.: ISOBENZENA :.
[ISOBENZENE ]
1,3,4,5,6,7,8,8-Octachloro-1,3,3a,4,7,7a-hexahydro-4,7-methanoisobenzofuran
Rumus Molekul : C9H4Cl8O
Massa Molekul : 411,79 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
297-78-9
NOMOR HS : 2932.99.90.00z NOMOR UN : 2761
Sinonim dan nama dagang
1,3,4,5,6,7,10,10-Octachloro-4,7-endomethylene-4,7,8,9-tetrahydrophthalan; Telodrin; SD 4402; CP 14,957; Omtan; Preparation 948; SD-4402; Telodrin; WL 1650.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Serbuk warna putih hingga coklat terang, atau kristal padat , berbau kimia lemah.
Titik lebur
:
120-122°C
- Titik didih
:
40°C
Tekanan uap
:
2,92X10-6 mm Hg pada 20°C; 0,00001 mmHg pada 25°C
Berat jenis
:
1,87 (air = 1)
Log Kow
:
1,19
Kelarutan
:
Tidak larut dalam air (0,1 mg/l pada 20°C); larut dalam aseton, benzen, toluen, eter, ksilen, nafta aromatik (dengan berat molekul besar); Larut sedikit dalam kerosin dan etanol; (lebih dari 1% dalam etanol & kerosene); 25 g/100 ml aseton pada 25°C; 38 g/100 ml benzen pada 25°C; 34 g/100 ml karbon tetraklorida pada 25°C; 2 g/100 ml bahan bakar minyak pada 25°C; 34 g/100 ml toluen pada 25°C; 29 g/100 ml ksilen pada 25°C.
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika tertelan dan terkena kulit
Dapat membahayakan bayi yang sedang menyusu
Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernafasan
Menyebabkan kerusakan susunan syaraf pusat
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Baca instruksi khusus sebelum menggunakan bahan ini.
Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini.
Basuh tangan dengan seksama sesudah menangani bahan ini.
Hindari kontak dengan bahan ini selama hamil dan menyusui.
Jangan menghirup debu atau kabutnya, jika selama penggunaan bahan ini terbentuk partikel yang dapat terhirup.
PENYIMPANAN
Simpan dalam kemasan tertutup rapat/ kedap udara dan pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.
PENGGUNAAN
Sebagai insektisida.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil peruraian pada pemanasan pada suhu 210°C berupa klor.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Data tidak tersedia
Inkompatibilitas
:
Tidak boleh dicampurkan (Incompatible) dengan asam dan garam logam. Dengan basa kuat akan terjadi dehidroklorinasi.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 4800 µg/kg
LD50 tikus – kulit 5 mg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 3560 µg/kg
LD50 tikus – intravena 1800 µg/kg
LD50 tikus – subkutan 6-10 mg/kg
LD50 mencit – oral 10 mg/kg
LD50 mencit – oral 8400 µg/kg
LD50 mencit – intraperitoneal 8170 µg/kg
LD50 mencit – intravena 2900 µg/kg
LD50 kelinci – oral 4 mg/kg
LD50 kelinci – kulit 12 mg/kg
Data Mutagenik : Data tidak tersedia
Data Karsinogenik :
GHS : Tidak karsinogenik
IARC : Tidak karsinogenik
OSHA : Tidak karsinogenik
NTP : Tidak karsinogenik
Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik :
TDLo mencit – oral 71 g/kg/78 minggu, terputus-putus.
Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran :
Susunan syaraf pusat.
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Data tidak tersedia
Data Tambahan :
Isobenzen dieliminasi secara lambat oleh tubuh dengan waktu paruh dalam darah kira-kira 2,77 tahun. Aktivitas yang intensif dan kelaparan dapat memobilisasi pestisida, mengakibatkan timbulnya kembali gejala keracunan. Isobenzen dapat dieksresikan melalui air susu ibu.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Isobenzen merupakan pestisida siklodiena terklorinasi. Pestisida jenis ini terserap di paru-paru dan dapat menyebabkan efek pada susunan saraf pusat dengan gejala hipereksitabilitas pada gerakan, yang dapat meliputi kedutan otot, sentakan mioklonik, dan serangan kejang-kejang. Kejang dapat terjadi dengan disertai kehilangan kesadaran dalam jangka waktu tertentu. Gejala lain dapat meliputi sakit kepala, mual, muntah, perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, dan pusing. Dalam kasus paparan konsentrasi besar yang berlebihan, kejang dapat terjadi tanpa gejala terlebih dahulu. Pola EEG abnormal dapat teramati. Perubahan terhadap pola EEG tersebut dapat bertahan hingga beberapa minggu atau beberapa bulan sementara tidak terdapat tanda-tanda keracunan lainnya yang dapat teramati.
Paparan Jangka Panjang
:
Dalam suatu kasus paparan isobenzen dilingkungan kerja, dilaporkan adanya keluhan berbagai gejala seperti sakit kepala, pusing, ngantuk, iritabilitas (cepat marah), dan kesemutan. Beberapa individu mengalami kejang satu kali atau lebih. Penyembuhan dapat berlangsung sempurna, namun disertai keluhan gejala yang bertahan selama 6 bulan. Paparan berulang atau terus - menerus terhadap pestisida siklodiena terklorinasi menyebabkan akumulasi pestisida dalam darah, mengakibatkan perkembangan gejala yang telah disebutkan sebelumnya, atau timbulnya serangkaian gejala secara mendadak setelah paparan akut. Sebagai tambahan terhadap gejala tersebut diatas, dapat terjadi gejala seperti ngantuk dan anoreksia.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Gejalanya meliputi letargi, tremor, mulut berbusa, kedutan otot, sukar bernafas, opisthotonos, dan kejang.
Paparan Jangka Panjang
:
Pemberian isobenzen melalui oral dalam jangka panjang pada tikus selama 2 tahun dengan dosis sebesar 1,5 mg/kg/hari menyebabkan iritabilitas, kejang dan kematian dengan tingkat kematian 20%. Pemberian dosis secara berulang sebesar 2,5 mg/kg/hari menyebabkan kematian pada tikus dalam waktu seminggu.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Data tidak tersedia
Paparan Jangka Panjang
:
Data tidak tersedia
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Isobenzen merupakan pestisida siklodiena terklorinasi. Pestisida siklodiena terklorinasi dapat terserap melalui kulit dan dapat menyebabkan efek seperti pada paparan terhirup jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang
:
Seperti pada paparan terhirup jangka panjang.
ANTIDOTUM
Data tidak tersedia
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada Ikan :
LC50 (mortalitas) 0,3 µg/L selama 48 bulan Leiostomus xanthurus (Spot)
Toksisitas pada Invertebrata :
EC50 55 µg/L selama 96 minggu (pertumbuhan) Crassostrea virginica (Tiram Amerika atau Virginia)
Toksisitas pada Alga :
EC10 > 80 µg/L Haematococcus pluvialis (Alga hijau)
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan : Data tidak tersedia
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan : Data tidak tersedia
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator :
Dalam kondisi dimana penggunaan berulang-ulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernapasan dapat diperlukan. Penggunaan pelindung pernapasan sesuai urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.
Unsur yang diukur : F
Paparan 30 bpj
Jenis respirator yang digunakan :
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernapasan penyediaan udara sendiri jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernapasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : Jika terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen.
Jika tertelan
:
Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : Jika tertelan, pertimbangkan pembilasan lambung dan pemberian bubur karbon aktif. Pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian lemak.
Jika terkena mata
:
Segera basuh mata dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit, sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci area yang terkontaminasi bahan dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15 - 20 menit). Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran tidak diketahui.
Media pemadam
: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air dan busa biasa.
Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Gunakan media pemadam yang sesuai. Hindari menghirup bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko.
Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Ke udara
: Data tidak tersedia
Ke air
:
Data tidak tersedia
Ke tanah
:
Data tidak tersedia
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, padatan, toksik
Nomor UN/ID : 2761
Kelas IATA/ICAO : 6.1
Kelompok kemasan : I
Penandaan : Beracun (Toxic poison)
Pengangkutan Laut IMDG :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, padatan, toksik, jika tidak dinyatakan lain
Nomor UN/ID : 2761
Kelas IMDG : 6.1
Kelompok kemasan : I
Nomor EmS : 6.1-04
Nomor MFAG Table : 500
Polutan laut : Ya
Kode instruksi kemasan : P002 (IMDG Code)
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : PC1225000
Nomor EINECS : 206-045-4
PUSTAKA
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 221
Budavari, S.,et all (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 920
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta.
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
OHS01210, Ammonium dichromate, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp. 1-10
Ramali Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1984), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta.
The Dutch Institute for the Working Environment and the Dutch Chemical Industry Association, (1991), Chemical Safety Sheets, Samson Chemical Publishers, Netherland, p .61
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, p. 1100
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
PENYUSUN