.: TIOMETON :.
[THIOMETON]
S-2-Ethylthioethyl O,O-Dimethyl Phosphorodithioate
Rumus Molekul : C6H15O2PS3
Massa Molekul : 246,36 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS
:
640-15-3
NOMOR HS : 2920.10.00.00 NOMOR UN : 3018
Sinonim dan nama dagang
Dithiophosphoric acid S-(2-ethylsulfanyl-ethyl) ester O,O'-dimethyl ester; S-2-Ethylthioethyl O,O-dimethyl phosphorodithioate; O,O-Dimethyl-S-(2-ethylmercaptoethyl) dithiophosphate; O,O-Dimethyl-S-[2-(ethylthio)ethyl] phosphordithioate; Phosphorodithioic acid, O,O-dimethyl-S-(2-ethylthio)ethyl ester; O,O-Dimethyl-S-(2-aethylthio-aethyl)-dithio phosphate; O,O-Dimethyl-S-2-ethylmerkaptoethylester kyseliny dithiofosforecne; O,O-Dimethyl-S-(2-ethylthio-ethyl)-dithiofosfaat; Dithiometon; Ekatin; Ekatim; Intrathion; Intration; Veltin.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik
:
Minyak tidak berwarna yang berbau khas
Titik didih
:
110°C pada 0,1 mmHg
Berat jenis
:
1,209 pada 20°C (air = 1)
Tekanan uap
:
0,0003 mmHg pada 20°C
Kelarutan
:
200 mg/L dalam air pada suhu 20°C; larut dalam pelarut organik; larut sedikit dalam petroleum eter, minyak mineral
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
Penanda Produk
:
(mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
Identitas Produsen/Pemasok
: (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
:
"BAHAYA"
Pernyataan bahaya
:
Fatal jika tertelan dan terkena kulit.
Diduga merusak fertilitas atau janin.
Menyebabkan kerusakan susunan syaraf pusat.
Menyebabkan iritasi serius pada mata.
Menyebabkan iritasi ringan pada kulit.
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik.
Pernyataan kehati-hatian (hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada)
:
Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini.
Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya.
Jangan sampai terkena mata, kulit atau pakaian.
Basuh tangan dengan seksama sesudah menangani bahan ini.
Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten.
PENYIMPANAN
Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan (incompatible). Suhu penyimpanan sebaiknya kurang dari 40°C. Konstruksi ruang penyimpanan harus baik dan dilengkapi dengan kunci pengaman. Lantai ruang penyimpanan kedap air dan harus dijaga tetap bersih. Tiometon tidak boleh disimpan berdekatan dengan makanan.
PENGGUNAAN
Digunakan sebagai insektisida dan akarisida.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabilitas
:
Dapat terurai jika dipanaskan pada suhu diatas 100°C.
Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa beragam produk peruraian, termasuk gas yang bersifat iritatif, korosif dan/atau toksik.
Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
Kondisi untuk dihindar
:
Hindari panas, nyala api, percikan dan sumber api lain. Kemasan dapat pecah atau meledak jika terkena panas.
Inkompatibilitas
Tiometon dengan :
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan basa.
Larutan dalam air: Dapat mengalami hidrolisis
Kondisi alkalin : Menjadi tidak stabil
INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 40 mg/kg
LD50 tikus – kulit 179 mg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 30 mg/kg
LD50 tikus – intravena 38500 µg/kg
LD50 mencit – oral 37 mg/kg
LD50 mencit – intraperitoneal 34 mg/kg
LD50 mencit – rute paparan tidak dilaporkan 36 mg/kg
Data Mutagenik :
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 5 mg/pelat (+S9)
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 1 mg/pelat (-S9)
Mutasi pada mikroorganisme – Escherichia coli 5 mg/pelat (-S9)
Uji mikronukleus – intraperitoneal, tikus, 75 mg/kg/hari selama 5 hari secara kontinyu
Uji mikronukleus – intraperitoneal, mencit, 100 mg/kg
Data Karsinogenik :
GHS : Tidak karsinogenik
IARC : Tidak karsinogenik
OSHA : Tidak karsinogenik
NTP : Tidak karsinogenik
Data Iritasi/Korosi :
500 mg/24 jam, kulit – kelinci, iritasi ringan
750 mg/24 jam, mata – kelinci, iritasi berat
Data Teratogenik : Data tidak tersedia
Data Tumorigenik : Data tidak tersedia
Data Efek Reproduktif : Data tidak tersedia
Efek Lokal : Data tidak tersedia
Organ Sasaran : Susunan syaraf pusat
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Gangguan pada mata, hati, sistem syaraf, dan pernafasan.
