Penulis : Rosliana, JFT PEDAL Madya-KLHK
1. Pendahuluan
Valuasi ekonomi adalah sebuah upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan hidup (SDAL),terlepas dari apakah nilai pasar tersedia bagi barang dan jasa tersebut.Valuasi ekonomi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menilai secara riil harga dari suatu barang dan jasa.
Tujuan valuasi ekonomi antara lain :
Nilai ekonomi total (NET) merupakan penjumlahan dari nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung dan nilai non guna.Nilai bukan guna lainnya berupa nilai warisan merupakan nilai karena membiarkan nilai guna dan non guna untuk anak cucu generasi yang akan datang.
Nilai manfaat (benefit) merupakan yang manfaat yang hilang atau suatu fungsi yang menurun. Nilai tersebut merupakan nilai yang harus dibayar.
Jumlah maksimum seseorang ingin/rela/berkehendak/tidak keberatan mengorbankan barang dan jasa demi mendapatkan barang dan jasa disebut juga dengan Willingness to pay (WTP).
Benefits = willingness to pay
Bagaimana cara menghitung benefit adalah dengan membuat dampak secara fisik atau pasar (market), beserta nilai moneternya. Gunakan metode valuasi yang cocok untuk masing-masing dampak. Metode yang digunakan dapatberupa metode market atau metode non market. Bentuk benefit misalnya : kehilangan kesempatan untuk bertani, memancing, rekreasi, kenyamanan, menderita sakit atau kecacatan terhadap pekerja tau konsumen, kerusakan lingkungan, dan, hilangnya produktivitas akibat sakit.
Salah satu contoh metode yang digunakan adalah Metode non market Travel cost Method (TCM) yang cocok untuk lokasi-lokasi rekreasi. Sebagaimana contoh gambar di bawah ini.
Dari gambar tersebut orang dapat memilih tempat memancing tanpa informasi apapun atau dengan penawaran benefit (ketersediaan sarana kapal, ikan yang banyak dengan kualitas perairannya), dimana orang harus membayar untuk benefit yang ditawarkan. Dalam hal ini penawaran benefit yang paling baik dengan harga yang lebih mahal.
Untuk menentukan suatu bahan kimia yang akan dibatasi penggunaannya atau pelarangannya, tidak hanya dilakukan kajian risiko kesehatan atau kajianrisiko lingkungan terhadap bahan kimia atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tersebut, namun dapat didukung juga dengan kajian secara ekonomi atau valuasi ekonomi.
Penggunaan suatu bahan kimia dalam hal ini B3 dapat menimbulkan risiko negatif terhadap kesehatan manusia atau lingkungan. Kebijakan yang akan diambil perlu mempertimbangkan risiko atau dampak positif atau negatifnya dalam suatu ukuran mata uang, misalnya nilai dolar atau euro. Hal ini bukan suatu hal yang mudah. Hal ini mengingat valuasi ekonomi biasanya diukur didasarkan pada harga pasar yang berlaku, sementara faktor kesehatan dan lingkungan sebagai akibat penggunaan suatu bahan kimia tidak memiliki harga pasar, maka perlu ditentukan pendekatan perhitungan yang sesuai guna mengkuantifikasi dampak terhadap kesehatan dan lingkungan tersebut. Dengan adanya valuasi ekonomi tersebut, maka suatu bahan kimia yang akan diatur pembatasannya atau pelarangannya mempunyai informasi berapa besar nilai angka yang harus dikeluarkan apabila risiko bahaya terjadi.
2. Contoh Valuasi Bahan Kimia
Valuasi ekonomi terhadap bahan kimia dapat dilakukan dengan caramemberikan nilai terhadap dampak/efek bahan kimia terhadap kesehatan manusia. Tipe efek dapat berupa cacat/kerusakan (morbidity) atau dapat berupa kematian (mortality).
Deskripsi efek suatu bahan kimia dapat berdasarkan :
Contoh :
Malits et al. (2017): Perfluorooctanoic acid and low birth rate
Perkiraan biaya dilakukan dari tahun 2003 sampai 2014, dengan melakukan kajian terhadap biaya langsung berupa biaya rumah sakit untuk pengobatan, biaya tidak langsung berupa penurunan IQ dan biaya ekonomi lainnya (hilangnya hari kerja orang tua dikarenakan mengurusi anak-anak dengan berat badan kelahiran bayi yang rendah). Diperoleh biaya total dengan discount rate 3%, adalah sebesar US $ 13.7 billion (US $ 9-40).
Valuasi ekonomi terhadap bahan kimia dapat juga dilakukan dengan cara memberikan nilai terhadap dampak/efek bahan kimia terhadap pencemaran dan/atau kerusakan bahan kimia terhadap lingkungan. Dalam hal ini contohnya adalah valuasi dengan menggunakan pendekatan biaya pencegahan, yaitu biaya pengolahan yang diperlukan untuk mengolah leachate dari landfill yang mengandung Perfluorooctanoic acid (PFOA).
