DATABASE TEKNOLOGI LINGKUNGAN


Rekapitulasi Jumlah Koleksi dalam Database
No Kategori Jumlah
1 Teknologi Pengolahan Air Bersih 104
2 Teknologi Pengolahan Air Limbah 86
3 Teknologi Pengelolaan Air 7
4 Teknologi Pengelolaan Sampah 22
5 Teknologi Pemantauan Gas 12
6 Teknologi Lingkungan 535
7 Teknologi Informasi dan Komputer 33
8 Teknologi Penanganan POPs 15
TOTAL 814
Halaman web ini hanya dapat diakses dalam konfigurasi online pada web server, hubungi pengelola administrator/webadmin untuk konfigurasinya. Melalui halaman web ini Anda bisa menelusuri informasi data senyawa yang termasuk ke dalam Persisten Organic Pollutans (POPs) serta Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
Masih Test
Menampilkan 341-360 dari 814 item.
#JudulAbstrakKatakunciPenulis 
  
341Penggunaan Media Serat Plastik Pd Proses Biofilter Tercelup Utk Pengolahan Air Limbah Rumah TanggaWater pollution in the big cities in Indonesia, especially in DKI Jakarta has shown serious problems. One of the potential sources of water pollution is domestic wastewater that is wastewater from kitchens, laundry, bathing and toilets. These problems have become more serious since the spreads of sewerage systems are still low, so that domestic, institutional and commercial wastewater causes severe water pollution in many rivers or shallow ground water. Based on the fact that the progress of development of sewerage system is still low, it is important to develop low cost technology for individual house hold or semi communal wastewater treatment such as using anaerobic and aerobic submerged biofilter. This paper describes the pilot plan study of individual household wastewater treatment using anaerobic and aerobic submerged biofilter using plastic fiber media. The raw wastewater in this experiment was from household wastewater. Results of experiment shows that under operating condition 12-24 hours hydraulic retention time, the treated water was physically very clear, and according on chemical analysis the removal efficiency of BOD is 73.24 ? 94.92 %, COD 65.80 ? 90.76 %, total suspended solids (TSS) 95.60 ? 97.69 %, and detergent (MBAS) 56.80 ? 88.51 %, respectively. Compared to attempt by using charcoal media, the quality of treated water did not show difference significantlyLimbah domestik non toilet, biofilter anaerob-aerob, media serat palstikNusa Idaman Said
342Pengolahan Air Limbah Industri Kecil Tekstil Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Tercelup Meng?.Masalah pencemaran air di kota besar khususnya di DKI Jakarta telah menunjukkan gejala yang cukup serius. Sumber pencemaran tersebut berasal dari air domestik yakni rumah tangga, perkatoran dan daerah komersial, serta air limbah yang berasal dari industri. Satu contoh kasus pencemaran lingkungan yang cukup serius adalah pencemaran yang terjadi di Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang diakibatkan oleh air limbah industri pencucian dan pecelupan tekstil. Studi ini bertujuan untuk mengkaji teknologi pengolahan air limbah tekstil dengan proses biofilter anaerob-aerob tercelup menggunakan media plastik sarang tawon. Dengan sistem ini polutan organik (BOD, COD), zat padat tersuspensi (SS), serta warna dalam air limbah dapat dihilangkan. Dengan kondisi waktu tinggal 1-3 hari efisensi penghilangan BOD, COD, SS dan Warna masing-masik yakni : BOD 77.84 ? 94.88 %, COD 73.91 ? 94.23 %, zat padat tersuspensi (SS) 93.44 ? 99.84 %, dan Warna 76.36 ? 88.96 Pt-Co.Limbah Industri Kecil Tekstil, Biofilter Anaerob-Aerob, Media Plastik sarang TawonIr. Nusa Idaman Said, M.Eng
343Pemantauan Limbah Industri Secara OnlineDiperkirakan pada akhir PJP II, 70 % pertumbuhan industri akan terpusat di sekitar perkotaan. Hal ini akan dapat menimbulkan pencemaran yang semakin tinggi. Meskipun pemerintah telah melakukan usaha pencegahan dalam upaya menekan meningkatnya pencemaran, akan tetapi permasalahan yang ada saat ini adalah kurangnya petugas monitor dan koordinasi antar daerah masih kurang. Salah satu alternatif untuk mendukung kinerja pemantauan lingkungan adalah dengan melakukan pengkajian teknologi pemantauan secara kontinyu dan on-line.Limbah Industri, On Line, BOD, PROKASIH, SCADA, Remote Terminal UnitDrs. Satmoko Yudo, M.Eng.
344Beban Pencemaran Limbah Perikanan Budidaya dan Yutrofikasi di Perairan Waduk Pada DAS Citarum.Di waduk-waduk. yang ada di badan air sungai Citarum khususnya waduk Saguling, Cirata dan Juanda; perikanan budidaya dengan keramba jaring apung (KJA) berkembang sangat pesat; sehingga diduga telah melebihi daya dukung badan air waduk dan limbahnya telah mengancam keberlanjutan perikanan budidaya tersebut. Pada periode 5 tahun terakhir, setiap tahunnya KJA di waduk. Saguling diperkirakan menghasilkan limbah sebesar 29.868.750 kg organik yang mengandung 1.359.028 kg?N dan 214.059 kg?P; di Cirata sebesar 145.334.000 kg organik yang mengandung 6.611.787 kg?N dan 1.041.417 kg ?P, dan Saguling sebesar 14.492.250 kg organik yang mengandung 659.397 kg?N dan 103.861kg?P Dekomposisi limbah organik tersebut, selain secara langsung menurunkan konsentrasi oksigen terlarut dan menghasilkan gas-gas lain yang dapat membahayakan kehidupan organisme lain, termasuk ikan; juga meng-hasilkan nutrien yang dapat menyebabkan yutrofikasi dan mengakibatkan pertumbuhan fitoplankton secara berlebihan (blooming). Gejala tersebut telah nampak dimana dilaporkan bahwa kepadatan fitoplankton di waduk. Cirata adalah antara 44,80-62,28 x 106 sel?l-1; Saguling antara 19,03-25.39 x 106 sel?l-1 dan Juanda antara 20.04-50.42 x 106 sel?l-1 Jika "blooming" ini terus berlanjut karena sumber pencemar tidak mampu dihentikan maka badan air waduk akan didominasi oleh ?blue green algae? seperti microcystis sp dan dimasa datang satu demi satu ke tiga waduk. yang ada di DAS Citarum akan berubah menjadi ?comberan raksasa? yang di saat ada sinar matahari perairan menjadi hijau pekat berlendir menjijikan, dan disaat mulai gelap disana sini timbul gelembung-gelembung gas.Limbah Organik, Keramba Jaring Apung, YutrofikasiYudhi Soetrisno Garno
345Penerapan Teknologi Tinggi Untuk Pengelolaan Limbah Padat Di SingapuraThe application of high technology (hitech) for solid waste management and treatment in Singapore is one of examples of solving the municipal solid waste problem. Singapore with more than 4 million inhabitants produced 7676 ton wastes per day in 2001. Now, all the combustible solid wastes goes to the incinerator plant that can convert the heat into electricity. The ash from incinerator and the incombustible solid wastes are transported via waste harbour in Tuas to the Semakau off shore landfill. Also, before incinerating in the plant, the activities of collecting and transporting of munocipal solid wastes are suported by such kind of new technologies for example pneumatic refuse transport system. The typical of the high tecnology is need high cost for building, operating and maintaining and should be operated by high skill staff. Singapore has all the need and also has a strong political will in combating the solid waste problems. So that, Singapore is one of the cleanest metropolitan cities in the world.limbah padat, incinerator, pelabuhan sampah, TPA SemakauSri Wahyono
346Karakteristik Emisi Gas Buang Insinerator Medis Dirumah Sakit Jiwa Dadi Makassar Sulawesi SelatanThe disposal of hospital waste needs special treatment. To assist the hospital waste treatment of Makassar city, UPT-LSDE, BPPT has been designed and developed a medical incinerator with the capacity of 50 kg/jam at Rumah Sakit Jiwa Dadi Makassar in the year 2002. After one year operation, the system was provided by recuperator and tested to measure the emission characteristics into operation modes. The first mode, incinerator was run without operating recuperator and the second by operating recuperator. Characteristics of exhaust gas emissions were monitor continuously during test by using a poprtable gas analyzer, while particulate sampling was done as standard sampling Method 5 EPA. The test results show that pollution gas emissions, except CO, are under the regulation standard limits of Environmental Control Agency Head Decree No.Kep-03/BAPEDAL/09/1995. While particulate concentration in exhaust gas is under the standard limit of Environmental State Minister Decree No.13/1995 However, waste feeding and air combustion distributor of the tested incinerator need to be modified to achieve optimum combustion. This paper presents the exhaust gas characteristics of the tested unit that was performed on 19 September 2003Limbah rumah sakit, incinerator, karakteristik emisi gas buangRiyanto Marosin dan Ahsonul Anam
347Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Dengan Proses Biologis Biakan Melekat Menggunakan Media PalstikMasalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan limbah serta biaya operasionalnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, operasionalnya mudah serta hemat energi. Salah satu cara pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, sederhana dan hemat energi adalah proses pengolahan dengan proses biofilter anaerob-aerob tercelup menggunakan media sarang tawon. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji performance pengolahan air limbah rumah sakit dengan proses kombinasi biofilter tercelup anaerob dan aerob menggunakan media plastik tipe sarang tawon.Pengolahan limbah rumah sakit dengan proses biofilter tercelup menggunakan media sarang tawon cukup tahan terhadap fluktuasi debit dan konsentrasi, terlihat dari tetap tingginya angka penyisihan COD, BOD, TSS, ammonia, dan deterjen. Total efisiensi penghilangan beberapa parameter polutan selama percobaan yakni untuk COD 87,0 ? 98,6 %; BOD5 93,4 ? 99,3 %; Total padatan tersuspensi (TSS) 80,0 ? 97,8 %; Ammonia 93,75 ? 98,2 % ; dan Deterjen (MBAS) 95,8 ? 99,7%.Limbah Rumah Sakit, Proses Biologis, Biakan Melekat, Biofilter Anaerob-Aerob, Media Palstik Sarang..Nusa Idaman Said
348Mengubah Limbah Sludge Pabrik Pulp Dan Kertas Menjadi Produk BergunaPulp and paper mills are one of the important industries that contribute in government?s income. Unfortunatelly, they also produce the wastes, such as sludge that potentially degrade the environmental quality. The common treatments of sludge are landfilling and incinerating. However, the current trend is to recycle of sludge or it is used for producing the valuable products like absorbents, fillers, compost, etc. These are more attractives than landfilling or incinerating due to economically benefit.Limbah Sludge, Pulp, Valuable ProductSri Wahyono, S.Si, M.Si
349Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Dan Sni TerkaitThe study of hospital waste water treatment technology, with choice one of waste water treatment technology this is activated sludge process, which already common use related to the National Standard of Indonesia (SNI) about environment, especially waste water, and more specifically is activated sludge. These snis are used to compliment of testing from technology of hospital waste water treatment. There for, it is need to be more reinforce the application of SNI so that each the technical regulation don?t want to detail the technical aspect it self. This because to revise the legal regulation is not easy, meanwhile the SNI can be revised anytime we need. We need to continue and to increase cooperation (MOU) between the Ministry of Environment and the National Accreditation Committee (KAN), about the joint assessment accreditation of environment parameters quality laboratory. The good application of technology and standard will have a good impacts for the growth of economic environment equipments industry. From the hospital waste water samples in Jakarta has showed that the chemical consentrate pollution very fluctuated, e.g., BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniac 10,79 - 158,73 mg/l, detergent (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. From the BOD (mg/l) parameter with minimum 31, 52 and maximum 675,33 still include in the BOD parameter, as decree of KLH No 58/95, mentioned that the maximum gradient 75 mg/l, but to see from the mean as 353,43 are far out from the article of KLH decree.limbah, lumpur aktif, teknologi, SNI, lingkungan, standardisasiIr. Prihadi Waluyo, MM.
350Degradasi Bahan Organik Limbah Cair Industri Permen Dengan Variasi Waktu Tinggal.Limbah cair yang dihasilkan PT. Van Melle Indonesia (PTVMI), mengundang bahan organik tinggi dengan konsentrasi COD berkisar antara 10.000 ? 30.000 mg/L. kandungan bahan organik yang tinggi dapat menimbulkan gangguan bagi perairan, sehingga perlu didegradasi salah satu alternatif teknologi pengolahan limbah yaitu menggunakan reaktor anaerobik lekat diatas terendam. Jenis reaktor ini adalah bioreaktor yang dilengkapi dengan bahan penyangga sebagai tempat massa mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak.Penelitian ini dilakukan untuk melihat degradasi bahan organik limbah cair industri permen dengan variasi waktu tinggal 18, 14, 12 dan 10 hari yang dioperasikan secara kontinyu. Hasil degradasi bahan organik dengan variasi waktu tinggal terbaik di dapat pada waktu tinggal 12 hari dengan degradasi bahan organik terlarut sebesar 98,07%, pH efluen 6,90, produksi harian biogas 5 L/hari, produksi gas metan 3,25 L/hari dan kandungan gas metan 65%. Plastik yang digunakan sebagai media cukup efektif sebagai tempat menempelnya bakteri dengan porositas 87,30% dan luas permukaan efektif sebesar 514,40 M2/M3Lingkungan Aerob, Lingkungan Anaerob, Degradasi SenyawaIndriyati
351Kota Tropis Hemat Energi: Menuju Kota Yang Berkelanjutan Di IndonesiaModern life and modern technology require vast use of energy. The use of energy in the cities has been dramatically escalated within the last decades. Since most of energy consumed by people live in urban areas is from the non-renewable resources like fossil fuels, we will certainly face problems of energy crisis and global warming to sustain our cities livable in the future. Due to the moderate prevailing climate conditions, which are close to the comfort temperature, less energy will be required to modify indoor temperature suitable for human indoor activities. Since the dependency to the energy is small, people in the humid tropic may have better chances to sustain their cities livable in the future. However, most of Indonesian cities are designed in such away with little consideration to some important design factors as climate, environment, energy, green transportation and an adequate infra structure, like urban drainage. In return, many cities are not healthy and convinience to be lived for and are not in line with the sustainable design approach. This article provides some discussion on how tropical cities in Indonesia must be planned and designed toward sustainable built environment. Energy as the main role in sustaining our built environment is taken as a priority here to be considered in designing our humid tropical cities of Indonesia. This is in order to achieve sustainable living environment for our future generation and uslingkungan binaan, konservasi energi, iklim tropis basah, kota berkelanjutanTri Harso Karyono
352Pengetahuan Lokal Tentang Lingkungan: Studi Kasus Etnis Wawonii ?Wawonii ethnic represent the majority groups and ethnic origin dwelling Wawonii island, Southeast Sulawesi. In their traditional life, this ethnic has own manners and customs for managing natural resources. Local knowledge research?s about environment ecosystem of owned Wawonii ethnic have been carried out since 2003 to 2006. Several countryside of Wawolaa, Lansilowo, Lampeapi, Bobolio and Dompo-dompo Jaya have been visited during this study. At least 6 kinds environment sets have been identifi ed, manely ?kura eya? primary forest, ?lali bata? secondary forest, ?anantalu? brushes, ?laro wita? fi eld, ?laro le? grassland and ?kapo? village. Although there local knowledge have a lot of change, however it still remain their wisdom and become the guidance in their daily activities.Local knowledge, Wawonii ethnic, Southeast Sulawesi.Mulyati Rahayu, Mohammad Fathi Royyani dan Rugayah
353Kandungan Beberapa Logam Berat Di Perairan Pesisir Timur Pulau BatamUntuk mengetahui dan mengantisipati pungaruh peningkatan berbagai kegiatan di pulau Batam terhadap kandungan logam berat di perairan pesisir timur pulau Batam yang sebagiannya diperuntukan bagi pengembangan pariwisata dan rekreasi maka penelitian ini dilakukan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa berdasarkan beberapa paramater logam berat yang dikandungnya seperti Cr, Pb dan Cd, perairan pantai pesisir timur pulau Batam secara umum tidak memenuhi persyaratan untuk pengembangan pariwisata dan rekreasi,Logam Berat, Industri, Pesisir Timur, BatamYudhi Soetrisno Garno, PhD
354Teknologi Pengelolaan Limbah Tekstil Dengan Sistem Lumpur AktifLumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam membentuk flok menentukan keberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah. Lumpur aktif dicirikan oleh beberapa parameter, antara lain, Indeks Volume Lumpur (Sludge Volume Index = SVI) dan Stirred Sludge Volume Index (SSVI). Perbedaan antara dua indeks tersebut tergantung dari bentuk flok, yang diwakili oleh faktor bentuk (Shape Factor = S). Sistem pengolah lumpur aktif baik untuk domestik maupun industri mengandung 1-5% padatan total dan 95-99% bulk water (liqour ?). Pembuangan kelebihan lumpur dilakukan dengan mengurangi volume lumpur melalui proses pengepresan (dewatering). Konsentrasi besi yang tinggi konsentrasi besi yang tinggi, 70-90% dalam bentuk Fe (III), ditemukan dalam lumpur aktif. akumulasi besi dapat berasal dari influent air limbah atau melalui penambahan FeSO4 yang digunakan untuk menghilangkan fosfor. Sebagai contoh pengolahan limbah sistem lumpur aktif adalah Unit Pengelolaan Air Limbah PT. UNITEX. Unit ini mampu mengolah limbah lebih dari 200 m2 per hari. Proses pengelolaan terbagi atas tiga tahap pemrosesan, yaitu : 1. Proses Primer, meliputi penyaringan kasar, penghilangan warna, equalisasi, penyaringan halus, pendinginan, 2. Proses Sekunder, biologi dan sedimentasi dan 3. Proses Tersier, tahap lanjutan dengan penambahan bahan kimia. Sistem yang digunakan dalam PAL PT. Unitex merupakan perpaduan antara proses fisika, kimia dan biologi. Yang paling berperan dalam hal pengurangan bahan-bahan pencemar adalah proses biologi yang menggunakan sistem lumpur aktif dengan extented aeratio. Selain limbah cair, terdapat juga limbah padat berupa lumpur yang merupakan hasil samping dari sistem pengolahan yang digunakan. Lumpur hasil olahan digunakan sebagai bahan campuran pembuatan coneblock dan batako press serta pupuk organik. Hal ini merupakan salah satu alternatif dan langkah lebih maju dari PT. Unitex dalam memanfaatkan kembali limbah padatLumpur Aktif, Industri, Tekstil, Activated SludgeIr. Arie Herlambang, M.Sc.
355Studi Karakterisasi Migrasi Fosfat Lumpur Ipal Yogyakarta Dalam Tanah Menggunakan Perunut 32pIPAL Yogyakarta mud contains high concentration of phosphate that can polute groundwater. To study phosphate migration with matematical model needs the data of soil properties and phosphate migration characterization in that soil. The phosphate migration characterization is determine in laboratorium scale using soil colomn nethod. The soil that are used in this research are soil at IPAL location (IPAL soil) and soil at soil at Physics Engineering Department GMU (PE soil). The tracer that is used is 32P radioisotop dan the detector is Geiger Muller detector. For IPAL soil the soil mass is 20 g, soil length is 2,1 cm, water height is 20 cm, and the flow rate of water 0,0038 cm3/s. For PE soil the soil mass is 25 g, soil length is 2,2 cm, water height is 20 cm, and the flow rate of water are 0,0275 cm3/s and 0,0071 cm3/s. The result shows that IPAL soil is clay class soil and PE soil is sand class soil.. The IPAL soil porosity is 0,2997 and PE soil is 0,303. IPAL soil permeability is 5,6984x10-5 cm/s and the average velosity is 1,79x10-4 cm/s. On PE soil for the flow rate of 0,0275 cm3/s the soil permeability is 4,338x10-4 cm/s, average velocity is 1,2818x10-2 cm/s, distribution coefficien is 0,88 ml/g, dispertion coefficien is 8,0971x10-3 cm2/s, phosphate migration velocity is 3,6429x10-3 cm/s, and the retardation factor is 3,5186. For the flow rate of 0,0071 cm3/s the soil permeability is 1,110x10-4 cm/s, average velocity is 3,322x10-3 cm/s, distribution coefficien is 1,345 ml/g, dispertion coefficien is 2,5339x10-3 cm2/s, phosphate migration velocity is 9,8888x10-4 cm/s, and the retardation factor is 3,3594. For the higher of flow rate the migration is higher. IPAL soil has capability to hold polutans.Lumpur IPAL, Migrasi FosfatAnung Muharini, Ester Wijayanti dan Donna Ardiani
356Struktur Komunitas Makrozoobenthos Dan Kondisi Fisiko Kimiawi Sedimen Di Perairan Donan, CilacapStudi tentang struktur komunitas makrozoobenthos dan hubungannya dengan karakteristik fisik kimia sedimen sebagai dampak kegiatan industri dan domestik lainnya telah di lakukan di perairan Donan, Cilacap, Jawa Tengah. Struktur komunitas makrozoobenthos di perairan Donan telah mengalami perubahan dengan ditunjukkan oleh keragaman dan kelimpahan spesies yang rendah. Sementara itu parameter lingkungan, seperti C-organik menunjukkan konsentrasi yang tinggi dan beberapa logam berat di sedimen juga terdeteksi. Konsentrasi logam berat bervariasi, yaitu Hg, Pb, Cd, Cr dan Ni dengan rata-rata konsentrasi berturut-turut sebagai berikut : 0,03 ppm; 7,4 ppm; 1,2 ppm; 14 ppm; 5,4 ppm; dan 3,2 ppm. Secara umum rendahnya kelimpahan makrozoobenthos ditemukan pada stasiun dengan kandungan logam berat yang tinggi, khususnya pada daerah sekitar kegiatan industri. Konsentrasi logam berat pada saat pengamatan terlihat lebih tinggi dari pengamatan sebelumnya. Hal ini menunjukkan telah terjadi pemasukan logam berat ke perairan Donan dimana aktivitas industri di sekitar perairan kemungkinan merupakan sumber utama pencemaran ini.Makrozoobenthos, Pencemaran, Logam Berat, Bahan Organik, Sedimen, Perairan Donan, CilacapAgus Sudaryanto
357Cara Pengolahan Air Sumur Untuk Kebutuhan Air MinumAir sumur merupakan sumber utama air minum bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk mendapatkan sumber air tersebut umumnya manusia membuat sumur gali atau sumur pantek. Air tanah sering mengandung zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada diding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Oleh karena itu menurut PP No.20 Tahun 1990 tersebut, kadar (Fe) dalam air minum maksimum yang dibolehkan adalah 0,3 mg/lt, dan kadar Mangan (Mn) dalam air minum yang dibolehkan adalah 0,1 mg/lt. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Kelompok Pengkajian Sistem Pengelolaan Air, Kedeputian Bidang Analisis Sistem, BPP Teknologi telah dirancang suatu unit pengolahan air sumur yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Unit pengolahan tersebut terdiri dari antara lain : pompa air baku, filter bertekanan, filter mangan zeolit, filter karbon aktif, cartridge filter dan sterilisator ultra violet. Unit alat tersebut dapat dirancang sesuai dengan kapasitas yang diinginkan.Mangan, Zat Besi, Filter, Karbon Aktif, Mangan Zeolit, Pengolahan Air SumurKelompok Pengkajian Sistem Pengolahan Air
358Pembuatan Filter Untuk Meningkatkan Zat Besi dan Mangan di Dalam AirZat besi atau mangan dalam air umumnya berada dalam bentuk ion Fe2+ atau Mn2 bentuk senyawa yang larut dan air dan tidak berwarna. Jika air tersebut berhubungan dengan udara maka ion Fe2+ atau ion Mn2+ secara perlahan akan teroksidasi menjadi betuk senyawa ferri (Fe3+) atau senyawa mangandioksida (Mn4+) yang tak larut dalam air. Senyawa-senyawa ini berwarna coklat dan dapat menimbulkan bau dan rasa yang kurang enak. Banyak cara untuk menghilangkan zat besi dan mangan dalam air. Salah satu cara yang sederhana yaitu dengan cara menggabungkan proses aerasi dan penyaringan dengan media filter pasir silika, mangan zeolit dan karbon aktif, atau dengan media mangan zeolit dan karbon aktif. Dengan menggunakan filter mangan zoelit dan filter karbon aktif yang dilengkapi dengan filter cartridge dan sterilisator Ultra Violet, dapat menghasilkan air olahan yang dapat langsung diminum.Mangan, Zat Besi, Filter, Karbon Aktif, Mangan Zeolit, Pengolahan Air TanahKelompok Pengkajian Sistem Pengolahan Air
359Pengembangan Ekowisata Sebagai Strategi Pelestarian Hutan Mangrove, Kasus: Hutan Mangrove di PanturaMangrove forest area in coastal Indramayu district province of West Java as potential building and able to be developed as econatural tourisms and educational tourism with using of services from mangrove forest area. To built and develop of ecotourism area need a good planing which involving the investor as stakeholders. Econatural tourism need to be empowered as well as centre of educational and traing which related with mangrove forest area protectionMangrove, Ekowisata, EkosistemIkhwanuddin Mawardi
360Bioakumulasi Logam Berat dalam Mangrove Rhizophora mucronata dan Avicennia marina di Muara AngkeMangrove area in Muara Angke was dominated by api-api (Avicennia marina) and bakau (Rhizophora mucronata). We asume that these species was able to acumulate heavy metals, since both of them have adapted in this environmental condition which content of high concentration heavy metals. The objective of this experiment was to analyze heavy metals content in the tissue of api-api (Avicennia marina) and bakau (Rhizophora mucronata) in Muara Angke Jakarta. The results showed that Cu was highest heavy metal content in root of bakau (24.431 ppm) . While 23.674 ppm of Cu was content in api-api roots. Cu content in sediment was 26,640 ppmMangrove, heavy metal. Muara AngkeTitin Handayani