Data Tambahan :
Dapat melintasi plasenta. Interaksi dengan obat dapat terjadi. Efek tiometon dapat meningkat dengan adanya cahaya tampak atau ultra violet.
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Terhirup
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika terhirup, efek pertama penghambat kolinesterase umumnya terjadi pada pernafasan, dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian hidung, batuk, ketidaknyamanan dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi dan penyempitan bronkhial. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga 12 jam. Gejala dapat meliputi pucat, mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, pusing, nyeri mata, pandangan kabur, miosis atau dalam beberapa kasus, khususnya gejala awal meliputi midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva dan keringat, dan rasa bingung. Efek lain yang dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau syaraf otot dapat meliputi gangguan koordinasi gerakan, bicara menjadi tidak jelas, arefleksia, lemah, letih, fasikulasi, kedutan, kemungkinan tremor pada lidah dan kelopak mata, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga dapat terjadi buang air besar dan buang air kecil di luar kemauan (tanpa sengaja), sianosis, psikosis, hiperglikemia, pankreatitis akut, ketidakteraturan denyut jantung, edema paru, kehilangan kesadaran, kejang, dan koma. Kematian terutama disebabkan karena kegagalan pernafasan, walaupun efek kardiovaskular termasuk penghentian denyut jantung dapat juga terjadi. Akibat jangka panjang jarang terjadi, namun dapat meliputi gangguan neuropsikiatrik dan miopati dengan kelemahan otot.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus-menerus dapat mengakibatkan efek yang serupa terjadi pada paparan jangka pendek. Efek lainnya yang dilaporkan terhadap pekerja yang terpapar secara berulang meliputi kerusakan daya ingat dan konsentrasi, psikosis akut, depresi berat, sifat cepat marah, rasa bingung, kelesuan, mudah marah, suka menyendiri (menarik diri dari lingkungan sosial), sakit kepala, kesulitan berbicara, waktu respon tertunda, disorientasi tempat, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, rasa mengantuk atau insomnia. Juga dilaporkan terjadi efek seperti kondisi mirip sakit flu dengan sakit kepala, mual, lemah, anoreksia dan perasaan tidak enak badan yang tidak jelas.
Tertelan
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Ketika tertelan, efek mula-mula dapat berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda hingga beberapa jam.
Berdasarkan data percobaan pemberian tiometon dengan rentang dosis antara 0,5 sampai 1,5 mg/kg/hari selama 2 tahun pada anjing (beagle dog) menimbulkan perubahan histologi pada syaraf optik. Pada suatu studi 12 bulan terhadap tikus, pemberian dosis harian sebanyak 18 mg/kg tiometon menimbulkan penghambatan aktivitas plasma dan kolinesterase sel darah merah.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Tertelan secara berulang dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek.
kontak dengan mata
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis, dan kejang otot dengan kehilangan akomodasi, penglihatan kabur dan sakit pada kening. Kadang-kadang midriasis dapat terjadi sebagai pengganti miosis. Dengan paparan yang cukup, dapat terjadi gejala lain dari penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek.
Berdasarkan data percobaan pemberian tiometon sebanyak 500 μg ke dalam mata kelinci menyebabkan iritasi ringan. Paparan berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan radang selaput ikat mata.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput ikat mata dan gangguan kanal nasolakrimal jika digunakan sebagai tetes mata miotik.
Kontak dengan kulit
Paparan Jangka Pendek
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi dapat terjadi pada daerah kontak. Jika terserap dalam jumlah yang cukup banyak, dapat terjadi efek penghambatan kolinesterase lainnya sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat tertunda selama 2 – 3 jam, namun biasanya tidak lebih dari 12 jam. Laju serapan meningkat dengan adanya dermatitis atau suhu sekitar yang tinggi.
Berdasarkan data percobaan pemberian tiometon sebanyak 500 mg ke kulit kelinci menyebabkan iritasi ringan. Paparan berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan dermatits.
