MONOKROTOFOS
MONOCROTOPHOS]
Dimethyl (E)1-methyl-2-(methylcarbamoyl) vinylphosphate
3-(dimethoxyphosphinoyloxy)-N-methylisocrotonamide
Rumus Molekul : C7H14NO5P
Massa Molekul : 223,16 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
6923-22-4
NOMOR HS
:
2924.19.10.00
NOMOR UN
:
2783
Sinonim dan nama dagang
Aminophos; Aimocron; Agrophos; Atom; Anocron; Azodrin; Canon; Crisodrin; Crophaphos; Compact-D; Croton; Devimono; Deminator; Foradrin; Hazodrin; Hukron; Inisan; Jiuxiaolin; Kadett; Kilphex; Killer; Luxafos; Lucadrin; Milphos; Monacron; Monitor; Monoglen; Monocrotophos; Monochem; Monodhan; Monofos; Monocil; Monolex; Monovol; Mosum; Monosul; Monocrown; Monocron; Novachem; Nuvacron.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Padatan berbentuk kristal tidak berwarna (murni) hingga merah-kecoklatan, higroskopis (teknis, kemurnian + 75%), berbau ester
Titik lebur
:
54 - 55°C (murni) dan 25 - 30°C (komersial)
Titik didih
:
125°C pada 0,0005 mmHg
Tekanan uap
:
0,29 mPa, pada 20°C
Berat jenis
:
1,22 pada 20°C
Indeks refraksi
:
1,4738 pada 25°C
Titik nyala
:
> 93 °C
Kow/log Kow
:
0,60 (terhitung)/ - 0,20
Kelarutan
:
Kelarutan pada suhu 20°C dalam air 100%, methanol 100%, aseton 70%, n-oktanol 25%, toluen 6%; Larut sedikit dalam kerosen dan minyak diesel.
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
:
(mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika tertelan, terkena kulit dan terhirup
Menyebabkan iritasi ringan pada kulit
Menyebabkan iritasi pada mata
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
Diduga menyebabkan kerusakan genetik
Kemungkinan korosif pada logam
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Jangan lakukan apapun sebelum petunjuk keselamatan dan instruksi khusus dibaca dan dipahami
Gunakan alat pelindung diri seperti yang dipersyaratkan
Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung sesuai spesifikasi yang ditentukan
Kenakan pelindung pernafasan sesuai spesifikasi yang ditentukan
Dilarang makan, minum/ merokok sewaktu menggunakan bahan ini
Basuh tangan dengan saksama sesudah menangani bahan ini
Jangan sampai kena mata, kulit/ pakaian
Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya
Gunakan hanya diluar ruangan/ di area yang berventilasi baik
Dalam keadaan ventilasi tidak memadai, kenakan pelindung pernafasan yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
Simpan hanya di dalam wadah asli dan tahan korosi
PENYIMPANAN
Pisahkan dari bahan tidak tercampurkan. Monokrotofos teknis dan formulanya disimpan dalam kemasan asli, tertutup, berlabel asli dan tahan korosi yang terbuat dari gelas/ polietilen, dalam ruangan yang memiliki peralatan ventilasi yang baik. Jangan terkena cahaya matahari langsung. Kemasan harus dicuci dengan suspensi serbuk pemutih dalam air atau dengan larutan alkali lainnya , rendam selama 24 jam kemudian dicuci dengan air panas. Jangan menyimpan pada suhu < 210C atau > 270F pada jangka lama (bahan kimia ini sangat mudah terbakar).Ruangan penyimpanan haruslah kedap suara dan fitted dengan kunci yang kuat. Lantai harus bersih sehingga pestisida terlihat jelas. Jika melalukan repacking keluarkan dari gudang dan lampu harus terang.
