.: HIDRAZIN :.

 [ HYDRAZINE]

 

 H2N – NH2

 

 Hydrazine

 

 

Rumus Molekul : NH4                                                                                 

Massa Molekul : 32,05 Dalton

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

302-01-2

NOMOR HS : 2825.10.0000
NOMOR UN : 2029

 

Sinonim dan nama dagang

 

Anhydrous hydrazine, Diamine; Diamide; Hydrazine base; Levoxine, Oxytreat 35

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

Cairan berasap, bertekstur seperti minyak, higroskopik, tidak berwarna, berbau seperti amonia

  1. Titik beku

:

2 °C

  1. Titik didih

:

- 9°C

  1. Titik nyala

:

38 °C

  1. Suhu minimum dapat terbakar sendiri

:

270 °C

  1. Tekanan uap

:

14,4 mmHg pada 20 °C

  1. Kerapatan uap

:

1,1 pada 15 °C (udara = 1)

  1. Berat jenis

:

1,004 pada 25 °C

  1. Ambang bau

:

3,0 bpj

  1. Indeks refraksi

:

1, 4698 pada 22,3 °C; 1,4644 pada 35 °C

  1. Kelarutan

:

Dapat bercampur dengan air; larut dalam metanol, etanol, propanol, isobutanol, dan hidrokarbon, tidak larut dalam kloroform dan eter

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Produk

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Cairan dan uap mudah menyala

  • Fatal jika terkena kulit

  • Toksik jika tertelan dan terhirup

  • Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah

  • Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit

  • Diduga menyebabkan kanker

  • Diduga menyebabkan kerusakan genetik

  • Sangat toksik bagi kehidupan akuatik

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Gunakan alat pelindung diri seperti yang dipersyaratkan

  • Jauhkan dari sumber nyala seperti panas/ percikan/ nyala api – dilarang merokok

  • Basuh tangan dengan saksama sesudah menangani bahan ini

  • Pakaian kerja yang terkontaminasi tidak diperbolehkan dibawa keluar dari tempat kerja

  • Jika tertelan : basuh mulut. Jangan merangsang muntah

  1. PENYIMPANAN

Simpan di luar atau dalam gedung yang terpisah. Sediakan  perlindungan terhadap kebakaran dan sistem pengendali tumpahan yang sesuai dengan tingkat bahaya bahan. Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan seperti asam, bahan oksidator, dan oksida logam. Penyimpanan yang normal di bawah nitrogen.

 

  1. PENGGUNAAN

Sebagai bahan kimia antara pada pabrik kimia/ pertanian, serat filter anti oksidan, zat pereduksi dalam pembuatan derivat hidrazin, bahan bakar roket, sebagai katalis polimerisasi dan produk farmasi.

 

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Dapat menyala bila terkena udara.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Hasil peruraian pada pemanasan berupa oksida nitrogen.

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Hindarkan panas, nyala api, percikan dan sumber api lain.

Hindarkan penghirupan bahan atau produk hasil pembakaran. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.

  1. Inkompatibilitas

    Hidrazin dengan :

:

Tidak dapat dicampurkan (incompatible) dengan bahan pengoksidasi, bahan mudah terbakar, garam-garam logam, oksida logam, senyawa sianida, senyawa halogen, senyawa peroksida, dan logam-logam.

  • Asam nitrat : Reaksi hebat.

  • Asbestos : Dapat terbakar dengan sendirinya bila terabsorbsi.

  • Bahan mudah terbakar : Dapat terbakar dengan sendirinya bila terabsorbsi.

  • Disianofurazan : Dapat terjadi ledakan.

  • Dietil seng : Dapat terbentuk senyawa-senyawa yang mudah meledak.

  • 2,4-Dinitroklorobenzena : Reaksi hebat yang eksotermik.

  • Fluor : Dapat terjadi pembakaran.

  • Gelas : Dapat merusak bahan.

  • Hidrogen peroksida : Dapat terjadi pembakaran.

