.:  DISULFOTON :.

[DISULFOTONE ]

 

 

  

O,O-Diethyl S-2-ethylthioethyl phoporodithioate

 

Rumus Molekul  :  C8H19O2PS3                                                                                 

Massa Molekul  :  274,42 Dalton

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

298-04-4

NOMOR HS : 2920.10.00.00
NOMOR UN : 3018

 

Sinonim dan nama dagang

 

Phosphorodithioic acid, O,O-Diethyl S-[2-(ethylthio)ethyl] ester; O,O-Diethyl S-2-ethylthioethyl phos-phorodithioate; O,O-Diethyl S-(2-ethylmercaptoethyl) dithiophospate; Diethyl S-(2-ethylthioethyl) phosphorothiolothionate; Thiodemeton; Ethylthiodemeton; Ethyl thiometon; Dimaz; Dithiosystox; Disystox; Di-syston; Disulfaton; Disipton;  Frumin-Al; Glebofos; Solvigran; Solvirex; TwinSpan

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

Cairan bertekstur seperti minyak, tidak berwarna, berbau khas

  1. Titik didih

:

62°C pada 0,01 mmHg; 128°C pada 1 mmHg

  1. Titik lebur

:

< -25°C

  1. Tekanan uap

:

7,2 mPa pada 20°C; 13 mPa pada 25°C; 22 mPa pada 30°C

  1. Berat jenis

:

1,144 pada 20°C (air = 1)

  1. Log Kow

:

3,95

  1. Titik Nyala

:

133°C

  1. Kelarutan

:

dalam air 12 mg/L pada 20°C

Larut dalam pelarut organik, dapat bercampur dengan n-heksan, dikorometan, isopropanol dan toluen

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Fatal jika tertelan, terkena kulit dan terhirup

  • Sangat toksik bagi kehidupan akuatik

  • Menyebabkan iritasi ringan pada kulit dan mata

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini
  • Basuh tangan dengan seksama sesudah menangani bahan ini
  • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya
  • Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten.
  • Jangan sampai terkena mata, kulit atau pakaian
  1. PENYIMPANAN

Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan, bahan makanan dan pakan ternak. Ruang penyimpanan harus dikunci dan aman dari jangkauan anak-anak dan orang yang tidak berkepentingan. Simpan dalam kemasan yang kuat, tidak mudah bocor dan asli. Hindarkan dari panas dan air, untuk kemasan dari gelas, keramik, komposit, boks kayu, karton fiber dan drum logam.

 

  1. PENGGUNAAN

Sebagai insektisida sistemik, akarisida dan mitisida

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Stabil pada suhu dan tekanan normal. Relatif stabil dalam media asam dan netral, terhidrolisis dalam alkali. Dapat teroksidasi di udara membentuk sulfoksida, sulfoksondan okson lainnya.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Hasil urai pada pemanasan yaitu beragam produk hasil peruraian yaitu oksida sulfur dan oksida fosfor

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindarkan dari air dan panas

  1. Inkompatibilitas

    Dioksation  dengan :

:

Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan basa, dapat terjadi hidrolisis

 

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50     tikus – oral 2600 µg/kg

    LD50     tikus – kulit 6 mg/kg

    LD50     tikus – intraperitoneal 2 mg/kg

    LD50     tikus – intravena 5500 µg/kg

    LD50     tikus – rute paparan tidak dilaporkan 2500 µg/kg

    LD50     mencit – oral 4800 µg/kg

    LD50     mencit – kulit 15600 µg/kg

    LD50     mencit – intraperitoneal 5500 µg/kg

    LD50     mencit – rute paparan tidak dilaporkan 4600 µg/kg

    LD50     marmut – oral 10800 µg/kg

    LD50     marmut – intraperitoneal 7 mg/kg

  1. Data Mutagenik :

    Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 5720 µg/pelat (+S9)

    Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 5 mg/pelat (-S9)

    Mutasi pada mikroorganisme – Escherichia coli 5720 µg/pelat (-S9)

    Uji sintesis DNA tak diatur – fibroblas manusia 1 g/L

    Mutasi pada sel somatik mamalia – limfosit mencit 40 mg/L

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS        : Tidak karsnogenik

    IARC       : Tidak karsinogenik

    OSHA      : Tidak karsinogenik

    NTP         : Tidak karsinogenik

  1. Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia

     

  2. Data Teratogenik : Data tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik : Data tidak tersedia

     

  4. Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia

     

  5. Efek Lokal : Data tidak tersedia

     

  6. Organ Sasaran :

    Sistem pusat

     

  7. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :

    Gangguan pada hati, sistem syaraf, dan pernafasan.

     

  8. Data Tambahan

    Dapat melintasi plasenta. Interaksi dengan obat-obatan dapat terjadi. Efek toksik dioksation dapat meningkat dengan adanya cahaya tampak atau ultra violet.

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Ketika terhirup, efek pertama penghambat kolinesterase umumnya terjadi pada pernafasan, dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi dan penyempitan bronkhial. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal, midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva dan keringat, dan rasa bingung. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi ataksia, bicara yang tertelan, arefleksia, kelemahan, keletihan, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil di luar kemauan (tanpa sengaja), sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan denyut jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian denyut jantung dapat juga terjadi. Akibat jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan penyakit pada otot dengan pelunakan otot. Beberapa senyawa organofosfat dapat menyebabkan penyakit syaraf yang tertunda dimulai 1 – 4 minggu setelah paparan akut dimana dapat atau tidak dapat menyebabkan efek kolinergik akut. Kematian rasa, rasa gelitik, kelemahan dan kejang yang dimulai secara simetrik pada tungkai dan lengan bawah yang dapat berkembang menjadi ataksia dan kelumpuhan. Dalam kasus berat, kemungkinan efek-efek tersebut dapat terjadi pada tungkai dan lengan bagian atas dan paralisis lemah yang dapat berkembang menjadi paralisis yang disertai kejang dengan refleks yang berlebihan. Perbaikan dapat terjadi beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian, namun biasanya beberapa gangguan fungsi masih dirasakan.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan efek yang serupa terjadi pada paparan jangka pendek, termasuk penyakit syaraf yang tertunda. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi kerusakan daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, rasa bingung, kelesuan, ketidakstabilan emosi, suka menyendiri (menarik diri dari lingkungan sosial), sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respon tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, rasa mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan terjadi efek seperti kondisi mirip sakit flu dengan sakit kepala, mual, kelemahan, anoreksia dan perasaan tidak enak badan yang tidak jelas.

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Ketika tertelan, efek mula-mula dapat berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam. Efek tertunda meliputi penyakit pada syaraf.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek.

  1. kontak dengan mata

   
  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang dapat terjadi midriasis sebagai pengganti miosis. Dengan paparan yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal.

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika terserap dalam jumlah yang cukup banyak, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju serap meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu sekitar yang tinggi. Penyakit syaraf yang tertunda juga mungkin terjadi.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Sama seperti paparan organofosfat.

Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan kepekaan pada kulit.

  1. ANTIDOTUM

 

  1. INFORMASI EKOLOGI

  1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :

    Disulfoton mempunyai mobilitas rendah hingga sedang di dalam tanah. Disulfoton secara cepat terdegradasi di tanah. Secara umum waktu paruh residu disulfoton dalam berbagai tanah adalah antara 30 hingga 100 hari.

    Biokonsentrasi : 525 µg/L selama 28 minggu– Cyprinus carpio (Common, mirror, colored, carp) BCF (Residu) 10 µg/L

     

  2. Data Ekotoksisitas :

    • Toksisitas pada ikan :

      LC50(mortalitas)  60 µg/L selama 96 jam - Micropterus salmoides (Largemouth bass)           
      LC50 0,039 mg/L selama 96 jam - Bluegill fish                                      

      LC50 3 mg/L selama 96 jam - Rainbow trout

    • Toksisitas pada Invertebrata :

      EC50 0,013-0,064 mg/L selama 48 jam - Daphnia                               

      EC50  (mortalitas) 240 µg/L selama 96 jam - Gammarus lacustris (Scud)

    • Toksisitas pada alga :

      Fotosintesis selama 4 hari 1000 µ/L - Algae (Algae, fitoplankton, algal mat)

     

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

    0,1 mg/m3 OSHA TWA (kulit)

    0,1 mg/m3 ACGIH TWA (kulit)

    0,1 mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan (kulit)

    0,1 mg/m3 UK OES TWA (ISO)

    0,1 mg/m3 UK OES STEL (ISO)

  1. Metode Pengambilan Sampel : Data Tidak Tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    Kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala, dengan standrt internal di n-butil ftalat

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

    Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk  peringatan sebelum penggunaan.

    • Jenis respirator yang digunakan

      • Alat pernafasan portabel jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika / langsung menimbulkan bahaya terhadap kehidupan atau kesehatan

      • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh dan selongsong untuk gas asam serta filter partikel berefisiensi tinggi.

      • Alat pernafasan portabel jenis apa saja yang sesuai.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian :

    Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan :

    Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.Catatan untuk dokter Jika terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen.

  1. Jika tertelan

     

:

Cuci mulut korban. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan ika diperlukan. Segera bawa ke dokter.Catatan untuk dokter Jika tertelan, pertimbangkan pembilasan lambung. Pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian obat anti depresi, suksinilkolin dan bahan kolinergik lainnya.

  1. Jika terkena mata

     

:

Segera bilas mata dengan air mengalir atau larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 - 20 menit, sambil sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan penyelamatan (pernafasan keselamatan) mungkin diperlukan. Cuci area yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran dapat diabaikan.

  1. Media pemadam

: Bahan kimia kering (dry chemical), busa, dan air. Bila terjadi kebakaran besar : gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman.  Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan aliran air bertekanan tinggi.

 

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

 

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Bersihkan tumpahan dengan larutan natrium hidroksida 5% dan kemudian dilanjutkan dengan air yang banyak.

  • Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.

  • Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.

  • Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.

 

 

  1. Ke udara

: Data tidak tersedia.
  1. Ke air

:

Serap dengan karbon aktif. Kumpulkan tumpahan menggunakan peralatan mekanis.

  1. Ke tanah

:

Gali tempat penampungan seperti danau, kolam atau lubang. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar.



 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI


 

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :

    Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, cairan, beracun

    Nomor UN/ID : 3018

    Kelas IATA/ICAO : 6.1

    Kelompok Kemasan : I

    Penandaan : Beracun (Toxic/ Poison)

     

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    Kode Instruksi kemasan : P001 (IMDG Code)

    Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, cairan, beracun, jika tidak dinyatakan lain

    Nomor UN/ID : 3018

    Kelas IMDG : 6.1

    Kelompok kemasan : I

    Nomor EmS : 6.1-02

    Nomor MFAG Table : 505

    Polutan laut : Ya

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  TD9275000

Nomor EINECS : 206-054-3

  1. PUSTAKA

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM