.: FORAT :.
[PHORATE]
o,o'-Diethyl ester S-ethyldithiomethyl phosphorodithioate
Rumus Molekul : C7H17O2PS3
Massa Molekul : 260,39 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
298-02-2
NOMOR HS : 2919.00.00.00 NOMOR UN : 3018
Sinonim dan nama dagang
Phosphorodithioic acid o,o-diethyl S-[(ethylthio)methyl] ester; o,o-Diethyl S-Ethylthiomethyl phosphorodithioate; o,o-Diethyl S[(ethylthio)methyl] phosphorodithioate; Diethyl S-(ethylthio-methyl) phosphorothiolothionate; o,o-Diethyl S-(ethylthio)methyl phophorodithioate; o,o-Diethyl S-Ethylmercaptomethyl dithiophosphate; American cyanamid 2,911; Experimental Insecticide 3911; Granutox (Formulation); Thimet (Formulation); Timet; (Formulation
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Cairan jernih dengan tekstur mengalir bebas, tidak berwarna
Titik lebur
:
- 15 °C
- Titik didih
:
75-78 °C pada 0,1 mm Hg; 118-120 °C pada 0,8 mm Hg; 125-127 °C pada 2,0 mm Hg
Titik nyala
:
160 °C (cawan terbuka)
Tekanan uap
:
0,00084 mmHg pada 20 °C
Berat jenis
:
1,156 (air = 1)
Log Kow
:
3,56
Indeks refraksi
:
1,5329 pada 25 °C
Kelarutan
:
Kelarutan dalam air 50 ppm pada 25 °C.Larut dalam aseton, karbon tetraklorida, dioksan, ksilen, alkohol, ester, eter, minyak nabati, metil selosolf, dibutil ftalat
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika tertelan dan terkena kulit
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini
Jangan sampai kena mata, kulit atau pakaian
Kenakan sarung tangan/ pakaian pelndung sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten
Basuh tangan dan mulut dengan saksama sesudah menangani bahan ini
Jika tertelan : segera hubungi pusat penanggulangan keracunan atau dokter/ tenaga medis
Jika terkena kulit : cuci secara hati-hati dengan sabun dan air yang banyak
Tanggalkan segera seluruh pakaian yang terkontaminasi
Segera hubungi pusat penanggulangan keracunan atau dokter/ tenaga medis
PENYIMPANAN
Simpan dalam kemasan tertutup rapat dan terkunci. Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan. Simpan dalam ruangan dengan ventilasi cukup dan terdapat alat pemadam kebakaran.Gudang harus jauh dari kandang binatang piaraan.
PENGGUNAAN
Sebagai insektisida, akarisida dan nematisida
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal. Terurai dalam lembab dan alkali.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida karbon, sulfur, fosfor.
Polimerisasi
:
Jika dipanaskan atau terdapat api dapat mengalami polimerisasi menjadi bahan yang mudah meledak.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Hindari pembentukan debu. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.
Inkompatibilitas
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan oksidator karena dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 1 mg/kg
LD50 tikus – kulit 2500 µg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 1980 µg/kg
LD50 tikus – intravena 1200 µg/kg
LD50 mencit – oral 2250 µg/kg
LD50 mencit – intraperitoneal 2100 µg/kg
LD50 kelinci – kulit 99 mg/kg
LD50 marmut – kulit 20 mg/kg
LD50 burung puyuh – oral 7 mg/kg
LD50 gerbil – intraperitoneal 1866 µg/kg
LD50 bebek – oral 600 µg/kg
LD50 burung liar – oral 1 mg/kg
LC50 tikus – terhirup 11 mg/m3/1 jam
Data Mutagenik :
Uji Pertukaran pasangan kromatid (Sister Chromatid Exchange)– limfosit manusia 2 mg/L
Uji Mikronukleus – tikus, intraperitoneal, 750 µg/kg, 5 hari, secara kontinyu.
