NATRIUM BORAT ANHIDRAT

 [SODIUM BORATE, ANHYDROUS]

 

 

Sodium Biborate

 

Rumus Molekul : Na2B4O7                                                                               

Massa Molekul : 201,22   Dalton

 

 

  1. PENANDA PRODUK

NOMOR REGISTER CAS

:

1330-43-4

NOMOR HS

:

2528.10.00.00

 

Sinonim dan nama dagang

Boron sodium oksida; Sodium tetraborat; Boraks anhidrat; Disodium tetraborat; Sodium borat, Campuran boraks (fused borax); boraks kaca (borax glass); Rasorite 65.

 

  1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

  1. Keadaan fisik

:

PPadatan berbentuk kristal heksagonal, tidak berwarna hingga putih dan tidak berbau.

  1. Titik lebur

:

2275°C (terurai menjadi natrium dan nitrogen)

  1. Titik peruraian

:

1 Pa pada 20 °C

  1. Berat Jenis

:

1 2,367 (air = 1)

  1. pH

:

+ 9,5

  1. Kelarutan

:

Dalam air 1,06 % pada suhu 0 °C;  2,56 % pada 20 °C; 8,79 % pada 40 °C; dalam etilen glikol 30%; tidak larut dalam alkohol

 

  1. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS

  1. Penanda Bahan

:

(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun bahan dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).

  1. Identitas Produsen/Pemasok

:

(mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)

  1. Piktogram Bahaya

:

  1. Kata Sinyal

:

"BAHAYA"

  1. Pernyataan bahaya

:

  • Berbahaya jika tertelan

  • Menyebabkan iritasi kulit

  • Menyebabkan iritasi serius pada mata

  • Diduga merusak fertilitas atau janin

  • Toksik bagi kehidupan akuatik

  1. Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)

:

  • Jangan lakukan apapun sebelum membaca dan memahami petunjuk keselamatan

  • Kenakan sarung tangan pelindung, pelindung mata/ wajah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten

  • Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini

  • Basuh bagian yang terkena bahan dengan seksama sesudah menangani bahan ini

  • Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap atau semprotannya

  • Hindari emisi ke lingkungan

  1. PENYIMPANAN

Simpan dalam kemasan yang tertutup rapat pada suhu sekitar. Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan. Hindarkan kontak dengan udara dan air atau lembab

 

  1. PENGGUNAAN

Sebagai bahan pematri logam, pembuatan kaca, enamel dan produk keramik lainnya, penyamak, bahan campuran pembersih, antiseptik  kayu  terhadap jamur, sebagai  bahan tahan api untuk pembuatan tenunan dan kayu, mengobati dan memelihara kulit, herbisida, insektisida, nematosida, penghambat korosi, pembasmi kecoa, sebagai  antiseptik, astrigent untuk membran mukosa, dan untuk sediaan farmasi.

 

  1. STABILITAS DAN REAKTIVITAS

  1. Stabilitas  

:

Stabil pada suhu dan tekanan normal. Membentuk hidrat sebagian (partial hydrate) dengan adanya lembab. Berubah menjadi buram bila terpapar udara.

  1. Peruraian yang berbahaya

:

Hasil urai pada pemanasan berupa oksida natrium.

  1. Polimerisasi

:

Tidak terjadi polimerisasi.

  1. Kondisi untuk dihindar  

:

Data tidak tersedia

  1. Inkompatibilitas

    Natrium borat anhidrat dengan :

:

Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan logam dan garam alkaloid.

  • Zirkonium : Bereaksi menimbulkan ledakan jika dipanaskan

  1. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI

  1. Data Toksisitas :

    TDLo tikus - oral  26 g/kg/14 minggu - kontinyu

    LD50 tikus – oral 2660 mg/kg

    LD50 mencit – oral 2 g/kg

    LD50 mencit – intraperitoneal 2711 mg/kg

    LD50 mencit – intravena 1320 mg/kg

    LD50 marmut -  oral 5330 mg/kg

  1. Data Mutagenik :

    Uji lokus spesifik – Drosophila melanogaster, oral 714 ppm

    Analisis sitogenetik – Drosophila melanogaster, oral 714 ppm

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Data Karsinogenik :

    GHS : Tidak karsinogenik
    IARC : Tidak karsinogenik
    OSHA : Tidak karsinogenik
    NTP : Tidak karsinogenik

  1. Data Iritasi/Korosi :

    tidak tersedia

     

  2. Data Teratogenik :

    tidak tersedia

     

  3. Data Tumorigenik :

    tidak tersedia

     

  4. Data Efek Reproduktif :

    TDLo tikus jantan – oral 16750 µg/kg, 30 hari
     

  5. Efek Lokal :

    Menyebabkan iritasi jika terhirup, kontak dengan kulit dan mata

     

  6. Organ Sasaran :

    Susunan syaraf pusat, ginjal

     

  7. Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Data tidak tersedia

  1. EFEK TERHADAP KESEHATAN

  1. Terhirup

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Menyebabkan iritasi pada membran mukosa disertai batuk dan dapat terserap, sehingga menyebabkan efek sistemik sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.

 

  • Paparan Jangka Panjang

:

Penyerapan borat secara berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan bronkitis, radang laring dan efek lain sebagaimana  halnya pada paparan tertelan jangka panjang.
 

  1. Tertelan

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Borat dapat menimbulkan gejala-gejala yang tertunda meliputi perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, mual, perasaan sangat nyeri pada epigastrik, gastroenteritis hemoragik disertai muntah darah dan diare, kelemahan, keletihan, demam dan sakit kepala. Dapat terjadi tachypnea, takikardia, kegelisahan, deliria, tremor dan kedutan pada otot muka, kaki, dan tangan, kejang yang terputus-putus, dan dilanjutkan dengan depresi pada susunan saraf pusat, hipotermia dan pernafasan Cheyne-Stokes yang diikuti dengan terhentinya fungsi pernafasan. Dapat terjadi syok disertai kulit yang berkeringat dingin, sianosis, denyut nadi yang lemah, hipotensi dan koma. Eritroderma  mungkin  terjadi  diikuti pengelupasan kulit, lecet, melepuh dan bula (gelembung berisi cairan) yang skrotum dan pada akhirnya merata keseluruh tubuh. Dapat juga mempengaruhi faring dan selaput gendang telinga. Terjadinya kerusakan ginjal, terutama nekrosis pada saluran ginjal, ditandai dengan oliguria, albuminuria dan anuria. Kerusakan hati disertai penyakit kuning dan pembesaran hati jarang terjadi. Gejala lain keracunan dapat meliputi asidosis metabolik dan koagulasi intravaskular. Kematian dini, umumnya terjadi dalam beberapa jam, mungkin disebabkan oleh kolaps kardiovaskular, padahal kolaps kardiovaskular yang mungkin diakibatkan oleh depresi sistem syaraf pusat atau gagal ginjal biasanya tertunda beberapa hari. Penemuan patologi dapat meliputi degenerasi lemak pada hati dan ginjal, edema serebral dan penyumbatan pada semua organ.

 

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Jika tertelan secara berulang dapat mengakibatkan anoreksia, penurunan berat badan, iritasi ringan pada lambung dan usus disertai gangguan pencernaan, mual, muntah, diare ringan dan gastroenteritis. Ruam kulit dan eritema, kekeringan pada kulit dan membran mukosa, disertai bibir pecah-pecah, lidah kemerahan, radang selaput ikat mata, anemia, sifat cepat marah, alopesia sebagian, edema periorbital, luka pada ginjal dan kejang mungkin terjadi. Dosis berulang dapat mengakibatkan efek kumulatif. Pemberian sebesar 1% boraks secara oral pada anjing dan tikus selama 2 tahun dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, penurunan efisiensi pencernaan makanan, degenerasi pada gonad dan pengelupasan kulit pada cakar dan ekor. Atrofi testikular juga terjadi pada tahap ini (pada kedua anjing dan tikus percobaan tersebut). Telah dilaporkan adanya efek reproduksi lainnya pada binatang.

 

  1. kontak dengan mata

   
  • Paparan Jangka Pendek

:

Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, nyeri, pandangan kabur.
 

  • Paparan Jangka Panjang

:

Paparan berulang atau terus-menerus terhadap debu borat dapat menyebabkan radang selaput ikat mata.
 

  1. Kontak dengan kulit

 

 

  • Paparan Jangka Pendek

:

Borat dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat terserap melalui kulit yang utuh atau terluka. Dapat terjadi efek sistemik sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.
 

  • Paparan Jangka Panjang

     

:

Kontak secara berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan dermatitis. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi keracunan sistemik sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka panjang.
 

  1. ANTIDOTUM

Data tidak tersedia

 

  1. INFORMASI EKOLOGI

  1. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :

    Tanah dengan tekstur halus menahan borat lebih lama daripada tanah lempung dan tanah berpasir. Penyerapan borat oleh mineral lempung serta oksida besi dan alumunium tergantung pada pH. pH optimum untuk menyerap borat adalah 7-9. Penyerapan borat hanya dapat dipulihkan sebagian (partially reversible). Terakumulasi dalam tumbuhan.

     

  2. Data Ekotoksisitas :

    • Toksisitas pada Ikan :

      LC50 – 96 jam 104000 µg/L (mortalitas) Gambusia affinis (Mosquitofish)               

    • Toksistas pada Invertebrata :

      EC50 – 96 jam (pertumbuhan) 20000 µg/L Chironomus decorus (Midge)              

    • Toksisitas pada Alga :

      Populasi pertumbuhan – 48 jam 8300 µg/L Chilomonas paramecium (Cryptomonad)

 

  1. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

  1. Batas paparan :

    PEL 10 mg/m3 OSHA TWA

    TLV 1 mg/m3 ACGIH TWA

    REL 1mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan

  1. Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia

  1. Metode/ prosedur pengukuran paparan :

    Penyaring partikel, Gravimetri; NIOSH III # 0500, Nuisance Dust (total)

  1. Ventilasi :

    Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan

  1. Alat pelindung diri :

  • Respirator :

  • Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Dalam kondisi dimana penggunaan yang berulang atau paparan yang terus-menerus, perlindungan pernafasan dapat diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan sesuai urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan sifat-sifat peringatan sebelum penggunaan.

    • Respirator untuk debu, kabut dan asap jenis apa saja untuk debu, kabut dan asap.

    • Respirator pemurnian udara jenis apa saja dengan filter partikel berefisiensi tinggi.

    • Respirator pemurnian udara, bertenaga mesin, jenis apa saja dengan filter debu, kabut dan asap.

    • Respirator pemurnian udara, bertenaga mesin, jenis apa saja dengan filter partikel berefisiensi tinggi.

  • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan :

    • Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan peralatan pasokan udara keselamatan yang terpisah.

    • Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.

  • Pelindung Mata :

    Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.

     

  • Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai

     

  • Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.

     

  • Sepatu : Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

  1. Jika terhirup

     

:

Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Jika jantung berhenti, segera lakukan cardio pulmonary resuscitation (CPR), hindarkan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) dari mulut ke mulut.  Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter

 

  1. Jika tertelan

     

:

Jangan merangsang korban yang tidak sadar untuk muntah atau minum. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.

Catatan untuk dokter : Jika tertelan, pertimbangkan pembilasan lambung dan pemberian bubur karbon aktif.

 

  1. Jika terkena mata

     

:

Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit, sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.

  1. Jika terkena kulit

     

:

Segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Segera bawa ke dokter.

  1. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  1. Bahaya ledakan dan kebakaran

:

Bahaya kebakaran dapat diabaikan.

  1. Media pemadam

:

Gunakan media pemadam yang sesuai untuk memadamkan api.
 

  1. Tindakan pemadaman

     

     

:

Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Hindari menghirup bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.

 

 

  1. Produk pembakaran yang berbahaya

:

Data tidak tersedia

  1. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN

Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 

  1. Di tempat kerja

     

     

:

Kumpulkan tumpahan dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan. Hindari masuknya tumpahan ke tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
 

 

 

  1. Ke udara

:

Data tidak tersedia

  1. Ke air

:

Data tidak tersedia

  1. Ke tanah

:

Data tidak tersedia

 

  1. PENGELOLAAN LIMBAH

Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

 

  1. INFORMASI TRANSPORTASI


 

  1. Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :

    data tidak tersedia
     

  1. Pengangkutan Laut IMDG :

    data tidak tersedia
     

  1. INFORMASI LAIN

Nomor RTECS :  ED4588000

Nomor EINECS : 215-540-4

  1. PUSTAKA

1.       ---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta.

  1. ChemIDPlus, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Department of Health & Human Services, 2004.

  2. Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta.

  3. IMO (International Maritime Organization), 2000, International Maritime Dangerous Goods Codes2000, volume 1 dan 2, IMO Publication, London.

  4. IPCS, CEC, (March 1998), International Safety Card on EPN. Available from http//www.inchem.organophages/icsc.html

  5. IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki.

  6. OHS21030, Sodium Borate Anhydrous,MDL Infomation Systems, Inc. 1994,pp.1-6

  7. Ramali Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1984), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta.

  8. The Merck Index. An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. 11th Edition. S. Budavari (Editor). Merck And Co. Inc., Rahway, NJ. 1989.

 

PENYUSUN

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM