Penghargaan Bagi Inovator oleh Kementerian Ristek Dikti

Penghargaan Bagi Inovator Oleh Kementerian Ristek Dikti

Dalam Rangka Hari Pendidikan Nasional 2015

2 Mei 2015

Pada hari Sabtu (2/5) yang lalu, Kementerian Ristek Dikti memperingati hari Pendidikan Nasional bertempat di Lapangan Upacara Lt.3 Gedung II BPPT, Jl. M.H. Thamrin Jakarta. Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2015 ini mengambil tema “Dengan Hari Pendidikan Nasional, Kita Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi, Riset dan Inovasi untuk Mendukung Daya Saing Bangsa", yang diharapkan untuk mengingatkan betapa pentingnya sekarang ini meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset dan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Dalam sambutannya, Menristek Dikti mengatakan bahwa harapan masyarakat terhadap pendidikan semakin meningkat, masyarakat beranggapan tidaklah cukup bagi perguruan tinggi untuk bisa melaksanakan pendidikan tinggi yang bermutu. Harapannya, perguruan tinggi mampu mendukung daya saing bangsa melalui penelitain yang inovatif yang dapat memberikan dampak ekonomi langsung pada masyarakat. Lebih anjut Menristek Dikti mengatakan bahwa dengan bergabungnya sektor Ristek dan Pendidikan Tinggi dalam Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,maka sinergi program sumberdaya, pengalaman serta jaringan Ristek-Dikti bisa dilakukan dan hilirisasi hasil penelitian di perguruan tinggi menjadi semakin mungkin dilakukan.

Pada kesempatan ini Menristek Dikti juga memberi penghargaan terhadap 10 inovator serta melaunching logo baru Kemenristek Dikti. Adapun 10 inovator tersebut adalah :

  1. Muhamad Nur Yuniarto dari ITS dengan karyanya IQUTech-e unit pengendali mesin injeksi,
  2. Arjon Tunip dari LIPI, pencipta system control berbasis brain computer interface dengan sinyal biofeedback,
  3. Lena Sumargana dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pencipta kerangka sampel area,
  4. Ilvi Fauziah Cahyaningtyas dari BPPT dengan Boxed Electronic Logbook for Fisheries Observation System (BELFOS),
  5. M. Kholid dari BPPT dengan bioremidiasi cemaran minyak,
  6. Heru Dwi Wahjono dari BPPT, pencipta Sistem Informasi Bahan Berbahaya dan Beracun & Bahan Pencemar Organik Persisten (SIB3 & POP),
  7. Bayu Budiman, dari BPPT dengan inovasi perekam level air otomatis (AWLR),
  8. Gede Bayu Suparta dari UGM, pencipta perangkat Radiografi Digital,
  9. Teuku Faisal Fathani dari UGM dengan inovasi deteksi dini longsor,
  10. Eni Harmawani dari UGM, pencipta system produksi glukomanan bagi produk pangan.

Terkait dengan Sistem Informasi Bahan Berbahaya dan Beracun & Bahan Pencemar Organik Persisten (SIB3 & POP), Heru Dwi Wahjono menjelaskan bahwa sistem informasi ini sebagai sumber informasi yang lengkap dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahan berbahaya dan beracun (B3) dan bahan pencemar organic yang persisten (POP). Selama ini masyarakat masih awan mengenai bahan-bahan tersebut, oleh karena itu Pusat Teknologi Lingkungan (PTL), BPPT bekerja sama dengan institusi lainnya, seperti Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Kementerian Pertanian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM, telah mengembangkan portal elektronik yang menyediakan informasi lengkap mengenai hasil penelitian & kajian, peraturan perundangan yang terkait, paket teknologi, dan lain-lain, sehingga diharapkan dengan adanya sistem informasi ini pemahaman dan tingkat kepedulian masyarakat mengenai bahan B3 & POP akan meningkat. Pengembangan SIB3 & POP in telah dilakukan oleh PTL BPPT sejak tahun 2012, dan pada tahun 2015 ini bekerjasa madengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diharapkan dapat dilaunching sebagai portal resmi Pemerintah Indonesia untuk informasi B3 & POP. (Shoiful)

Foto Bersama Para Penerima Penghargaan Inventor Teknologi 2015

Teknologi

Views: 606