  • Kadmium klorat : Dapat terjadi ledakan.

  • Kadmium nitrat : Dapat terjadi ledakan.

  • Klor : Dapat terjadi pembakaran.

  • Kain : Dapat terbakar dengan sendirinya bila teradsorbsi.

  • Kalium : Dapat terjadi ledakan.

  • Kalium dikromat : Dapat terjadi ledakan.

  • Karet : Dapat merusak bahan.

  • Katalis logam : Terjadi peruraian yang hebat.

  • Kayu : Dapat terbakar dengan sendirinya bila teradsorbsi.

  • Senyawaan kromat : Dapat terjadi ledakan.

  • Logam alkali dan amonia : Dapat membentuk senyawa-senyawa yang mudah meledak.

  • Magnesium nitrat : Dapat terjadi ledakan.

  • Merkuri(II) klorida : Dapat terjadi ledakan.

  • Merkuri(II) oksida : Dapat terjadi ledakan.

  • Oksida nitrat : Dapat terjadi ledakan.

  • Oksigen cair : Dapat terjadi pembakaran.

  • Natrium : Dapat terjadi ledakan.

  • Natrium dikromat : Dapat terjadi ledakan.

  • Nikel : Terjadi peruraian yang hebat.

  • Nikel perklorat : Dapat terbentuk senyawa-senyawa yang mudah meledak.

  • Bahan-bahan organik : Dapat terbakar dengan sendirinya bila teradsorbsi.

  • Bahan pengoksidasi : Dapat terjadi ledakan.

  • Platinum : Terjadi peruraian yang hebat.

  • Perak klorida : Dapat terjadi ledakan.

  • Seng amida : Dapat terbentuk senyawa-senyawa yang mudah meledak.

  • Senyawa Titanium : Dapat terjadi ledakan.

  • Tanah : Dapat terbakar dengan sendirinya bila teradsorbsi.

  • Tembaga klorat : Dapat terjadi ledakan.

  • Tembaga(I) oksida : Reaksi hebat.

  • Tetryl : Dapat terjadi ledakan.

  • Timah klorida : Bereaksi membentuk suatu senyawa, jika dipanaskan dapat terjadi peruraian yang disertai ledakan.

  • Udara : Dapat menyala.

 

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    LD50                 tikus – oral                               60    mg/kg

    LD50                 tikus – intraperitoneal               59    mg/kg

    LD50                 tikus – intravena                       55    mg/kg

    LD50                 mencit – oral                             59    mg/kg

    LD50                 mencit – intraperitoneal             62    mg/kg

    LD50                 mencit – intravena                    57    mg/kg

    LD50                 kelinci – kulit                             91    mg/kg

    LD50                 marmut – kulit                         190    mg/kg

    LC50                 tikus – terhirup                         34    mg/m3

    LC50                 tikus – terhirup                       570    bpj/4 jam

    LC50                 mencit – terhirup                    252    bpj/4 jam

  1. Data Mutagenik :

    Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 120 ΅g/pelat (-S9)

    Mutasi pada mikroorganisme – Escherichia coli 4300 ΅mol/L (+S9)

    Mutasi pada mikroorganisme – Escherichia coli 5700 ΅mol/L (-S9)

    Sistem pengujian mutasi lainnya – Escherichia coli 800 pmol/tabung

    DNA adduct – Escherichia coli 10 ΅mol/L

    Sistem pengujian mutasi lainnya – Bacillus subtilis 10 mmol/L

    Mutasi dalam mikrooranisme – Haemophilus influenzae 2 mmol/L (-S9)

    Mutasi dalam mikroorganisme – mikroorganisme lainnya 70 ΅g/L (-S9)

    Mutasi dalam mikrooranisme – Saccharomyces cerevisae 200 mmol/L (-S9)

