.: KLORTIOFOS :.
[CHLORTHIOPHOS]
Oa-(2,5-Dichloro-4-(methylthio)phenyl) O,O-diethyl phosphorothio te
Rumus Molekul : C11H15Cl2O3PS
Massa Molekul : 361,25 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
21923-23-9
NOMOR HS : 2835.29.00.00 NOMOR UN : 2783
Sinonim dan nama dagang
Phosphorothioic acid, O-(dichloro(methylthio)phenyl) O,O-diethyl ester; O,O-Diethyl O-dichloro-(methylthio) phenyl phosphorothioate; Phosphorothioic acid, O - ( 2, 5 – dichloro – 4 -(methylthio)phenyl).
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Cairan berwarna coklat dan mengkristal pada temperatur rendah.
Titik lebur
:
25 °C
Titik didih
:
153 - 158 °C
Kelarutan
:
Sangat sedikit larut dalam air
Larut dalam aseton, benzena, kloroform, sikloheksanon, dioksan, alkohol, diklorometan, toluen
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika terkena kulit
Dapat menyebabkan gejala asma/ alergi/ sulit bernafas jika terhirup
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
Diduga menyebabkan kerusakan genetik
Menyebabkan kerusakan pada organ paru
Dapat berbahaya jika tertelan dan masuk ke dalam saluran nafas
Sangat toksik bagi kehidupan aquatik
Sangat toksik bagi kehidupan aquatik jangka panjang
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan produk ini
Hindari menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya
Kenakan sarung tangan pelindung sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten
Basuh tangan dengan saksama sesudah menangani bahan
Jangan sampai kena mata, kulit atau pakaian
PENYIMPANAN
Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.
PENGGUNAAN
Sebagai pestisida.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida karbon, sulfur, fosfor, klor.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Kemasan dapat pecah atau meledak jika terkena panas. Gas berbahaya dapat terakumulasi pada tempat yang terbatas. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.
Inkompatibilitas
Klortiofos dengan :
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan bahan pengoksidasi.
Oksidator (kuat) : Bahaya ledakan dan kebakaran.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 7800 µg/kg
LD50 tikus – kulit 121 mg/kg
LD50 tikus jantan – oral 10700 µg/kg
LD50 tikus betina – oral 7800 µg/kg
LD50 tikus jantan – perkutan 153 mg/kg
LD50 tikus betina – perkutan 121 mg/kg
LD50 mencit – oral 91400 µg/kg
LD50 kelinci – kulit 50 mg/kg
LD50 kelinci – subkutan 31 mg/kg
LD50 kelinci – perkutan 50-58 mg/kg
Data Mutagenik : Data tidak tersedia
Data Karsinogenik :
Tidak bersifat karsinogenik (OSHA, NTP, IARC)
Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik : Data tidak tersedia
Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran :
Sistem syaraf
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Data tidak tersedia
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Lihat informasi mengenai organofosfat.
Ketika terinhalasi, efek pertama penghambat kolinesterase umumnya pada pernafasan dan dapat meliputi kelebihan darah dan pengeluaran air dibagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi dikarenakan meningkatnya dan menyempitnya sekresi bronkhial. Jika zat terabsorpsi dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat dimulai dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal, midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva, pengeluaran keringat, dan kebingungan. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi ataksia, berbicara seperti tertelan, arefleksia, kelemahan, keletihan, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil diluar kemauan (tanpa sengaja), sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan pada jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian jantung dapat juga terlibat. Akibat jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan penyakit pada otot dengan pelunakan otot. Beberapa organofosfat dapat menyebabkan penyakit syaraf yang tertunda dimulai 1 – 4 minggu setelah paparan akut dimana mungkin menyebabkan efek kolinergik akut. Kematian rasa, rasa gelitik, kelemahan dan kejang yang dimulai secara simetrik pada tungkai dan lengan bawah dapat berkembang menjadi ataksia dan kelumpuhan. Dalam kasus berat, kemungkinan dapat terjadi pada tungkai dan lengan bagian atas dan paralisis lemah dapat berkembang menjadi paralisis yang disertai kejang dengan refleks yang berlebihan. Perbaikan dapat terjadi beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian, namun biasanya beberapa gangguan fungsi masih dapat dirasakan.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan efek yang terjadi pada paparan jangka pendek, termasuk penyakit syaraf yang tertunda. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi gangguan pada daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, gangguan kesadaran, kelesuan, ketidakstabilan emosi, suka menyendiri (menarik diri dari lingkungan sosial), sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respons yang tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, rasa mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan muncul kondisi mirip sakit flu dengan sakit kepala, mual, lemas, dan anoreksia.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika tertelan, efek mula-mula dapat berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat dimulai dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam. Efek tertunda meliputi penyakit pada syaraf dapat terjadi.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek.