PENGGUNAAN
Digunakan sebagai insektisida yang digunakan pada tanaman kapas, untuk membasmi Lepidoptera, Homoptera dan beberapa jenis coleoptera secara efektif.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal. Terurai pada suhu > 38°C. Stabil dalam alkohol dan glikol sederhana pada suhu kamar.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida karbon, fosfor dan nitrogen.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain
Inkompatibilitas
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan besi hitam, drum baja, baja tahan karat dan kuningan(brass), simpan pada suhu 21-27 oC. Tidak boleh dicampurkan dengan pestisida alkali. Tidak stabil pada suhu yang meningkat dan alkohol rantai pendek. Stabil dalam alkohol dan glikol sederhana pada suhu kamar.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 14 mg/kg
LD50 tikus – kulit 135 mg/kg
LD50 kelinci-pre cutan 112-709 mg/kg
LD50 tikus betina-dermal 112 mg/kg
LD50 tikus jantan- ip 5 mg/kg
LD50 tikus betina-oral 20 mg/kg
LC50 tikus-inhalasi (4 jam) 0,08 mg/L
NOEL tikus 0,5 mg/kg diet (0,025 mg/kg/hari), selama 2 tahun
LD50 kelinci-dermal 354 mg/kg
LD50 Domestic goat- oral 20,0-50,0 mg/kg, umur 8-12 bulan betina / kemurnian > 75%; Z-isomer
Data Mutagenik :
Potensi mutagen monokrotofos dievaluasi pada ayam dengan cara in vivo, dengan uji aberasi kromosom sel sumsum tulang belakang dan uji mikronukleus sumsum tulang belakang dan eritrosit darah perifer. Hasil yang diperoleh menunjukkan induksi yang signifikan muncul hanya dalam 24 jam pada paparan dosis tertinggi (5 mg/kg), dan dapat disimpulkan bahwa monokrotofos adalah genotoksik pada system in vivo.
Data Karsinogenik : Data tidak tersedia
Data Iritasi/Korosi : Data tidak tersedia
Data Teratogenik :
Genotoksisitas monokrotofos dipelajari pada ayam. Ayam leghorn putih berumur 1 minggu diberi 167 ug/kg setiap hari selama 30 hari. Gejala toksisitasnya diamati tiap hari, berat badan ditimbang per minggu, 24 jam setelah pemberian terakhir ayam mati, sumsum tulang belakang dan darah pada sayap dikumpulkan, eritrosit diambil dan diamati mikronukleinya. Tanda toksisitas tidak terlihat selama observasi. Monokrotofos menunjukkan peningkatan yang tajam jumlah mikronuklei sumsum tulang dan darah perifer. Sel mikronuklei mengandung 1 mikronukleus. Penurunan berat badan tidak signifikan. Monokrotofos sangat genotoksik pada ayam. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa paparan kronis yang berasal dari kontaminan lingkungan merupakan bahaya yang serius.
Data Tumorigenik : Data tidak tersedia
Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran : Sistem syaraf
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Data tidak tersedia
Data Tambahan
Dapat melintasi plasenta. Interaksi dengan obat-obatan dapat terjadi. Efek toksik monokrotofos dapat meningkat dengan adanya cahaya tampak atau ultra violet.
Monokrotofos sangat toksik jika terpapar melalui tertelan. Menyebabkan iritasi ringan pada kulit dan iritasi ringan pada mata. Monokrotofos dapat diabsorbsi melalui tertelan, terhirup dan kontak dengan kulit. Pada tikus, monokrotofos secara cepat terekskresi melalui urin. Dalam waktu 6 jam, bahan-bahan yang diekskresi terutama merupakan produk hasil hidrolisis (70%) monokrotofos yang tidak berubah (25%) dan sejumah kecil metabolit N-hidroksimetil dan desmetil. Laju ekskresi kemudian berkurang secara bertahap, mengindikasikan terjadinya absorbsi dan ekskresi yang berlangsung cepat. Pada mamalia, produk metabolit monokrotofos adalah dimetil fosfat, O-desmetil monokrotofos, dan N-desmetil monokrotofos. N-desmetil monokrotofos bersifat lebih toksik daripada monokrotofos melalui jalur paparan oral dan intraperitoneal.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika terhirup, efek pertama penghambat kolinesterase umumnya terjadi pada pernafasan, dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi dan penyempitan bronkhial. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal, midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva dan keringat, dan rasa bingung. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi ataksia, bicara yang tertelan, arefleksia, kelemahan, keletihan, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil di luar kemauan, sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan denyut jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian denyut jantung dapat juga terjadi. Akibat jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan penyakit pada otot dengan pelunakan otot. Beberapa senyawa organofosfat dapat menyebabkan penyakit syaraf yang tertunda dimulai 1 – 4 minggu setelah paparan akut dimana dapat atau tidak dapat menyebabkan efek kolinergik akut. Kematian rasa, rasa gelitik, kelemahan dan kejang yang dimulai secara simetrik pada tungkai dan lengan bawah yang dapat berkembang menjadi ataksia dan kelumpuhan. Dalam kasus berat, kemungkinan efek-efek tersebut dapat terjadi pada tungkai dan lengan bagian atas dan paralisis lemah yang dapat berkembang menjadi paralisis yang disertai kejang dengan refleks yang berlebihan. Perbaikan dapat terjadi beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian, namun biasanya beberapa gangguan fungsi masih dirasakan.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan efek yang serupa terjadi pada paparan jangka pendek, termasuk penyakit syaraf yang tertunda. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi kerusakan daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, rasa bingung, kelesuan, ketidakstabilan emosi, suka menyendiri, sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respon tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, rasa mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan terjadi efek seperti kondisi mirip sakit flu dengan sakit kepala, mual, kelemahan, anoreksia dan perasaan tidak enak badan yang tidak jelas.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika tertelan, efek mula-mula dapat berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam. Efek tertunda meliputi penyakit pada syaraf.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang-kadang midriasis dapat terjadi sebagai pengganti miosis. Dengan paparan yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal.
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika terabsorbsi dalam jumlah yang cukup banyak, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju absorbsi meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu sekitar yang tinggi. Penyakit syaraf yang tertunda juga mungkin terjadi.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan kepekaan pada kulit.
ANTIDOTUM
Karbon aktif, suspensikan 30 g karbon dalam 240 mL air.Dosis : 25-100 g untuk dewasa/remaja , 25-50 g untuk anak-anak (1-12 tahun), dan 1 g/kg untuk bayi di bawah 1 tahun.
Terapi dengan atropin, iv, dewasa 2 – 5 mg tiap 10-15 menit, anak 0,05 mg/kg tiap 10-15 menit, pemberian atropin ini bisa beberapa hari tergantung parahnya paparan.
Terapi dengan pralidoksim (2-PAM), jika terjadi fasikulasi, otot lemah, depresi pernafasan, koma, kejang.Terapi ini sebagai tambahan untuk atropin bisa diberikan sampai 48 jam. WHO merekomendasikan tidak kurang dari 30 mg/kg melalui infus dan tidak lebih dari 8 mg/kg/jam. Dosis alternative untuk dewasa : 1-2 g 2-PAM dalam 100 ml larutan garam fisiologis 0,9% diinfusikan selama 15-30 menit. Ulangi terapi setelah 1 jam, kemudian tiap 3-8 jam, jika masih terjadi kelemahan otot atau fasikulasi.
Dosis alternatif untuk anak : 20-40 mg/kg ( maksimum 1 g/dosis), infusikan selama 30 menit dalam kadar 5% dalam larutan garam fisiologis. Ulangi terapi setelah 1 jam, kemudian tiap 3-8 jam, jika masih terjadi kelemahan otot atau fascikulasi.
Kontraindikasi, suksinil kolin dan kolinergik lainnya.
Terapi dengan benzodiazepine, iv, jika terjadi kejang, berikan : diazepam dewasa : 5 - 10 mg, ulangi tiap 10–15 menit, jika diperlukan. Anak-anak : 0,2 to 0,5 mg/kg, ulangi tiap 5 menit jika diperlukan. Atau lorazepam (dewasa : 2 - 4 mg; anak : 0,05 – 0,1 mg/kg). Berikan phenobarbital jika masih terjadi kejang setelah pemberian diazepam, berikan 30 mg (dewasa) atau 10 mg (anak > 5 tahun).
Jika terjadi hipotensi, terapi dengan dopamin (5-20 cg/kg/menit) atau norepinefrin (dewasa mulai dengan 0,5-1 mcg/menit; anak mulai dengan 0,1 mcg/kg/menit)
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :
DT50 pada pH 5, 96 hari; pada pH 7, 66 hari; pada pH 9, 17 hari; semuanya pada suhu 20°C, tidak stabil pada alkohol rantai pendek. Monokrotofos secara cepat terdegradasi dalam tanah, terutama secara biologis untuk penyempurnaan proses mineralisasi. Bahan ini tidak terakumulasi di lingkungan selama penggunaan dalam kondisi normal. sangat beracun terhadap invertebrata air, burung, lebah dan mamalia. Beracun untuk ikan namun tidak beracun terhadap mikroorganisme.
