Hexa dan Hepta BDE

.: HEXA dan HEPTA BDE :.


A. Hexa Bromo Diphenyl Ether (BDE)

Hexabromodiphenyl Ether (hexa BDE) merupakan salah satu senyawa polybrominated diphenyl ethers (PBDEs). Hexa BDEs biasa ditemukan di produk komersil flame reterdantsberupa penta- dan oktabromodiphenyl eter (penta- dan oktaBDEs). Di Amerika, produksi Hexa BDEs yang mengandung campuran penta BDEs dan octa BDEs dihentikan pada akhir tahun 2004.


Informasi Umum

Nama Umum
  :  Hexabromodiphenyl Ether (Hexa BDE)
Nama IUPAC  :  2,2’,4,4’,5,5’-HexaBDE
Nama Dagang  :  Benzena, 1,1’-oxybis-2,4,5-tribromo-, BDE-153
Nomor CAS  :  68631-49-2
Rumus Molekul  :  C12H4Br6O
Rumus Struktur  :  
Tekanan Uap  :  5.8 x 10-6 Pa pada suhu 25 °C
Titik Lebur  :  183 °C
Kelarutan air  :  0.9 µg/L
Konstanta Henry  :  0.26 Pa m3 mol-1 pada suhu 25 °C
Kow pada suhu 25°C  :  7.9
Koa pada suhu 25°C  :  11.9

  

Toksikokinetik

Data toksikokinetik dari hexabromodiphenyl ether pada manusia hanya terbatas pada darah, hati, dan ASI yang diserap dari lingkungan yang tercemar kemudian terserap oleh manusia. Studi BDE-153 pada tikus menunjukkan bahwa penyerapan BDE-153 dari lingkungan ke tubuh sekitar 70%. Tingkat paparan tertinggi pada jaringan otot, hati dan kulit.


a. Absorbsi

Tidak ada studi langsung mengenai absorbsi BDE-153 pada manusia. Data mengenai absorbsi pada manusia berasal dari pengukuran hexa BDE pada media biologi manusia setelah manusia tersebut terpapar hexa BDE.
Penelitian menunjukkan sekitar 70% dari 0.6 mg/kg dosis (1µmol/kg) diserap oleh tikus jantan dan betina setelah dibeikan dosis radiolabel BDE-153 pada minyak jagung (dengan kemurnian 96% ; 27,8 mCi / mmol)


b. Distribusi

Nilai Kow yang tinggi pada hexaBDE menunjukkan potensi besar untuk akumulasi dalam jaringan lemak. Data mengenai percobaan distribusi pada manusia dan hewan percobaan, dijelaskan di bawah ini.

1. Manusia
Pada manusia, pemantauan distribusi BDE-153 berdasarkan populasi manusia dan bukan merupakan studi dosis. Dari percobaan menunjukkan bahwa terjadi penyerapan dan distribusi pada jaringan manusia. Data tersebut tidak memberikan informasi kuantitatif paparan atau kinetika penyerapan, jaringan distribusi, dan retensi.

2. Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus F344 dan tikus B6C3F1. Masing-masing diberikan dosis 0.6 mg/kg dosis tunggal (1µmol/kg) BDE-153 (kemurnian 96%, 27.8 mCi/mmol). Pengamatan dilakukan 24 jam setelah pemberian dosis dan menunjukkan bahwa konsentrasi paparan tertinggi ditemukan pada jaringan otot, kulit, dan hati.


c. Metabolisme

Tidak ada informasi mengenai metabolism BDE-153 pada manusia. Sedangkan pada hewan percobaan, informasi yang tersedia pun sangat sedikit. Dari hasil percobaan yang dilakukan pada tikus, didapatkan hasil bahwa dalam feses dan urin tikus tersebut terpapar 1 mg/kg-hari BDE-153 (Staskal et al. , 2006).
Lebih lanjut pengamatan dilakukan, dan diperoleh hasil sekitar dua pertiga dari sampel tinja dan empat perlima dari sampel urin diidentifikasi sebagai metabolit. Kemudian metabolit tersebut diekstraksi, dipisahkan menggunakan kromatografi, dan diidentifikasi menggunakan spektroskopi massa.


d. Eliminasi

Ada perbedaan antara hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanders et al. (2006) dan Staskal et al. (2006), yaitu mengenai keberadaan metabolit dalam tinja. Penelitian oleh Sanders dilakukan dengan metode oral dan tidak mengidentifikasi metabolit pada tinja, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Staskal dilakukan dengan menggunakan metode intervena, dan diperoleh hasil bahwa ekskresi BDE-153 pada tikus berupa metabolit bukan sebagai senyawa induk.


Karakteristik Bahaya dan Respon Dosis


a. Bahaya dan Potensial pada Manusia

BDE-153 (CASRN 68631-49-2) banyak ditemukan dalam ASI, jaringan tubuh, dan darah. Akibatnya, janin dan bayi dapat terpapar BDE-153. Sedikit bahkan tidak ada data yang tersedia mengenai potensi toksisitas BDE-153 pada manusia yang terpapar melalui metode oral. Janin atau bayi yang terpapar BDE-153 melalui darah ibu, sumsum, dan ASI dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi perkembangan kesehatan saraf. Tidak ada studi mengenai potensi karsinogenisitas BDE-153 pada manusia. Berdasarkan Pedoman Penilaian Resiko Karsinogen (US EPA, 2005), terdapat informasi yang tidak memadai untuk penilaian potensi karsinogenik BDE-153.


b. Respon Dosis

Nilai RfD BDE-153 sebesar 0,2 µg/kg-hari (pembulatan dari 1,5 x 10-4 mg/kg-hari) berasal dari studi Viberg et al. (2003) mengidentifikasi NOAEL sebesar 0.45 mg/kg dan LOAEL sebesar 0.9 mg/kg yang menyebabkan efek spontan motoric, belajar, dan kemampuan memori pada tikus.
Tidak ada data yang tersedia terkait toksisitas BDE-153 pada manusia yang terpapar melalui oral, dan tidak ada model toksikokinetik atau toksikodinamik sesuai yang telah dikembangkan untuk mengurangi ketidakpastian dalam ekstrapolasi dari tikus ke manusia.
Prinsip dasar studi RfD (Viberg et al., 2003) adalah menentukan jumlah parameter perilaku pada tikus NMRI laki-laki dewasa yang telah terpapar BDE-153 (tiga dosis, diberikan dalam satu hari, dengan menggunakan sejumlah hewan). Tidak ada informasi yang tersedia untuk pengujian BDE-153 dalam tes toksisitas reproduksi atau toksisitas kronis. Keseluruhan nilai RfD untuk BDE-153 rendah.

Views: 994