Contoh kasus : Dalam studi neurotoksisitas akut yang tertunda pada ayam betina, teramati adanya sedikit degenerasi akson pada pemberian sebesar 90 mg/kg. Lihat informasi mengenai organofosfat.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang-kadang disamping terjadi miosis dapat terjadi juga midriasis. Dengan paparan zat yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Beberapa senyawa dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal ketika digunakan sebagai tetes mata miotik.
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika zat terabsorpsi dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju absorpsi meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu lingkungan yang tinggi. Penyakit syaraf yang tertunda juga mungkin terjadi.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Beberapa organofosfat dapat menyebabkan kepekaan pada kulit.
ANTIDOTUM
Atropin sulfat (intravena, intramuskular). Pralidoksim (2-PAM).
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :
Klortiofos yang berbentuk gas dapat terdegradasi dengan dengan adanya radikal hidroksi melalui reaksi fitokimia.
Data Ekotoksisitas : Data tidak tersedia
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan : Data tidak tersedia
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan : Data tidak tersedia
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator :
Dalam kondisi dimana penggunaan yang berulang atau paparan yang terus-menerus, perlindungan pernafasan dapat diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan sesuai urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.
Jenis respirator yang digunakan :
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja yang memiliki pelindung wajah penuh dan dioperasikan menggunakan persyaratan tekanan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika dibutuhkan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : Jika terhirup, pertimbangkan pemberian oksigen.
Jika tertelan
:
Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : Jika tertelan, pertimbangkan pembilasan lambung, dan pemberian bubur karbon aktif. Pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian lemak.
Jika terkena mata
:
Cuci mata segera air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) mungkin diperlukan. Cuci area yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran tidak diketahui.
Media pemadam
: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa.
Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Dinginkan kemasan dengan air dari selang dengan penyangga tanpa manusia, atau pipa semprot pemantau hingga api benar-benar padam. Padamkan api yang besar dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan berusaha memadamkam api kecuali aliran bahan dapat dihentikan terlebih dahulu. Alirkan dengan menyemprotkan kabut air yang banyak. Jangan menghamburkan bahan yang tumpah dengan aliran air bertekanan tinggi. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air hingga api benar-benar padam. Gunakan air dari lokasi yang terlindungi atau dari jarak aman. Hindari penghirupan bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.
Tumpahan sedikit : Absorpsi dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Jauhi sumber nyala. isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
Ke udara
: Data tidak tersedia
Ke air
:
Data tidak tersedia
Ke tanah
:
Data tidak tersedia
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, padatan, beracun
Nomor UN/ID : 2783
Kelas IATA/ICAO : 6.1
Pengangkutan Laut IMDG :
Kode instruksi kemasan : P002 (IMDG Code)
Nama teknis yang benar : Pestisida organofosfat, padatan, beracun
Nomor UN/ID : 2783
Kelas IMDG : 6.1
Kelompok kemasan : II
Nomor EmS : 6.1-04
Nomor MFAG Table : 505
Polutan laut : Ya
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : TF0185000
Nomor EINECS : 244-663-6
PUSTAKA
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki, p. 44
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 918
OHS64913, Chlorthiofos, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp. 1-10
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, p. 1072
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
PENYUSUN