No | Kategori | Jumlah |
1 | Teknologi Pengolahan Air Bersih | 104 |
2 | Teknologi Pengolahan Air Limbah | 86 |
3 | Teknologi Pengelolaan Air | 7 |
4 | Teknologi Pengelolaan Sampah | 22 |
5 | Teknologi Pemantauan Gas | 12 |
6 | Teknologi Lingkungan | 535 |
7 | Teknologi Informasi dan Komputer | 33 |
8 | Teknologi Penanganan POPs | 15 |
TOTAL | 814 |
# | Judul | Abstrak | Katakunci | Penulis | |
---|---|---|---|---|---|
161 | Teknologi Pengolahan Air Sadah. | Air merupakan merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan. Jika kebutuhanakan air belum terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas, maka akan menimbulkan dampak yang besar terhadapkerawanan kesehatan maupun sosial. Kualitas air meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis yang merupakan suatu kesatuan, sehingga apabila ada satu parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut tidak layak untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu alternatif adalah mengolah air tanah atau air sumur setempat sehingga didapatkan air siap minum yang dengan kualitas yang memenuhi persyaratan. | Air Tanah, Air Sumur, Air Minum | Wahyu Widayat | |
162 | Pencemaran Lingkungan Perairan Sungai Salah Satu Faktor Penyebab Banjir Di Jakarta | Flood is a natural dissaster that causes a lot of people suffer severely in most places of Jakarta, flood occurs yearly. Many factors effect this devastating dissasters one of which is caused by environment pollution of rivers. Main pollution comes from industrial and domestic waste. The contents of the waste continously couse river shallow and discarasing its wide. River shallow often causes flooding become river capasity in storing and flowing precipitation to the sea is decreasing. This paper assess the background of social cultural Behavior people that dispose their waste in river. The concept of river as the place for their waste and dirts has been their habit and value system on the urban and city. The bad habit causes river loose its function. | Pencemaran Sungai dan Banjir | Susmarkanto | |
163 | Kualitas Perairan Waduk Cirata, Dinamika Kualitas Air di Dua Lokasi Yang Berbeda Jumlah Keramba ? | Telah diduga bahwa perairan waduk Cirata telah mengalami eutrofikasi karena tercemar oleh nutrien dari berbagai sumber seperti limbah pemukiman, industri, pertanian dan perikanan. Peneltian ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana eutrofikasi mempengaruhi dinamika kualitas fisik, kimia dan fitoplankton. Peneltian ini juga dilakukan untuk menganalisis kesahihan plankton-net dalam menghasilkan data untuk analisis kualitas air. Dengan kecerahan yang rendah (< 80cm), nilai nitrogen (>0,100mgN?l-1) dan fosfor (> 0,01 mgP? l-1) yang tinggi hingga setiap saat bisa terjadi blooming, maka waduk Cirata dapat digolongkan kedalam waduk hipereutrofik. Dengan didahului pengendapan dan sampling tanpa penyaringan, kelimpahan fitoplankton ditemukan lebih tinggi dari 20 x 103 sel?ml-1 yang didominasi oleh Mycrocytis (Cyanophyta) dan Sphaerocystis (chlorophyta). Kenyataan ini kembali meyakinkan bahwa data-data kepadatan/kelimpahan fitoplankton yang selama ini dipublikasikan adalah ?under-estimate?. Untuk itu sangat disarankan agar untuk menduga kelimpahan fitoplankton dan analisis kualitas air tidak lagi menggunakan plankton-net; kecUali hanya untuk identifikasi. | Kualitas Air, Plankton-net, Fitoplankton, KJA. | Yudhi Soetrisno Garno | |
164 | Pengolahan Air Payau Menggunakan Teknologi Osmosa Balik Dalam Rangka Penyediaan Air Minum ? | Tanjung Aru is a village located in cape of Tanjung Aru, East Kalimantan. The community living in Tanjung Aru use surface water from wells as the main clean water resource. The surface water is so influenced by the tide of sea water. The surface taste is very salty (DHL>1500 mMhos/cm). The water is not only salty but also the turbidity is much more than water quality standart. The use of rain water as the second alternative is very limited, it is only in rainy season. To deal with the chronic problem, such as the lack of clean water supply, it needs an appropriate water treatment technology. The suitable water treatment system is a combination of conventional and advanced technology. Desalination, such as Reverse Osmosis must be involved to reduce salinity of the raw water. A complete process includes the pretreatment and advance treatment. The pretreatment are oxidation and some common filtrations. The advance treatment is a molecular filtration using a membran which the principal is reverse osmosis pressure. If the pilot water treatment plant is avalaible in Tanjung Aru, the clean water supply will not be a serious problem. Generally, it can also play an important role to increase the social level of community in East Kalimantan. | Osmosa Balik, Reverse Osmosis, Pengolahan Air Asin / Payau, Air Siap Minum | Wahyu Widayat dan Satmoko Yudo | |
165 | Peran Teknologi Lingkungan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Perairan DAS Citarum ? | Sumberdaya lingkungan perairan daerah aliran sungai (SDLP-DAS) Citarum yang telah banyak memberikan manfaat dan berperan dalam pembangunan telah rusak dan tercemar sangat berat oleh sedimen dan berbagai limbah; baik limbah cair maupun padat yang langsung ataupun tidak langsung dibuang oleh manusia kedalamnya. Oleh karena itu maka perlu dirumuskan sebuah strategi pengelolaan dan teknologi lingkungan yang dapat merehabilitasi/ memulihkan SDLP DAS Citarum sehingga perannya dapat berkelanjutan. Kristalisasi dari literatur dan diskusi fanel yang telah dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis teknologi lingkungan yang dibutuhkan dalam pengelolaan SDLP DAS Citaerum menyimpulkan bahwa pengelolaan sumberdaya lingkungan perairan daerah aliran sungai (SDLP-DAS) Citarum yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk kesejahteraan masyarakat akan dapat terwujud jika dan hanya jika didukung oleh semua stakeholders, dengan melalui koordinasi aktif yang dilandasi rasa empati dan didukung dengan penerapan teknologi lingkungan dan teknologi ramah lingkungan | Pengelolaan Berkelanjutan dan Berkeadilan, Koordinasi Aktif, Rasa Empati | Yudhi Soetrisno Garno | |
166 | Proses Nitrifikasi Dengan Sistem Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Yang Mengandung Amoniak ? | Limbah cair yang mengandung amoniak pada masa industrialisasi saat ini semakin banyak jumlahnya, karena semakin berkembangnya pabrik-pabrik yang memproduksi produk yang mengandung unsur nitrogen. Berdasarkan hal ini telah dilakukan penelitian dalam upaya untuk memperoleh suatu sistem pengolahan yang cukup sederhana yang dapat diterapkan di industri-industri kecil. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pengolahan limbah yang mengandung amoniak konsentrasi tinggi dengan menerapakan sistem nitrifikasi biologis yang menggunakan reaktor biofilter tercelup. Dari hasil Penelitian diharapkan dapat diperoleh karakteristik proses nitrifikasi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan alat pengolahan limbah amoniak. Penelitian ini merupakan penelitian awal, karena hanya melakukan proses nitrifikasi yaitu suatu proses penurunan/penghilangan zat amoniak, yang kemudian hasil dari proses ini masih menghasilkan zat polutan nitrit dan nitrat, karena proses nitrifikasi adalah proses perubahan zat amoniak menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena itu penelitian ini disebut tahap awal karena untuk menghasilkan hasil olahan yang memenuhi standar baku air limbah, perlu dilakukan proses selanjutnya untuk menghilangkan nitrit dan nitrat yaitu melalui proses denitrifikasi. Hasil percobaan proses nitrifikasi yang telah dilakukan menghasilkan penurunan rata-rata amoniak sebesar 97,98 %, dengan volume reaktor (15x20x150)cm atau 45 liter, kapasitas maximum 4,8 l /jam dan waktu tinggal 24 jam. | Amoniak, Nitrit, Nitrat, Biofilter Tercelup | Ruliasih Marsidi dan Arie Herlambang | |
167 | Analisis Vegetasi Hutan Di Desa Salua Dan Kaduwaa Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah | Guna mengetahui struktur dan komposisi vegetasi hutan di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah telah di laksanakan pada bulan Mei 2002. Studi dilakukan di 2 lokasi yakni desa Salua (0,5 ha pada 550-640 m dpl.), kabupaten Donggala, and desa Kaduwaa (0,5 ha pada 1100-1150 m dpl), kabupaten Poso. Penelitian dengan ?Quadrate-methode? ini mengungkapkan bahwa vegetasi hutan di Salua memiliki jumlah pohon, spesies, jenis dan famili lebih besar daripada di Kaduwaa; namun demikian kepadatan di Salua lebih rendah daripada di Kaduwaa. Vegetasi tersebut di Salua didominasi oleh Palaquium obtusifolium, Toona sureni, Pterospermum celebicum, dan Canarium hirsutum; sedangkan di Kaduwaa oleh Santiria laevigata, Ficus sp., Cryptocarya tomentosa, Semecarpus longifolia, dan Syzygium operculata. Selanjutnya penelitian ini mengungkapkan bahwa komposisi vegetasi pohon di Salua dan Kaduwaa adalah berbeda, tetapi memiliki struktur yang relative sama. Dan akhirnya diungkapkan bahwa komunitas tumbuhan di dua lokasi penelitian adalah berbeda (Indeks kesamaan Sorensen 19). | Struktur, komposisi, vegetasi hutan, taman nasional lore lindu | Muhammad Mansur | |
168 | Teknologi Konservasi Untuk Penanganan Kawasan Resapan Air Dalam Suatu Daerah Aliran Sungai | Perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan kebutuhan akan air juga akan meningkat. Kebutuhan air bersih saat ini umumnya dipenuhi dari air tanah, padahal jumlah air tanah relatif tetap dan cenderung menurun karena berkurangnya resapan air ke dalam air tanah, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pemasukan dengan pengambilan air tanah. Untuk itulah perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pemasukan (recharge) air tanah. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan menetapkan kawasan-kawasan resapan air sebagai kawasan lindung selain itu perlu dikembangkan pula berbagai macam teknologi konservasi yang lebih pro-aktif baik yang bersifat vegetatif maupun non-vegetatif. Beberapa alternatif teknologi konservasi untuk meningkatkan imbuhan/resapan air ke dalam tanah adalah : (1). Melakukan upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah baik secara vegetatif seperti : reboisasi, hutan kemasyarakatan, strip cropping system, tumpangsari, dll; maupun secara mekanis/teknis seperti : terasering, saluran/parit jebakan, bangunan bendung penahan, dll. (2). Melakukan imbuhan buatan, dengan cara sistem imbas, injeksi, ditch and forrow dan spreading recharge. (3). Pembuatan sistem peresapan air hujan seperti sumur resapan atau parit resapan. | Teknologi konservasi, daerah resapan air | Mardi Wibowo | |
169 | Pengolahan Raw Data Parameter Perairan Laut Menjadi Usable Data Dalam Upaya Diseminasi Data Kelautan | Antara tahun 1996 sampai dengan 2000, sistem Seawatch Indonesia telah berhasil mengukur berbagai parameter kelautan baik fisik oceanografi maupun kimia biologis khususnya dibeberapa perairan terpilih di Indonesia. Data-data ini terkumpul melalui perangkat pengukuran yang near real time dengan buoy dan sensor sebagai ujung tombak kolektor data. Keseluruhan data yang terkumpul harus diolah agar dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik sektor kelutan, lingkungan hidup maupun iptek kelautan itu sendiri. Tulisan ini memaparkan aspek latar belakang sistem Seawatch sekaligus langkah-langkah pengolahan data menjadi data yang siap didiseminasi dengan menggunakan MATLAB dan ORIGIN. | Taw data, pengolahan, diseminasi data | Wahyu Purwanta | |