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada ikan
LC50 12 mg/L (24 jam); 7 mg/L (48 jam) - Rainbow troutLC50 23 mg/L - Bluegirl sunfishLC50 4,93 mg/l/96 jam - Channel catfishLC50 > 50 mg/l/96 jam - Fathead minnowToksisitas pada Burung :
LD50 3,7 mg/kg - Japanese quail, jantan
LD50 0,94 mg/kg - Bobwhite quail, betina
D50 (oral) 0,763 mg/kg - California quail
Toksisitas pada Rusa :
LD50 (oral) 25,0-50,0 mg/kg - Mule deer
Toksisitas pada Angsa :
LD50 (oral) 1.58 mg/kg - Canada geese
Toksisitas pada Bebek :
LD50 4,8 mg/kg - Mallard duckling
Toksisitas pada Ayam :
LD50 6,7 mg/kg
Toksisitas pada Lebah :
LD50 (oral) 0,028-0,033 mg/lebah
LD50 (topikal) 0,025-0,35 mg/lebah
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
0,25 mg/m3 OSHA TWA
0,25 mg/m3 ACGIH TWA
0,25 mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan
ADI (Acceptable daily intake) = 0 – 0,00005 mg/kg berat badan (FAO, WHO, 1991)
MRL (maximum residue limit) = 0,002 – 1 mg/kg (FAO/WHO, 1986)
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan :
Pengukuran residu monokrotofos paling baik dilakukan dengan Kromatografi Gas (GC) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Metode analisis residu berdasarkan Codex Alimentarius Commission (FAO/WHO, 1989).
Metode EPA 3540, ekstraksi dengan Soxhlet, sample padat dicampur dengan Na sulfat anhidrat dan diekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan alat Kuderna-Danish. Prosedur ini digunakan untuk mengekstraki senyawa organik tidak menguap dan semivolatil dari padatan seperti tanah.
Metode EPA 3550, ekstraksi sonikasi, Sejumlah 2-3 g sample padat dicampur dengan Na sulfat anhidrat untuk membentuk serbuk yang bebas mengalir, ekstraksi dengan pelarut yang sesuai menggunakan sonikator tipe horn, lakukan filtrasi vakum atau sentrifugasikan sampai kadar senyawa organic lebih kurang 20 mg/kg. Prosedur ini digunakan untuk mengekstraki senyawa organik tidak menguap dan semivolatil dari padatan seperti tanah, lumpur dan limbah.
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan
Alat pelindung diri :
Respirator :
Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.
Jenis respirator yang digunakan :
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Jika tertelan
:
Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Segera bawa ke dokter
Jika terkena mata
:
Cuci mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) mungkin diperlukan. Cuci area yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran besar. Bentuk formulasi bahan kimia ini sangat mudah terbakar.
Media pemadam
:
Jika terjadi kebakaran kecil : Gunakan bahan kimia kering, air dan CO2
Jika terjadi kebakaran besar : Gunakan busa tahan alkohol atau dengan menyemprotkan air yang banyak.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi terlindungi atau jarak yang aman. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan aliran air bertekanan tinggi.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jangan menangani tumpahan tanpa menggunakan alat perlindungan diri. Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air.
Tumpahan sedikit : Absorbsi dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
Ke udara
:
Data tidak tersedia
Ke air
:
Data tidak tersedia
Ke tanah
:
Data tidak tersedia
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : Data tidak tersedia
Pengangkutan Laut IMDG : Data tidak tersedia
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : TC4375000
Nomor EINECS : 230-042-7
PUSTAKA
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 217
Budavari, S., et. al. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 1116
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta.
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
IPCS,
CEC, (March 1998), International Safety Card on EPN. Available from
http//www.inchem.organophages/icsc.html
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 2570
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Ramali, Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1998), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, pp. 708-709
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki.
PENYUSUN