Instansi | Sebagai negara berkembang , Indonesia secara sukarela berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26 % dengan menggunakan biaya sendiri atau dengan menambahkan bantuan luar negeri sebesar 41 % pada tahun 2020. Target ini akan membawa dampak bagi Indonesia untuk membuat rencana kerja dan pada waktu yang sama untuk memilih teknologi karbon rendah (LCT) dalam mengurangi gas rumah kaca tersebut. Makalah ini akan fokus memperkenalkan LCTs untuk sektor energi di Indonesia . Pemilihan Teknologi rendah karbon (LCTs) untuk mengurangi emisi CO2 di Indonesia dianjurkan untuk sisi penyediaan dan permintaan energi. Teknologi untuk penyediaan energi diprioritaskan untuk batubara, geotermal, dan teknologi energi terbarukan meliputi teknologi untuk biomasa, air, angin dan matahari. Teknologi untuk permintaan energy diterapkan untuk efisiensi energi di sektor industri, perumahan dan bangunan komersial. Selain itu, soft technology seperti audit energi, energy rating dan pelabelan juga diusulkan. Untuk transportasi dan taxi, bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakar fosil atau gasolin sangat disarankan untuk digunakan. Manajemen permintaan transportasi juga diusulkan untuk ditingkatkan, seperti menggunakan intelligent transportation system (ITS) dan mass rapid transport system (MRTS). |