Instansi | Seiring dengan perkembangan biogas beserta pemanfaatannya, reaktor biogas juga berkembang dari jenis reaktor konvensional hingga reaktor berunjuk kerja tinggi (high rate performance) menyesuaikan dengan kebutuhan peningkatan efisiensi dan juga karakteristik limbah organic yang sulit jika diolah dengan menggunakan reaktor biogas biasa. Namun, pada dasarnya reactor ini memiliki 3 jenis, yaitu reaktor unggun tetap (fixed bed, packed-bed, anaerobic filter, fixed-film), reaktor unggun terfluidisasi (fluidized bed reactor), dan reaktor UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket). Dari ketiga jenis reaktor berunjuk kerja tinggi tersebut, reaktor jenis unggun tetap adalah jenis yang cukup banyak dikembangkan dan diimplementasikan di Indonesia, terutama untuk mengolah limbah cair organik yang berasal dari industri kecil, misalnya tahu, tapioka dan rumah potong hewan. Implementasi reaktor unggun tetap untuk industri tahu hingga saat ini telah mencapai jumlah 5 unit reaktor yang melayani kebutuhan sekitar 132 Rumah tangga di Kabupaten Banyumas secara berkelanjutan. Kinerja reaktor unggun tetap ini dapat dikatakan cukup tinggi jika dinilai dari perolehan biogas dan efisiensi penurunan kandungan organic dalam limbah cair tahu. Program implementasi, diseminasi, dan replikasi reaktor ini untuk pengolahan jenis limbah organik yang lain atau daerah lain memiliki potensi dalam mendukung program pemerintah dalam aksi mitigasi Gas Rumah Kaca, penyediaan sumber energi terbarukan, perlindungan lingkungan dan pengembangan desa mandiri energi. |