    Transformasi morfologis – hati manusia 80 ΅g/L

    Transformasi morfologis – sel manusia jenis lainnya 35 mg/L

    Uji Inhibisi DNA – sel HeLa manusia 50 ΅mol/L

    Uji Kerusakan DNA – hati tikus 3 mmol/L

    Uji Sintesis DNA tak-diatur – paru tikus 250 ΅g/L

    Uji Inhibisi DNA – oral tikus 60 mg/kg

    Uji Inhibisi DNA – oral mencit 200 mg/kg

    Mutasi dalam sel somatik mamalia – limfosit mencit 1 mmol/L

    Transformasi morfologis – ginjal tupai 80 ΅g/L

    Uji Kerusakan DNA – sel telur tupai 250 ΅g/L

    Uji Sintesis DNA tak-diatur – paru tupai 250 ΅g/L

    Uji Kerusakan DNA – limfosit mamalia 95 ppm

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS : Kategori 2

    IARC : Grup 2B. Bukti pada manusia tidak cukup. Bukti pada hewan cukup.

    NTP : Diantisipasi sebagai karsinogen pada manusia.

    EU : Kategori 2.

    ACGIH : A3 – Karsinogen pada hewan.

     

  1. Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia

     

  2. Data Teratogenik : Data tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik :

    TDLo        tikus – oral 900 mg/kg selama 2 tahun, secara kontinyu

    TDLo        mencit – oral 1951 mg/kg selama 2 tahun, secara kontinyu

    TDLo        mencit – intraperitoneal 400 mg/kg selama 5 minggu, terputus-putus

    TCLo        tikus – terhirup 5 bpj/6 jam selama 1 tahun, terputus-putus

    TCLo        mencit – terhirup 1 bpj/6 jam selama 1 tahun, terputus-putus

    TCLo        marmut – terhirup 1 bpj/6 jam selama 1 tahun, terputus-putus

    TC           tikus – terhirup 1 bpj/5 jam selama 1 tahun, terputus-putus

    TC           mencit – terhirup 1 bpj/6 jam selama 1 tahun, terputus-putus

    TC           marmut – terhirup 5 bpj/6 jam selama 1 tahun, terputus-putus

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    TDLo            tikus betina hamil – kulit 50 mg/kg selama 9 hari secara kontinyu

    TDLo        tikus betina hamil – intraperitoneal 100 mg/kg selama 6 – 15 hari secara kontinyu

    TDLo        tikus betina hamil – intraperitoneal 50 mg/kg selama 6 – 15 hari secara kontinyu

    TDLo        tikus betina hamil – intraperitoneal 30 mg/kg selama 7 – 9 hari secara kontinyu

    TDLo        tikus betina hamil – subkutan 80 mg/kg selama 11 – 20 hari secara kontinyu

    TDLo        mencit betina hamil – intraperitoneal 48 mg/kg selama 6 – 9 hari secara kontinyu

    TDLo        mencit betina hamil – intraperitoneal 80 mg/kg selama 6 – 9 hari secara kontinyu

    TCLo        tikus betina hamil – terhirup 4 mg/m3/2 jam selama 7 – 20 hari secara kontinyu

    TCLo        tikus betina hamil –terhirup 1 mg/m3/24 jam selama 1 – 14 hari secara kontinyu

    TCLo        tupai jantan – terhirup 1000 bpj/6 jam selama 1 tahun, secara kontinyu

     

     

  5. Efek Lokal :

    Korosif     : melalui paparan terhirup, kulit, mata, tertelan.

     

  6. Organ Sasaran :

    Sistem kekebalan (menyebabkan kepekaan), susunan saraf pusat, hati, ginjal.

     

  7. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Gangguan pada sistem pernafasan, kulit dan alergi.

     

  8. Data Tambahan

    Alkohol dapat meningkatkan efek toksik hidrazin.

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Uap dapat menyebabkan iritasi berat pada saluran pernafasan disertai sakit tenggorokan, batuk, nafas pendek dan edema paru yang tertunda. Gejala lain dapat meliputi perasaan gembira atau gelisah yang berlebihan, tremor, pusing, mual dan koma. Dosis rendah dapat menyebabkan depresi pada susunan saraf pusat. Hemolisis sel darah merah, anemia, kerusakan paru, hati dan ginjal serta perubahan pada lemak otot jantung, juga telah dilaporkan dapat terjadi. Pada hewan, telah terjadi kegelisahan atau keletihan, anoreksia, muntah, diare, penurunan berat badan dan kolaps pada kardiovaskular. Hewan yang bertahan hidup hingga 1 – 2 hari seringkali mengalami hipoglisemia, nekrosis hati dan/atau kegagalan ginjal.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Paparan di industri terhadap hidrazin sekali seminggu selama 6 bulan menyebabkan letargi, tremor, demam, muntah, diare, sakit perut, feses berwarna hitam, inkoherensi, pembesaran hati dan ginjal, pendarahan usus, dan pelunakan hati serta nekrosis. Terdapat cairan di dalam rongga dada, edema paru dan bronkitis. Telah dilaporkan terjadinya peningkatan kadar bilirubin dan kreatinin, serta hematuria dan proteinuria. Kematian terjadi 20 hari setelah paparan terakhir. Hasil otopsi menunjukkan adanya radang trakea yang parah, paru yang terisi eksudat, pembesaran ginjal dengan nekrosis tubular yang parah, pendarahan interstisial dan radang, kerusakan hati dengan daerah fokal mikroskopik berupa nekroskopik dan degenerasi granular sitoplasmik, serta pembesaran jantung disertai degenerasi serat otot dan hiperemia. Studi pada hewan menunjukkan terjadinya penurunan selera makan, penurunan berat badan, mudah lelah, kelemahan, penekanan hitungan eritrosit, nilai hematokrit dan konsentrasi hemoglobin, anemia, serta kerusakan pada paru, hati dan ginjal. Efek reproduktif telah dilaporkan terjadi pada hewan. Tumor pada hidung, sebagian besar jinak, telah terjadi pada tikus dan tupai. Terdapat laporan mengenai terjadinya adenoma paru pada mencit, adenoma karsinoma tiroid pada tikus dan adenoma jinak pada tiroid tupai.

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Dapat menyebabkan iritasi berat disertai kerusakan tenggorokan, kerongkongan dan gangguan viseral. Absorbsi dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan melalui terhirup jangka pendek. Tertelan sebanyak sesuap hingga secangkir menyebabkan muntah mendadak dan pingsan. Korban terlihat memerah namun tidak demam. Manik mata korban berdilatasi namun reaktif terhadap cahaya. Setelah pengobatan, korban memperlihatkan kekerasan yang sporadis dan pupil menyimpang ke arah kanan; memori dan gerakan sadar bersifat normal, namun terjadi ataksia, ketidakmampuan untuk menulis atau merasakan getaran, serta nistagmus lateral ke kanan.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Marmut yang diberikan dosis 0,07 mg/kg/hari dalam air minum memperlihatkan efek alergi, perubahan kimiawi tubuh, dan gangguan pada fungsi hati. Degenerasi lemak pada hati dan degenerasi pada ginjal telah terjadi pada hewan. Efek reproduktif telah dilaporkan terjadi pada hewan. Tumor paru dan hati dilaporkan telah terjadi pada tikus, serta tumor paru, hati dan kelenjar susu telah dilaporkan terjadi pada mencit.

  1. kontak dengan mata

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Konsentrasi uap yang rendah dapat menyebabkan iritasi yang tertunda disertai penglihatan kabur, luka bakar, gatal-gatal, pembengkakan dan lakrimasi. Paparan yang berat dapat menyebabkan kebutaan sementara yang bertahan hingga 24 jam. Kontak langsung dengan cairan dapat menyebabkan luka bakar yang parah dan luka kornea yang permanen.

  • Paparan Jangka Panjang

:

Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan gatal-gatal, luka bakar dan radang selaput ikat mata.