Analisis sitogenetik – tikus, intraperitoneal, 180 µg/kg
Uji Pertukaran pasangan kromatid – tikus, sel tipe lainnya, 50 mg/L
Uji Mikronukleus – mencit, intraperitoneal, 750 µg/kg
Analisis sitogenetik – ovarium tupai, 40 mg/L
Uji Pertukaran pasangan kromatid – ovarium tupai 40 mg/L
Data Karsinogenik : Data tidak tersedia
Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik : Data tidak tersedia
Data Efek Reproduktif :
TDLo (intraperitoneal) 2500 µg/kg selama 1 hari - gerbil jantan
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran :
Sistem syaraf
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Gangguan pada hati, sistem syaraf dan pernafasan.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika terhirup, efek pertama penghambat kolinesterase umumnya terjadi pada pernafasan, dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi dan penyempitan bronkhial. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal, midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva dan keringat, dan rasa bingung. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi ataksia, bicara yang tertelan, arefleksia, kelemahan, keletihan, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil di luar kemauan, sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan denyut jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian denyut jantung dapat juga terjadi. Akibat paparan jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan penyakit pada otot dengan pelunakan otot. Beberapa senyawa organofosfat dapat menyebabkan penyakit syaraf yang tertunda dimulai 1 – 4 minggu setelah paparan akut dimana dapat atau tidak dapat menyebabkan efek kolinergik akut. Kematian rasa, rasa gelitik, kelemahan dan kejang yang dimulai secara simetrik pada tungkai dan lengan bawah yang dapat berkembang menjadi ataksia dan kelumpuhan. Dalam kasus berat, kemungkinan efek tersebut dapat terjadi pada tungkai dan lengan bagian atas dan paralisis lemah yang dapat berkembang menjadi paralisis yang disertai kejang dengan refleks yang berlebihan. Perbaikan dapat terjadi beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian, namun biasanya beberapa gangguan fungsi masih dapat dirasakan.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan efek yang serupa terjadi pada paparan jangka pendek, termasuk penyakit syaraf yang tertunda. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi kerusakan daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, rasa bingung, kelesuan, ketidakstabilan emosi, suka menyendiri (menarik diri dari lingkungan sosial), sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respon tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, rasa mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan terjadi efek seperti kondisi mirip sakit flu dengan sakit kepala, mual, kelemahan, anoreksia dan perasaan tidak enak badan yang tidak jelas.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika tertelan, efek mula-mula dapat berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam. Efek tertunda meliputi penyakit pada syaraf.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek.
Forat tidak menimbulkan efek yang merugikan pada studi terhadap reproduksi untuk tiga generasi pada mencit. NOAEL untuk reproduksi pada mencit 1,5 ppm dalam diet. Perubahan spermatogenesis, testes, epididimis dan saluran sperma terlihat pada studi terhadap gerbil.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang-kadang midriasis dapat terjadi sebagai pengganti miosis. Dengan paparan yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal.
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup banyak, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju absorbsi meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu sekitar yang tinggi. Penyakit syaraf yang tertunda juga mungkin terjadi.
Paparan Jangka Panjang
:
Sa
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan kepekaan pada kulit.
ANTIDOTUM
Karbon aktif, suspensikan 240 mL air/30 g karbon.Dosis : 25-100 g untuk dewasa/remaja , 25-50 g untuk anak-anak(1 to 12 tahun), dan 1 g/kg untuk bayi dibawah 1 tahun.
Terapi dengan atropin, berikan iv, dewasa 2 – 5 mg tiap 10-15 menit, anak 0,05 mg/kg tiap 10-15 menit, pemberian atropin ini bisa beberapa hari terhgantung beratnya paparan.
Terapi dengan pralidoksim (2-PAM), jika terjadi fasikulasi, otot lemah, depresi pernafasan, koma, kejang , terapi ini sebagai tambahan untuk atropin bisa diberikan sampai 48 jam.
WHO merekomendasikan tidak kurang dari 30 mg/kg melalui infus dan tidak lebih dari 8 mg/kg/jam.
Terapi dengan benzodiazepine, iv, jika terjadi kejang, berikan : diazepam dewasa : 5 - 10 mg, ulangi tiap 10–15 menit, jika diperlukan. Anak-anak : 0,2 to 0,5 mg/kg, ulangi tiap 5 menit jika diperlukan. Atau lorazepam (dewasa : 2 - 4 mg; anak : 0,05 – 0,1 mg/kg). Berikan phenobarbital jika masih terjadi kejang setelah pemberian diazepam, berikan 30 mg (dewasa) atau 10 mg (anak > 5 tahun).
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada Ikan :
LC50 (mortalitas) 2,0 μg/L selama 96 jam – Lepomis macrochirus (Bluegill)
Toksisitas pada Invertebrata :
LC50 (mortalitas) 19,5 μg/L selama 48 jam – Daphnia magna (Kutu air)
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
0,05 mg/m3 OSHA TWA (kulit)
0,2 mg/m3 OSHA STEL
0,05 mg/m3 ACGIH TWA (kulit)
0,2 mg/m3 ACGIH STEL
0,05 mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan (kulit)
0,2 mg/m3 NIOSH STEL yang direkomendasikan
0,05 mg/m3 UK OES TWA (ISO)
0,2 mg/m3 UK OES STEL (ISO)
0,0001 ug/kg ADI FDA untuk forat, forat sulfon dan forat sulfoksida
Metode Pengambilan Sampel : Data Tidak Tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan :
Metode EPA 622 : secara kromatografi gas dengan detektor FID, gas pembawa He , flow rate 30 ml/menit, volume injeksi 1 – 5 ul, suhu injektor initial 150oC, dinaikkan tiap menit dengan program 25oC/menit., deteksi limit 0,15 ug/l.
Metode EPA 1618 : Kromatografi gas denga kolom kapiler, detektor ECD, limit deteksi 10,00 ng/l. Metode ini juga untuk penetapan pestisida organoklor, PCB’s, organofosfat dan asan fenoksi.
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan
Alat pelindung diri :
Respirator :
Dalam kondisi dimana penggunaan yang berulang atau paparan yang terus-menerus, perlindungan pernafasan dapat diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan sesuai urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.
Jenis respirator yang digunakan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernafasan penyediaan udara sendiri jenis apa saja yang memiliki pelindung wajah penuh dan dioperasikan menggunakan persyaratan tekanan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau dengan seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara penyelamatan yang terpisah.
Alat pernafasan penyediaan udara sendiri, dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan). Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen
Jika tertelan
:
Segera hubungi dokter. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung. Pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian obat anti depresi, suksinilkolin dan bahan kolinergik lainnya.
Jika terkena mata
:
Cuci mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) mungkin diperlukan. Cuci area yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran tinggi. Mudah terbakar karena panas, percikan dan nyala. Uapnya dengan udara/debu membentuk campuran yang mudah meledak. Uapnya dapat bergerak kearah sumber api dan dapat berbalik, uapnya lebih berat dari udara, menyebar dibawah dan kumpulkan dalam kemasan.
Media pemadam
: Bahan kimia kering yang umum, karbon dioksida, air, busa biasa.
Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Jika bahan terjebak dalam api, jangan memadamkan api tanpa menutup aliran. Gunakan air dalam jumlah banyak berupa uap. Dinginkan kemasan dengan menyiramkan dalam jumlah banyak. Gunakan busa alcohol, bahan kimia kering atau karbon dioksida.
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Gunakan media pemadam yang sesuai. Hindari menghirup bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko.
Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Ke udara
: Gunakan semprotan air atau uap air untuk menurunkan uap.
Ke air
:
Gunakan penghalang alami atau bom minyak untuk kontrol tumpahan, hilangkan tumpahan dengan membuat lobang.
Ke tanah
:
Gali dekat tumpahan, buat lubang masukkan bekas tumpahan ke dalamnya, angkat tanah galian masukkan ke dalam kemasan yang tidak mudah ditembus. Serap tumpahan dengan karbon serbuk, serbuk semen atau penyerap lain, kemudian masukkan kemasan yang rapat.
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, cairan, beracun
Nomor UN/ID : UN3018
Kelas IATA/ICAO : 6.1
Kelompok kemasan : I
Penandaan : Toksik (Toxic)/Beracun (Poison)
Pengangkutan Laut IMDG :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, cairan, beracun, jika tidak dinyatakan lain
Nomor UN/ID : UN3018
Kelas IMDG : 6.1
Kelompok kemasan : I
Nomor EmS : 6.1-02
Nomor MFAG Table : 505
Polutan laut : Ya
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : TD9450000
Nomor EINECS : 206-052-2
PUSTAKA
---------------, (1989), NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards, vol. 1 & 2, US Department of Health and Human Services, Washington D.C
Budavari, S. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 1314
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki, p. 71
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 2940
Lewis,R.J., Sr.
(ed.), (1997), Hawley’s Condensed Chemical Dictionary, 13th
ed., John Wiley and Sons, Inc., New York, p. 449
OHS18640, Phorate, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp. 1-10
PCS, CEC, (March
1998), International Safety Card on EPN. Available from http//www.inchem.organophages/icsc.html
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Sax
Irving, N., (1981), Cancer Causing Chemicals,
Van Nostrand,
Reinhold Company, USA
Sax, N. Irving and Lewis, Richard J., Sr, (1987), Hazardous Chemicals Desk Reference, Van Nostrand Reinhold, New York, p. 719
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, p. 797
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
UNEP/IPCS/WHO,
(1999), Chemical Risk Assessment, Training Modul 3
PENYUSUN