek terhadap sistem reproduktif dilaporkan terjadi dalam studi terhadap tikus dan mencit jantan. Efek terhadap kesuburan dan janin serta kelainan perkembangan janin teramati dalam studi terhadap mencit hamil yang diberikan dieldrin melalui oral. Dalam studi terhadap mencit, teramati timbulnya neoplasma jinak dan ganas pada hati. Tidak ada efek karsinogenik yang teramati dalam studi terhadap tikus, trout (sejenis ikan air tawar) dan tupai.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Dapat menyebabkan iritasi
Paparan Jangka Panjang
:
Data tidak tersedia
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Dosis letal pada kelinci dilaporkan sebesar 250 mg/kg. Absorpsi dieldrin melalui kulit dapat menyebabkan rangsangan pada susunan syaraf pusat dengan gejala berupa sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, rasa tidak enak badan yang tidak jelas pengeluaran keringat secara berlebihan, sentakan mioklonik ringan, mual, dan muntah. Kejang dalam salah satu atau lebih bentuk epileptik (ayan) dapat terjadi disertai kemungkinan kehilangan kesadaran dan koma. Terkadang, kejang dapat terjadi tanpa didahului gejala apapun. Gejala tertunda dan gejala yang timbul secara mendadak kadang-kadang dapat terjadi pada waktu beberapa minggu atau bulan setelah paparan terakhir. Dalam beberapa kasus keracunan, dapat berkembang gejala-gejala lain seperti kehilangan koordinasi, hiperiritabilitas, perubahan perilaku, nistagmus dan takikardia. Penyakit kulit seperti skleroderma dapat mempermudah terjadinya absorpsi dieldrin melalui kulit.
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan akumulasi pestisida dalam darah, mengakibatkan perkembangan gejala yang telah disebutkan sebelumnya, atau timbulnya serangkaian gejala secara mendadak setelah paparan jangka pendek.
ANTIDOTUM
Data tidak tersedia
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :
Biokonsentrasi : 2500 µg/L 72 jam BCF (Residu) – Spirogyra sp (Alga hijau) 0,44 µg/L
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada Ikan :
LC50 (mortalitas) 0,62 µg/L selama 96 jam Oncorhynchus mykiss (Rainbow trout, Donaldson trout)
Toksisitas pada Invertebrata :
EC50 (immobilisasi) 130 µg/L selama 48 jam Daphnia carinata (Kutu air)
Toksistas pada Katak :
Perkembangan 25 µg/L selama 25 hari - Bufo arenarum
Toksisitas pada Alga :
Residu 100 - 1000 µg/L selama 8 hingga 48 minggu Aulosira fertilissima (Alga biru-hijau)
Toksisitas pada Tumbuhan :
LETH (mortalitas) 1000000 µg/L selama 12 hingga 30 bulan Wolffia papulifera (Water-meal)
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
0,25 mg/m3 OSHA TWA (kulit)
0,25 mg/m3 ACGIH TWA (kulit)
0,25 mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan (kulit)
0,25 mg/m3 DFG MAK (total partikel, 4 kali/shift)
0,75 mg/m3 UK OES STEL
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan :
Filter partikel; Isooktan; Kromatografi Gas dengan sistem deteksi penangkapan elektron (electron capture detection); NIOSH II(3) # S283
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Peralatan ventilasi harus tahan guncangan jika terdapat bahan dengan konsentrasi yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator :
Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA.
Jenis respirator yang digunakan :
Pada paparan konsentrasi berapa saja yang terdeteksi :
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Tindakan Penyelamatan :
Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong untuk uap organik serta filter partikel berefisiensi tinggi.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang sesuai.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : Jika terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen.
Jika tertelan
:
Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : Jika tertelan, pembilasan lambung, pemberian bubur karbon aktif dan pemberian oksigen. Hindari pemberian lemak.
Jika terkena mata
:
Cuci mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15 menit). Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
Media pemadam
: Bahan kimia kering, busa, air.
Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.
Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
Ke udara
: Data tidak tersedia
Ke air
:
Bahan yang tumpah dibendung dengan bendungan di dasar penahan air cekung, area penahan yang digali atau dengan tanggul kantong pasir. Serap dengan menggunakan karbon aktif. Pindahkan tumpahan yang dibendung dengan selang penghisap. Kumpulkan tumpahan dengan menggunakan peralatan mekanis.
Ke tanah
:
Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Tutupi dengan lembaran plastik untuk meminimalisasi penyebaran dan melindungi dari kontak terhadap air.
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : Data tidak tersedia
Pengangkutan Laut IMDG :
Kode instruksi kemasan : P002 (IMDG Code)
Kelompok : II
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : IO1750000
Nomor EINECS : 200-484-5
PUSTAKA
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Budavari, S., et. al. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 546
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta.
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 1238
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki, p. 49
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, p. 1081
OHS07080, Dieldrin, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp. 1-10
---------------, (1989), NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards, vol. 1 & 2, US Department of Health and Human Services, Washington D.C
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 204
Sax, N. Irving and Lewis, Richard J., Sr, (1987), Hazardous Chemicals Desk Reference, Van Nostrand Reinhold, New York, p. 396
Proctor, N.H. and J.P. Hughes., (1978), Chemical Hazards of the Workplace, J.B. Lippincott, Philadelphia, p. 245
Ramali, Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1998), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta.
PENYUSUN