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Uap dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, nyeri, gatal, dan pembengkakan. Kontak dengan cairan dapat menyebabkan luka bakar yang dapat menembus kulit. Dermatitis sensitisasi dapat terjadi pada individu yang telah terpapar sebelumnya. Absorbsi dapat terjadi melalui kulit yang utuh dan dapat menyebabkan efek yang serupa dengan yang dilaporkan dalam paparan melalui terhirup jangka pendek. Efek reproduktif telah dilaporkan terjadi pada hewan.

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan pelepuhan eritema atau dermatitis eksema. Absorbsi melalui kulit dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan melalui terhirup jangka panjang. Paparan berulang dapat menyebabkan pemekaan pada kulit. Sebagaimana dievaluasi oleh RTECS, pemberian monohidrat kepada mencit melalui kulit menyebabkan peningkatan yang signifikan secara statistik mengenai terjadinya tumor karsinogenik pada paru.

  1. ANTIDOTUM

Data tidak tersedia

  1. INFORMASI EKOLOGI

    1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia

       

    2. Data Ekotoksisitas :

      • Toksisitas pada Ikan :

        LC50 (Mortalitas) 1000 mg/L selama 96 jam – Ictalurus punctatus (Channel catfish)            
      • Toksisitas pada Invertebrata :

        EC50 (Immobilisasi) 190 mg/L selama 48 jam – Daphnia pulex (Kutu air)

      • Toksisitas pada Alga

        Fotosintesis 210000 mg/L selama 1 tahun – Plectoma boryanum (ganggang hijau-biru)

      • Toksisitas pada Lainnya

        LC50 (Mortalitas) 2120 mg/L selama 96 jam – Ambystoma sp. (Salmandera)

         

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

    1 bpj (1,3 mg/m3) OSHA TWA (kulit)

    0,01 bpj (0,013 mg/m3) ACGIH TWA (kulit)

    0,03 bpj (0,04 mg/m3) NIOSH ceiling 120 menit yang direkomendasikan

  1. Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    Bubbler; Reagensia; Spektrofotometri Cahaya Tampak (Visible); NIOSH III # 3505

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

    Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Peralatan pelindung penafasan harus disertifikasi oleh NIOSH/MSHA.

    • Pada konsentrasi berapa saja yang terdeteksi

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara penyelamatan yang terpisah.

    • Tindakan penyelamatan

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang sesuai.

    • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan

      • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara penyelamatan yang terpisah.

      • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan  kacamata  keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian :

    Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan :

    Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan). Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen

  1. Jika tertelan

     

:

Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan posisi kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung.

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkena dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Segera bawa ke dokter jika diperlukan.

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran besar. Uapnya lebih berat dari udara. Uap atau gasnya dapat menyala pada jarak tertentu dari sumber nyala dan api dapat menyorot balik. Bahaya ledakan besar. Campuran uap dengan udara dapat meledak pada suhu diatas titik nyala. Hidrazin bersifat mudah menyala.

  1. Media pemadam

:

Busa tahan alkohol, karbon dioksida, bahan kimia kering, air.

Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa tahan alkohol atau dengan menyemprotkan air yang banyak

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air yang banyak hingga api benar-benar padam. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Segera tinggalkan tempat jika terdengar bunyi dari peralatan pengaman ventilasi atau perubahan warna apapun pada tangki yang diakibatkan kebakaran.         Untuk kebakaran yang terjadi pada tangki, kereta api atau truk tangki : Radius evakuasi 800 meter (1/2 mil).

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

 

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

  • Hindarkan panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.

  • Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan.

  • Tumpahan banyak : Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

  1. Ke udara

: Data tidak tersedia
  1. Ke air

:

Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.

  1. Ke tanah

:

Data tidak tersedia

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI


 

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : Data tidak tersedia

  1. Pengangkutan Laut IMDG : Data tidak tersedia

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  MU7175000

Nomor EINECS : 206-114-9

  1. PUSTAKA

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM