PIPERIDIN
[PIPERIDINE]
Piperidine
Rumus Molekul : C5H11N
Massa Molekul : 85,15 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
110-89-4
NOMOR HS
:
2933.32.00.00
NOMOR UN
:
2401
Sinonim dan nama dagang
Pentamethylenimine; Hexazane; Hexahydropyridine; Cyclopentimine; Cyfentil; Azacyclohexane; Perhydropyridine
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Cairan, tidak berwarna, tidak berbau
Titik beku
:
- 9 hingga - 7°C
Titik didih
:
106°C
Titik nyala
:
16°C
Tekanan uap
:
40 mmHg pada 29°C
Kerapatan uap
:
3,0 (udara = 1)
Berat jenis
:
0,862 (air = 1)
pH
:
Bersifat basa kuat
Volatilitas
:
100%
Log Kow
:
0,84
Kelarutan
:
Dalam air 100%; larut dalam aseton, alkohol, benzen, kloroform, eter
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun bahan dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
:
(mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Cairan dan uap sangat mudah menyala
Berbahaya jika tertelan
Toksik jika terkena kulit
Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah
Diduga menyebabkan kerusakan genetik
Diduga merusak fertilitas/ janin
Toksik bagi kehidupan akuatik
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Jauhkan dari sumber nyala seperti panas/ percikan/ nyala api
Hanya gunakan peralatan yang tidak menimbulkan percikan
Dilarang makan, minum, atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini
Jangan menghirup debu atau kabutnya
Hindarkan emisi ke lingkungan
PENYIMPANAN
Simpan dalam kemasan yang tertutup rapat, dingin dan kering. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak boleh dicampurkan. Ventilasi diperlukan.
PENGGUNAAN
Sebagai perisa sintetis, bahan pembasah, pengeras untuk resin epoksi, germisida, katalis untuk reaksi kondensasi, pengkelat, bahan antara untuk vulkanisasi karet, digunakan dalam preparasi kristal derivat senyawa nitro aromatik yang mengandung inti atom halogen, digunakan dalam produksi anestetik lokal, analgesik dan obat-obatan lain, digunakan dalam industri minyak dan bahan bakar
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida karbon dan nitrogen.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Minimalisasi kontak dengan bahan. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.
Inkompatibilitas
Piperidin dengan :
:
Tidak dapat dicampurkan (incompatible) dengan asam, anhidrida asam, karbon dioksida, klorida asam, bahan mudah terbakar, logam, sianida dan oksidator.
Aluminium : Dapat terjadi korosi.
Disianofurazan : Dapat meledak secara spontan.
N-Nitrosoasetanilida : Anilida kering dapat meledak saat kontak dengan setetes piperidin.
Oksidator : Reaksi dahsyat.
1-Perklorilpiperidin : Dapat meledak saat kontak.
Seng : Dapat mengalami korosi.
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 400 mg/kg
LC50 mencit – inhalasi 6000 mg/m3/2 jam
LD50 mencit – intraperitoneal 50 mg/kg
LD50 kelinci – oral 145 mg/kg
LD50 mencit – oral 30 mg/kg
LD50 mamalia – oral 22400 mg/kg
LD50 kelinci – kulit 276 mg/kg
LDlo kelinci – subkutan 300 mg/kg
LDlo kelinci – intravena 160 mg/kg
Data Mutagenik :
Uji Kerusakan DNA – limfosit mencit 8020 mmol/L
Mutasi pada sel somatik mamalia – limfosit mencit 5050 µmol/L
Data Karsinogenik :
tidak tersedia
Data Iritasi/Korosi :
100 µg/24 jam, kulit terbuka – kelinci
5 mg/24 jam, kulit – kelinci, iritasi berat
250 µg/24 jam, mata – kelinci, iritasi berat
Data Teratogenik :
tidak tersedia
Data Tumorigenik :
tidak tersedia
Data Efek Reproduktif :
TCLo tikus betina hamil – terhirup 3 mg/m3/24 jam selama 4 hari secara kontinyu
TCLo tikus betina hamil – terhirup 100 mg/m3/24 jam selama 4 hari secara kontinyu
Data Tambahan :
Pemberian secara intravena menyebabkan timbulnya rangsangan awal dan efek depresi sekunder pada ganglia (simpul syaraf) simpatik dan parasimpatik.
Efek Lokal :
Korosif : melalui paparan terhirup, kulit, mata, tertelan.
Organ Sasaran :
data tidak tersedia
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan :
data tidak tersedia
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar pada hidung, tenggorokan dan selaput lendir pada saluran pernafasan. Juga dapat terjadi gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, sesak nafas, rasa kekeringan dan edema paru yang dapat tertunda hingga 2 hari. Dosis letal pada mencit dilaporkan sebesar 6000 mg/m3/2 jam.
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan berulang atau terus menerus dapat mengakibatkan edema paru. Efek reproduktif dilaporkan terjadi pada hewan.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Dapat menyebabkan sakit tenggorokan, iritasi dan luka bakar. Absorpsi dapat menyebabkan efek pada sistem syaraf. Efek yang dilaporkan terjadi pada hewan meliputi kelemahan, sesak nafas, dan kejang. Dosis letal rata-rata pada tikus dilaporkan sebesar 400 mg/kg.
Paparan Jangka Panjang
:
Data tidak tersedia
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar dengan kemungkinan adanya kerusakan yang bersifat permanen. Telah dilaporkan terjadi luka parah pada kornea kelinci dengan penilaian angka sebesar 9 dari skala 1 hingga 10.
Paparan Jangka Panjang
:
Kontak terus menerus dapat menyebabkan radang selaput ikat mata
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah. Absorpsi melalui kulit dapat menyebabkan efek pada sistem syaraf. Dosis letal rata-rata yang diberikan pada kulit kelinci adalah sebesar 320 mg/kg. Dilaporkan tidak ada efek akibat absorpsi melalui kulit tersebut
Paparan Jangka Panjang
:
Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan dermatitis
ANTIDOTUM
Data tidak tersedia
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :
Piperidin akan mengalami disosiasi dalam air pada kondisi netral, dan karenanya penguapan akan tergantung pH. Pada tanah kering, tekanan uap yang tinggi menunjukkan penguapan yang tinggi. Piperidin memiliki KOW yang rendah, sehingga biokonsentrasi dalam ikan hampir tidak terjadi.
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada Ikan :
LC50 20000 µg/L selama 0,033 hari (perilaku) - Kuhlia sandvicensis (Aholehole)Toksisitas pada Invertebrata :
EC50 10000 µg/L selama 48 jam (kemampuan menetas) - Artemia salina (Brine shrimp)
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan :
4 mg/m3 AIHA TWA yang direkomendasikan (kulit)
Metode Pengambilan Sampel :
data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan :
data tidak tersedia
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Peralatan ventilasi harus tahan terhadap guncangan jika terdapat bahan dengan konsentrasi yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator :
Dalam kondisi dimana penggunaan berulang-ulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan respirator.
Jenis respirator yang digunakan :
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan :
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen
Jika tertelan
:
Jangan dirangsang untuk muntah atau memberikan minum kepada korban yang tidak sadar. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung
Jika terkena mata
:
Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkena dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15-20 menit). Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran hebat. Bahaya ledakan sedang. Campuran uap dengan udara dapat meledak. Uapnya bersifat lebih berat daripada udara. Uap atau gas dapat menyala dengan adanya sumber nyala yang jauh dan api dapat menyambar balik. Muatan elektrostatik dapat timbul karena adanya aliran atau gerakan yang mengakibatkan timbulnya nyala atau ledakan.
Media pemadam
:
Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa tahan alkohol.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Jaga agar air tidak memasuki kemasan. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air yang banyak hingga api benar-benar padam. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki.
Segera tinggalkan tempat jika terdengar bunyi dari peralatan pengaman ventilasi atau perubahan warna apapun pada tangki yang diakibatkan kebakaran.
Untuk kebakaran pada tangki, kereta rel atau truk tangki : Radius evakuasi 800 meter (1/2 mil). Jangan berusaha memadamkan api sebelum aliran bahan dapat dihentikan terlebih dahulu. Semprotkan air dari lokasi yang terlindungi atau jarak yang aman. Hindari kontak langsung air dengan bahan.
Untuk kebakaran besar : Semprotkan air yang banyak. Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Hindari penghirupan bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri searah dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Jaga agar air tidak memasuki kemasan.
Tumpahan sedikit : serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan banyak : Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Ke udara
:
Data tidak tersedia
Ke air
:
Data tidak tersedia
Ke tanah
:
Data tidak tersedia
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Data tidak tersedia
Pengangkutan Laut IMDG :
Kode instruksi kemasan : P001
Kelompok kemasan : II
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : TM3500000
Nomor EINECS : 203-813-0
PUSTAKA
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 222
Budavari, S., et. al. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 1338
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 2974
OHS, 18940, Piperidine, MDL Infomation Systems, Inc., 1994, pp. 1-10.
Ramali, Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1998), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta
Sax, N. Irving and Lewis, Richard J., Sr, (1987), Hazardous Chemicals Desk Reference, Van Nostrand Reinhold, New York, p. 730
The Dutch Institute for the Working Environment and the Dutch Chemical Industry Association, (1991), Chemical Safety Sheets, Samson Chemical Publishers, Netherland, p. 720
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pihe, Bethesdy, MD 20894, 2004, http:\\toxnet.nlm.nih.gov
Urben, P.G., (1999), Bretherick’s Handbook of Reactive Chemical Hazards, 6th ed., vol.1, Butterworth – Heinemann Ltd., Oxford, p. 645
PENYUSUN