.: DIOKSATION :.
[DIOXATHION ]
S,S'-1,4-Dioxane-2,3-Diyl O,O,O'O'-Tetraethyl Bis (Phosphorodithioate)
Rumus Molekul : C12H26O6P2S4
Massa Molekul : 253,13 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
78-34-2
NOMOR HS : 2919.00.00.00 NOMOR UN : 3018
Sinonim dan nama dagang
S,S'-1,4-dioxane-2,3-diyl O,O,O'O'-tetraethyl bis (phosphorodithioate); Phosphorodithioic acid, S,S'-para-dioxane-2,3-diyl O,O,O',O'-tetraethyl ester; 1,4-Dioxan-2,3-diyl S,S-di(O,O-Diethyl phosphorodithioate); S,S'-para-dioxane-2,3-diyl bis(O,O-diethyl phosphorodithioate); S,S'-1,4-Dioxane-2,3-diyl bis(O,O-diethyl phosphorodithioate); S,S-bis(O,O-diethyl phosphorodithioate); Delnatex; Delnav; Hercules AC528; Kavadel; Navadel.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Cairan berwarna coklat
Titik beku
:
-20°C
- Berat jenis
:
1,257 pada 26°C (air = 1)
- Volatilitas
:
117cP pada 25°C
- Kelarutan
:
Tidak larut dalam air; larut dalam pelarut aromatik, eter, ester, keton, etanol, benzena; larut sedikit dalam heksana, kerosin
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika tertelan, terhirup dan terkena kulit
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
- Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini
- Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya
- Jangan sampai kena mata, kulit atau pakaian
- Gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik
- Kenakan pelindung pernafasan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten
PENYIMPANAN
Pisahkan dari bahan – bahan yang tidak boleh dicampurkan (incompatible). Harus disimpan dalam kemasan aslinya dan tersegel dalam gudang dengan ventilasi yang baik dan terhindar dari cahaya matahari. Temperatur yang dianjurkan sekitar 25-30 °C. Jauhkan dari sumber panas dan alat yang dapat menghasilkan percikan api. Lokasi gudang harus jauh dari tempat pemukiman, kandang hewan dan tempat penyimpanan makanan. Akses ke gudang harus tertutup bagi pihak yang tidak berwenang, anak-anak dan hewan peliharaan.
PENGGUNAAN
Digunakan sebagai insektisida dan akarisida.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida fosfor dan sulfur.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Data tidak tersedia
Inkompatibilitas
Dioksation dengan :
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan basa dan logam.
- Alkali : Dapat mengalami hidrolisis
Besi : Dapat bereaksi
Timah : Dapat bereaksi
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 20 mg/kg
LD50 tikus – terhirup 1398 mg/m3/1 jam
LD50 tikus – kulit 63 mg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 30 mg/kg
LD50 tikus – subkutan 95 mg/kg
LD50 mencit – oral 176 mg/kg
LD50 mencit – intraperitoneal 33 mg/kg
LD50 anjing – oral 10 mg/kg
LD50 kelinci – kulit 85 mg/kg
LD50 ayam – oral > 316 mg/kg
LD50 ayam – subkutan > 200 mg/kg
Data Mutagenik :
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 6667 µg/pelat (+S9)
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 1 mg/pelat (-S9)
Data Karsinogenik :
GHS : Tidak karsinogenik
IARC : Tidak karsinogenik
OSHA: Tidak karsinogenik
NTP : Tidak karsinogenik
ACGIH : A4 – tidak diklasifikasi sebagai karsinogen terhadap manusia
Data Iritasi/Korosi :
m-DINITROBENZEN
100 mg pada mata kelinci menyebabkan iritasi
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik : Data tidak tersedia
Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran :
Susunan syaraf pusat
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :
Gangguan pada hati, sistem syaraf, dan pernafasan.
Data Tambahan
Dapat melintasi plasenta. Interaksi dengan obat-obatan dapat terjadi. Efek toksik dioksation dapat meningkat dengan adanya cahaya tampak atau ultra violet.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika terhirup, efek pertama penghambat kolinesterase umumnya terjadi pada pernafasan, dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi dan penyempitan bronkhial. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal meliputi midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva dan keringat, dan rasa bingung. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi gangguan koordinasi gerakan, bicara menjadi tidak jelas, arefleksia, lemah, letih, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil di luar kemauan (tanpa sengaja), sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan denyut jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian denyut jantung dapat juga terjadi. Akibat jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan miopati dengan kelemahan otot.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan efek yang serupa terjadi pada paparan jangka pendek. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi kerusakan daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, rasa bingung, kelesuan, mudah marah, suka menyendiri (menarik diri dari lingkungan sosial), sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respon tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, rasa mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan terjadi efek seperti kondisi mirip sakit flu dengan sakit kepala, mual, lemah, anoreksia dan perasaan tidak enak badan yang tidak jelas.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Efek sistemik yang muncul sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Pemberian dosis tunggal pada tikus menyebabkan lesi pada testis (testicular lesion) yang tergantung dari dosisnya dan mengurangi fertilitasnya. Pada beberapa hewan percobaan ditemukan adanya kerusakan permanen pada organ reproduksi.
Informasi seperti pada pembentukan methemoglobin. Pada konsentrasi methemoglobin sekitar 15%, teramati adanya sianosis pada bibir, hidung, dan telinga. Gejala lain yang biasa ditemukan seperti euphoria, wajah memerah dan sakit kepala. Pada konsentrasi methemoglobin 25-40%, sianosis menjadi gejala indikator. Pada konsentrasi 40-60% gejala lain muncul seperti kelelahan, pusing, sakit kepala parah, ataksia, respirasi yang cepat dan pendek, berkunang-kunang, mual, muntah, kebingungan, letargi dan pingsan. Pada konsentrasi diatas 60% muncul depresi pada respirasi, dispnea, takikardi atau bradikardi, Kejang-kejang dan mungkin menyebabkan koma. Pada tingkat diatas 70% dapat menimbulkan akibat yang fatal.
Paparan Jangka Panjang
:
Gejala methemoglobinemia sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang dapat terjadi. Paparan berulang atau berkelanjutan dapat menyebabkan anemia dan kerusakan pada hati. Kerusakan pada indera penglihatan dalam bentuk gejala penurunan ketajaman penglihatan dan skotomata sentral (Central scotomatas), terutama untuk warna merah dan hijau. Kasus pada satu orang pasien teramati munculnya pendarahan pada retina. Anoreksia; nyeri terbakar dan parastesis pada kaki, pergelangan, dan lengan bawah; eksitasi; insomnia; disorientasi; hilang ingatan; dan kejang-kejang. Pengataman selama 13 hari terhadap tikus, isomer meta menyebabkan kerusakan yang ekstensif pada jaringan reproduksi jantan dan kegagalan reproduksi. Efeknya pada sistem reproduksi betina juga dilaporkan terjadi pada tikus.
Senyawa dengan karakteristik kumulatif mungkin dapat menimbulkan tipe methemoglobin kronik yang permanen sebagaimana halnya pada paparan tunggal yang tinggi.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang-kadang midriasis dapat terjadi sebagai pengganti miosis. Dengan paparan yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal jika digunakan sebagai tetes mata miotik.
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika terabsorpsi dalam jumlah yang cukup banyak, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju absorbsi meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu sekitar yang tinggi.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan sensitisasi kulit.
ANTIDOTUM
Atropin sulfat (intravena, intramuskular). Pralidoksim (2-PAM).
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :
Jika terlepas di tanah, dioksation memiliki waktu paruh berkisar 15-55 hari tergantung dari tipe tanah yang bervariasi semakin cepat pada tanah yang kering dan berpasir. Jika terlepas di air, dioksation sebagian meresap kedalam sedimen atau partikel lain. Dioksation akan dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk aerosol. Dioksation diperkirakan terbiokonsentrasi secara moderat dalam ikan dan organisme akuatik. Tidak ada biodegradasi yang diketahui ketika dioksation diinkubasi secara anaerobik selama 25 jam dengan inokulum bovin.
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada ikan
LC50 (mortalitas) 47,2 µg/L selama 96 jam - Onchorhynchus mykiss (Rainbow trout, donaldson trout)
LC50 110 ug/L selama 96 jam pada 13°C - Salmo clarki (cutthroat trout)
LC50 69 ug/kg selama 96 jam pada 13°C - Salmo gairdneri (rainbow trout)
Toksisitas pada Crustacea : Data Tidak Tersedia
Toksisitas pada alga : Data Tidak Tersedia
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
0,2 mg/m3 OSHA TWA (kulit)
0,2 mg/m3 ACGIH TWA (kulit)
0,2 mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan
0,2 mg/m3 UK OES TWA
Metode Pengambilan Sampel : Data Tidak Tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan :
Kromatografi gas, spektrofotometri IR untuk derivatifnya yang berwarna.
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator :
Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.
Jenis respirator yang digunakan
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika / langsung menimbulkan bahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen.
Jika tertelan
:
Segera hubungi dokter. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung dan pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian obat anti depresi.
Jika terkena mata
:
Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis,sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) mungkin diperlukan. Cuci area terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
Media pemadam
: Bahan kimia kering (dry chemical), busa, dan air. Bila terjadi kebakaran besar : gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan tumpahan dioksation dengan menggunakan aliran air bertekanan tinggi.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.
Tumpahan sedikit : Absorbsi dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
Ke udara
: Data tidak tersedia.
Ke air
:
Data tidak tersedia.
Ke tanah
:
Data tidak tersedia.
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, cairan bersifat toksik, jika tidak dikatakan lain
Nomor UN/ID : 3018
Kelas IATA/ICAO : 6.1
Kelompok Kemasan : II
Label : Beracun (Toxic/ Poison)
Pengangkutan Laut IMDG :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, cairan bersifat toksik, jika tidak dikatakan lain
Nomor UN/ID : 3018
Kelas IMDG : 6.1
Kelompok kemasan : II
Kode Instruksi kemasan : P001 (IMDG Code)
Nomor EmS : 6.1-02
Nomor MFAG Table : 505
Polutan laut : Ya
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : TE3350000
Nomor EINECS : 201-107-7
PUSTAKA
---------------, (1989), NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards, vol. 1 & 2, US Department of Health and Human Services, Washington D.C.
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 213
Budavari, S., et. al. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p.581
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki, p. 53
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p.1510
OHS08050, Dioxation, MDL Infomation Systems, Inc., 1994, pp.1-10
Ramali, Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1998), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, p. 1085
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, (2004),Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pihe, Bethesdy, MD 20894, http:\\toxnet.nlm.nih.gov
Urben, P.G., (1999), Bretherick’s Handbook of Reactive Chemical Hazards, 6th ed., vol.1, Butterworth – Heinemann Ltd., Oxford, p. 53
PENYUSUN