Paparan Jangka Panjang
:
Sama seperti paparan organofosfat.
Paparan berulang atau terus-menerus dapat menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. Kemungkinan dapat menyebabkan sensitisasi kulit.
ANTIDOTUM
Atropin sulfat (intravena, intramuskular). Pralidoksim (2-PAM).
INFORMASI EKOLOGI
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan :
Tiometon mempunyai mobilitas yang cukup baik dalam tanah. Biodegradasi tiometon dalam tanah berlangsung dengan oksidasi atom alifatik dialkil sulfur menjadi sulfo oksida dan sulfon. Tiometon juga mengalami biodegradasi dalam air melalui reaksi oksidasi atom alifatik dialkil sulfur menjadi sulfo oksida dan sulfon.
Data Ekotoksisitas :
Toksisitas pada ikan :
LC50(mortalitas) 640 µg/L selama 96 jam - Cirrhinus mrigala (Carp, hawk fish)LC50 4,7 mg/L selama 24 jam - Rasbora heteromorpha (Harlequin fish)
Toksisitas pada Crustacea :
Konsumsi Oksigen : 3500 µg/L selama 0,5 bulan - Planorbis corneus (Great ramshorn snail)
Toksisitas pada alga :
Pertumbuhan Populasi 75 - 500 µg/L selama 5 jam - Scenedesmus incrassatulus (Alga hijau)
KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
Batas paparan : ADI : 0.003 mg/kg FAO/WHO
Metode Pengambilan Sampel : Data tidak tersedia
Metode/ prosedur pengukuran paparan : Kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala
Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
Alat pelindung diri :
Respirator : Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan.
Jenis respirator yang digunakan :
Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang diperlukan atau mode tekanan-positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan:
Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah.
Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
Pelindung Mata :
Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja.
Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
Sarung Tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
Sepatu : Data tidak tersedia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Jika terhirup
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen.
Jika tertelan
:
Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Segera bawa ke dokter.
Catatan untuk dokter : pertimbangkan pembilasan lambung dan pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian obat anti depresi.
Jika terkena mata
:
Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis, sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
Jika terkena kulit
:
Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) mungkin diperlukan. Cuci area terkontaminasi dengan sabun dan air. Segera bawa ke dokter.
TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran ringan.
Media pemadam
: Bahan kimia kering, busa, air.
Bila terjadi kebakaran besar : Gunakan busa atau menyemprotkan air yang banyak dengan semprotan yang halus.
Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Jangan menyebarkan tumpahan tiometon dengan menggunakan aliran air bertekanan tinggi. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan media pemadam yang sesuai. Hindari menghirup bahan atau produk hasil pembakaran.
Produk pembakaran yang berbahaya
:
Gas yang bersifat iritatif, korosif dan/atau toksik.
TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
Di tempat kerja
:
Jauhkan semua sumber api. Jangan sentuh kemasan yang rusak dan bahan yang tumpah jika tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Hindari masuknya tumpahan ke saluran air, selokan, ruang bawah tanah atau daerah terlarang. Tutup tumpahan dengan lembaran plastik untuk mencegah penyebaran. Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Hindari masuknya air ke dalam kemasan.
Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai untuk pembuangan.
Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
Tumpahan banyak : Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
Ke udara
: Data tidak tersedia
Ke air
:
Jauhkan dari persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.
Ke tanah
:
Data tidak tersedia
PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
INFORMASI TRANSPORTASI
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO :
Data tidak tersedia
Pengangkutan Laut IMDG :
Data tidak tersedia
INFORMASI LAIN
Nomor RTECS : TE4375000
Nomor EINECS : 211-362-6
PUSTAKA
---------------, (2004), Buku Tarif Bea Masuk Indonesia, Indonesian Customs Tariff Book, Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Jakarta, hal. 213
Hartanto, Huriawati, (ed.), (2002), Kamus Kedokteran DORLAND, 29th ed., EGC, Jakarta
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki, p. 76
OHS83056, Thiometon, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp. 1-10
Ramali, Ahmad, dr. Med., dan Pamoentjak, K. St., (1998), Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan, Jakarta
Tomlin, C. (ed.), (1994), A World Compendium – The Pesticide Manual, 10th ed., Crop Protection Publications, Surrey, p. 986
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, (2004), Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, , http://www.toxnet.nlm.nih.gov
PENYUSUN