170 | Gumuk Pasir Parangtritis Konversi Versus Konservasi | Tulisan ini mencoba mengulas tentang adanya fenomena alam yang sangat langka dan unik berupa gumuk pasir tipe "barchan", yang terbentuk sebagai akibat adanya ekosistem Parangtritis yang khas. Pantai Parangtritis khususnya dan pantai selatan Yogyakarta umumnya saat ini telah berkembang sangat cepat di dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam di lahan pesisir sehingga banyak pihak berkeinginan untuk memanfaatkan lahan pantai berbagai keperluan, sehingga mengancam keberadaan gumuk pasir. Dengan segala keunikan, karakteristik dan potensi pantai yang khas tersebut, maka potensi terjadinya konflik kepentingan antar sektor akan semakin besar. Gambaran konflik dan akibat yang akan ditimbulkan apabila terus dibiarkan dapat mengancam kelestarian gumuk pasir di Parangtritis tersebut. Dengan model sistem dinamik maka upaya untuk melestarikan keberadaan gumuk pasir dapat dimungkinkan melalui skenario pembangunan berkelanjutan yaitu menyeimbangkan atau mengendalikan laju pengurangan lahan dengan laju penambahan wilayah gumuk. | Gumuk pasir, konservasi, model dinamik | Lestario Widodo | |
171 | Dampak Industri Pengecoran Logam Terhadap Kualitas Gas No2 Dalam Udara Ambien Di Daerah Ceper | Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak industri pengecoran logam terhadap tingkat pencemaran udara di wilayah industri dan sekitarnya, khususnya terhadap penurunan kualitas gas NO2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat dikaji kebijakan teknologi pengelolaan lingkungan yang terkait dengan proses industri pengecoran logam, sebagai upaya pencegahan dini tehadap timbulnya pencemaran udara dimasa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gas NO2 di wilayah ini masih dibawah nilai ambang batas yang diperbolehkan. Namun demikian, untuk mengantisipasi perkembangan industri dimasa depan, khususnya yang berkaitan dengan meningkatnya emisi gas NOx, direkomendasikan adanya modifikasi teknologi yang digunakan untuk menekan jumlah emisi NOX yang dihasilkan. | Kualitas NO2, udara ambien, dan pengecoran logam | Teguh Prayudi | |
172 | Dinamika Kualitas Dan Kelayakan Air Waduk Sei Harapan Untuk Bahan Baku Air Minum | Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih yang sangat besar untuk pembangunan P. Batam, Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau (OPDIP) Batam telah membangun 6 buah waduk untuk menampung air hujan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan kelayakan salah satu waduk tersebut yakni waduk Sei Harapan untuk menjadi bahan baku air bersih. Penelitian ini mengungkapkan bahwa mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air; maka air waduk Sei Harapan termasuk masuk sumber air ?golongan B? yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Air tersebut tidak dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dahulu (Golongan A) karena beberapa konsentrasi parameter logam berat, terutama kromium (Cr); kadmium (Cd); dan timbal (Pb) pernah termonitor lebih besar dari baku mutu air golongan A pada PP tersebut diatas. Guna menghindari dampak negatif dari logam-logam berat tersebut diatas maka disarankan agar sumber-sumber yang menjadi penyebabnya dikaji, dan kemudian dipikirkan cara menanganinya. Pengelola unit pengolahan air perlu memberi perhatian khusus pada logam-logam berat tersebut sehingga hasil pengolahan benar-benar bebas dari logam tersebut. | Waduk sei harapan, kualitas air, air minum, logam berat | Yudhi Soetrisno Garno | |
173 | Pengaruh Logam Dan Konsentrasi Substrat Terhadap Pertumbuhan Dan Aktivitas Bakteri Proteolitik ? | Dalam penelitian ini telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan ion-ion logam di dalam media padat terhadap pertumbuhan bakteri protease, serta pengujian pengaruh konsentrasi substrat protein dalam media cair terhadap aktivitas proteolitik bakteri. Penambahan ion logam Mn, Co, Cu dan Zn ke dalam media padat telah mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri protease yang ditunjukkan melalui peningkatan jumlah produksi enzim ekstraseluler disekitar tempat tumbuh isolat. Diantara ion-ion logam yang digunakan, ion Mn memberikan hasil yang sangat baik dibanding dengan ion-ion lainnya. Penambahan konsentrasi substrat protein pada media cair sebanyak 24%~40% telah mampu meningkatkan aktivitas protease bakteri, sedangkan penambahan 8%~16% substrat ini justru menghambat aktivitas bakter. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan proses pembuatan chitin dengan bahan baku limbah cangkang rajungan secara biologis, yang dipandang sebagai proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan proses secara kimiawi. | Bakteri protease, aktivitas proteolitik, isolat cangkang udang, ion logam, substrat protein | Joko Prayitno Susanto dan Nida Sopiah | |
174 | Proses Denitrifikasi Dengan Sistem Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Yang Mengandung Nitrat | Industri yang mengeluarkan limbah amoniak merupakan jenis industri yang cukup banyak keberadaannya di Indonesia, oleh sebab itu suatu penelitian dan pengkajian pengolahan limbah amoniak akan bermanfaat untuk memberi masukan pada pihak pemerintah maupun pihak industri dalam menjaga kelestarian liangkungan perairan. Penelitian dan pengkajian pengolahan limbah amoniak konsentrasi tinggi telah dilakukan dengan cara biologis menggunakan reaktor biofilter tercelup. Pemilihan sistem ini karena telah diketahui cara biologis adalah cara yang paling ekonomis dan reaktor biofilter tercelup merupakan sistem yang mudah dioperasikan dengan hasil yang cukup optimal. Pengolahan limbah amoniak dilaksanakan melalui dua proses yaitu proses nitrifikasi dan proses denitrifikasi. Pada percobaan terdahulu telah dilakukan percobaan penurunan amonia dengan proses nitrifikasi dan berhasil baik, dan percobaan kali ini prosesnya adalah denitrifikasi. Proses denitrifikasi bertujuan untuk menghilangkan senyawa nitrit dan nitrat, sehingga pada akhirnya hasil olahan air limbah yang keluar telah bebas dari senyawa nitrat dan selanjutnya dapat dibuang ke perairan umum. Hasil percobaan proses denitrifikasi menghasilkan penurunan rata-rata nitrit 100% dan nitrat 99%, dengan volume reaktor 45 liter, kapasitas maximum 4,8 liter/jam dan waktu tinggal 72 jam. Kemampuan optimal biofilter dalam menurunkan nitrat adalah 5351 mg/liter/m3 media biofilter, dengan waktu tinggal optimal 3 hari. | Denitrifikasi, nitrat, biofilter | Arie Herlambang dan Ruliasih Marsidi | |
175 | Modifikasi Dan Peningkatan Kinerja Unit Sarpalam Kapasitas 5 L/Det, Kec. Sendana, Kab. Majene | Slow Sand Filter Technology is very common water technology that is used in many villages in Indonesia, because very simple, low operating and low investment cost. Sarpalam is the acronym of Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filter). For optimal process, the system should meet with the standard design for Slow Sand filter. Somba is one village that is situated in Northern Part of South Sulawesi. In that village there is a Slow Sand Filter with 5 l/s capacity to serve around 5.000 people. The problem is the quality of water is very low, turbid and smell. The source of water come from the hill, in the eastern part (around 3 km up hill). After investigation founded that, the system is not meet with standard Slow Sand filter and need modification for increasing the quality of product water. There are some constrain in the modification of the system, namely : existing construction, lack of space in the hill, stability of land, and quality of product water. | Saringan pasir lambat, slow sand filter, teknologi pengolahan air | Arie Herlambang | |
176 | Tanaman Potensial Penyerap Limbah Studi Kasus Di Pulau Batam | Industrial development has resulted in increasing population growth and their activities in Batam Island. Increasing growth of industrial activities and human population has a direct impact on increasing water demand and water pollution, especially on surface water resource degradation. However control on this type of problem has not been done properly due to lack of awareness and environmental knowledge. To protect and conserve water resources from pollution and degradation, some activities have to be done in the future to protect water quality and quantity. Aquatic plants have ability to improve water quality to assimilate and transform pollutants into plant tissue and sedimentation process. Based on flora and fauna biological survey, the recent study found that some aquatic plants were observed has a potential and ability to absorb and uptake nutrient and pollutants. Those important plants are Rynchospora sp., Scleria sp., Cyperus sp., Hypolythrum sp., and Fimbristylis sp. | Sabaruddin W. Tjokrokusumo Firman L. SahwanSabaruddin W. Tjokrokusumo Firman L. Sahwan | ||
177 | Aplikasi Teknologi RO Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Minum Di Kawasan Pesisir / Pulau Terpencil | Teknologi pengolah air asin menjadi air tawar ada bermacam-macam jenisnya. Saat ini untuk mengolah air asin dikenal dengan cara destilasi, pertukaran ion, elektrodialisis, dan osmosa balik. Masing-masing teknologi mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pemanfaatan teknologi pengolahan air asin harus disesuaikan dengan konsidi air baku, biaya yang tersedia, kapasitas dan kualitas yang diinginkan oleh pemakai air. Di antara berbagai macam teknologi tersebut yang banyak dipakai adalah teknologi destilasi dan osmosa balik. Teknologi destilasi umumnya banyak dipakai ditempat yang mempunyai energi terbuang (pembakaran gas minyak pada kilang minyak), sehingga dapat menghemat biaya operasi dan skala produksinya besar (>500 m3/hari). Sedangkan teknologi osmosa balik banyak dipakai dalam skala yang lebih kecil. Keunggulan teknologi membran osmosa balik adalah kecepatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau fosfat yang umum terdapat dalam air asin atau laut. Untuk mengatasi kelemahannya pada unit pengolah air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakkan dan anti penyumbatan oleh bakteri. Sistem membran reverse yang dipakai dapat berupa membran dan mampu menurunkan kadar garam hingga 95-98%. Air hasil olahan sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum. | Teknologi reverse osmosis, air minum, kawasan pesisir | Nusa Idaman Said | |
178 | Penanggulangan Banjir Dengan Jaring Pengaman Sosial Sumur Resapan Di Jakarta Dan Sekitarnya | Banjir tanggal 11 Februari 2002 mengejutkan banyak pihak karena datangnya tiba-tiba dan tidak terduga besarnya, sehingga hampir 30% wilayah Jakarta tergenang air , transportasi lumpuh , dan memakan korban jiwa akibat tanah lingsor, tenggelam, hanyut dan tersengat aliran listrik. Total aliran air permukaan diperkirakan mencapai 70 juta meter kubik, dimana jumlah tersebut tidak dapat tertampung oleh badan-badan sungai yang ada dan meluap menggenangi daerah dataran banjir sungai (floodplain area) yang saat ini banyak ditempati oleh pemukiman penduduk. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Kelompok Pengkajian Sitem Pengelolaan Air (BPPT) dalam Studi Studi Model Optimisasi Pengelolaan Air Tanah Jakarta, maka besarnya imbuhan buatan yang harus dimasukkan kembali kedalam akuifer dangkal untuk daerah seluas 25 km2 berkisar antara 1.082.419- 54.120.960 m3/tahun atau antara 1,08 - 54,12 m3/tahun/m2. Lokasi imbuhan buatan dapat dilihat pada Peta Lokasi Imbuhan Buatan Berdasarkan Hasil Optimisasi Pengelolaan Air Tanah. Jika diasumsikan 1 (satu) sumur resapan dengan diameter 0,8 meter, lebar bidang resapan 1 meter pada tanah dengan permeabilitas rendah (0,00105 m/hari), maka kapasitas sumur resapan adalah 0,592 m3/tahun/unit. Dengan demikian untuk daerah Jakarta dan sekitarnya dibutuhkan kurang lebih 2 juta sumur resapan. Pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Walaupun sudah ada Surat Keputusan Gubernur DKI yang mengatur tentang sumur resapan, pelaksanaan dilapangan masih sulit pengawasannya. Dalam kondisi krismon ini perlu langkah terobosan untuk membuat sumur resapan dengan program jaring pengaman sosial, dengan demikian pemerintah membuka lapangan pekerjaan bersamaan dengan perbaikan lingkungan. | Banjir, air tanah, sumur resapan | R. Haryoto Indriatmoko Arie Herlambang R. Haryoto Indriatmoko R. Haryoto Indriatmoko | |
179 | Keterkaitan Pendidikan Lingkungan Dan Penyediaan Teknologi Lingkungan Dalam Mewujudkan Pembangunan | Sejauhmana masyarakat, termasuk industri menggunakan teknologi lingkungan yang tersedia terkait erat dengan tingkat kesadaran dan kepedulian (awareness) masyarakat terhadap lingkungan. Salah satu penyebab keterbatasan penggunaan teknologi lingkungan di Indonesia saat ini adalah pengetahuan dan kepedulian masyarakat (public awareness) terhadap lingkungan yang masih sangat kurang. Oleh sebab itu, penyediaan teknologi lingkungan perlu didukung oleh penyelenggaraan pendidikan lingkungan secara intesif. Demikian pula dalam proses terjadinya perubahan pola perlakuan masyarakat terhadap lingkunga sebagai dampak kenerhasilan penyelenggaraan pendidikan lingkungan, maka diperlukan dukungan ketersediaan teknologi lingkungan yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan-tindakan penyelesaian masalah lingkungan yang dihadapi. Terbentuknya keterkaitan antara kedua aspek tersebut diharapkan dapat memebrikan kontribusi yang berarti dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Pembahasan berikut merupakan ulasan berdasarkan referensi dan pengamatan kondisi penyediaan teknologi lingkungan dan pendidikan lingkungan di Indonesia saat ini. | Teknologi lingkungan, pendidikan lingkungan | Mukaryanti | |
180 | Teknologi Usahatani Konservasi Terpadu Konsep Pembangunan Berbasis Keserasian Lingkungan | Sebagian besar sumber daya lahan di Indonesia merupakan lahan kering yang memiliki potensi untuk usaha pertanian. Pada umumnya kawasan lahan kering tersebut memiliki topografi dari landai sampai terjal, sehingga apabila dimanfaatkan untuk usahatani sangat rentan terhadap erosi. Tingkat erosi yang tinggi merupakan masalah serius terhadap kelestarian sumberdaya lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dibagian hulu, dan menimbulkan pengaruh negatif di DAS bagian hilir. Usahatani pada lahan kering menghadapi problema yang sangat kompleks, beragam dan beresiko tinggi, oleh karena itu diperlukan penelitian dengan strategi pendekatan pengelolaan secara terpadu. Penelitian dan pengembangannya melibatkan berbagai disimplin ilmu (interdisipliner). institusi (interinstitusi) dan petani sebagai pengelola utamanya. Pengembangan sistem usaha tani konservasi terpadu pada sub DAS Prambanan hulu dengan tujuan mencari solusi pengembangan teknologi alternatif serta upaya mengendalikan erosi, ternyata telah mendapat respon positif baik oleh petani binaan maupun non-binaan. | Usahatani konservasi, Daerah Aliran Sungai | Sudaryono |