Bernier et al.2014: Effectiveness of Conventional and Advanced in Situ Leachate Treatment
Kajian terhadap biaya konstruksi pengolahan leachate, biaya operasi dan modal untuk teknologi pengolahan leachate dengan kapasitas yang berbeda terhadap PFCs /Polyfluorinated and Perfluorinated Chemicals (termasuk PFOA)dalam USD tahun 2013 adalah sebagai berikut :
3. Tahapan Valuasi Ekonomi
Tahap 1. Penentuan daerah atau wilayah yang akan divaluasi, untuk mengetahui cakupan wilayah yang dapat dinilai, potensi SDAL, pola pemanfaatan, kondisi sosial ekonomi terkait dgn pemanfaatan, dan identifikasi narasumber yang akan menjadi instrumen penilaian
Tahap 2. Penentuan Tujuan, untuk mengetahui tujuan/sasaran penilaian, apakah untuk menghitung nilai ekonomi total (TEV), menghitung biaya ganti rugi, neraca SDAL, AMDAL dll. Jika tujuan valuasi untuk menghitung TEV, dilanjutkan dengan tahapan berikutnya.
Tahap 3. Identifikasi permasalahan, tidak semua komponen SDAL atau kerusakan lingkungan dapat divaluasi karena berbagai keterbatasan. Untuk itu perlu dibuat skala prioritas berdasarkan hasil identifikasi. Untuk kemudahan bisa dibuat matriks kualitatif yang sesuai.
Tahap 4. Identifikasi Jenis dan sebaran SDAL, dimana SDAL bisa berada dalam berbagai bentuk ekosistem. Tiap ekosistem memiliki fungsi yang berbeda sehingga akan memiliki nilai yang berbeda. Untuk itu, diperlukan identifikasi jenis dan sebaran SDAL dalam berbagai ekosistem tersebut.
Tahap 5. Identifikasi Fungsi dan Manfaat SDAL, setelah jenis dan sebaran SDAL diketahui, identifikasi fungsi dan manfaat dari masingmasing SDAL. Pisahkan antara manfaat ekstraktif dan non ekstraktif. Perlu dibuat matrik untuk memudahkan penilaian.
Tahap 6. Penentuan Metoda Valuasi, setelah fungsi dan manfaat SDAL teridentifikasi, kemudian tentukan teknik yang paling sesuai digunakan untuk menilai fungsi/manfaat tsb. Matrisk yang dibuat pada tahap 5 bisa ditambahkan kolom untuk menuliskan teknik valuasi yang paling sesuai
Tahap 7. Kuantifikasi Data, pendekatan nilai pasar masih merupakan teknik valuasi yang paling mudah, namun membutuhkan data kuantitatif masing-masing fungsi SDAL yang akan dinilai (meliputi luasan, penambahan/ pengurangan produktifitas dll). Kuantifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Untuk memvaluasi fungsi SDAL yang non ekstraktif juga perlu data kuantitatif yang sesuai dengan teknik valuasi yang digunakan.
Tahap 8. Valuasi Fungsi/manfaat SDAL, dimana valuasi ekonomi didapat dengan cara mengalikan data kuantitatif dengan nilai moneter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dan pelaksanaan valuasi ekonomi :
Daftar Pustaka
Askary, M., 2004: Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan untuk Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, ed. Laksmi Wijayanti, Cet.II Asisten Deputi Urusan Kajian Dampak Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Bernier, J. et al. (2014), Effectiveness of Conventional and Advanced In Situ Leachate Treatment, Environment Canada, Québec, http://chm.pops.int/TheConvention/POPsReviewCommittee/Meetings/POPRC12/POPRC12Followup/PFOAInfo/tabid/5453/Default.aspx.
Malits, J. et al. (2017), “Perfluorooctanoic acid and low birth weight_ Estimates of US attributable burden and economic costs from 2003 through 2014”, International Journal of Hygiene and Environmental Health, pp. 1-0, http://dx.doi.org/10.1016/j.ijheh.2017.11.004.
Power Point Presentation “Measuring the Economic Value of Chemicals on Ecological System and Human Health”, Anna Alberini, University of Maryland, OECD-ECHA Workshop, Helsinki 6 – 8 July 2016.
Silke Gabbert, Wageningen University & Research, the Netherlands, Economic assessments and valuations of environmental and health impacts caused by Perfluorooctanoic acid (PFOA) and its salts- Environment Working Paper No.128
Organisation for Economic Co-operation and Development, ENV/WKP(2018)2, 20 March 2018
http://www.oecd.org/officialdocuments/publicdisplaydocumentpdf/?cote=ENV/WKP(2018)10&docLanguage=En
Views: 12289